Hubungan MBR The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

Walaupun demikian, dari hasil penelitian ditempat lain dapat diketahui bahwa An. nigerrimus mencari tempat istirahat cenderung eksofilik, seperti yang ditemukan di Desa Pondok Meja, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi, dapat diketahui bahwa nyamuk ini cenderung bersifat eksofilik Maloha 2005. An. barbirostris dan An. indefinitus tidak diketahui perilaku istirahatnya karena dari penangkapan nyamuk istirahat tidak ditemukan selama empat bulan di dalam dan di luar rumah. Namun, dari hasil penelitian Rianti 2002 di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dapat diketahui bahwa perilaku An. barbirostris mencari tempat istirahat cenderung bersifat eksofilik. An. barbirostris , An. nigerrimus, dan An. indefinitus selama penangkapan nyamuk istirahat ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit, bahkan ada yang tidak ditemukan, maka untuk dapat menyimpulkan nyamuk di Desa Riau bersifat endofagik atau eksofagik, endofilik atau eksofilik perlu dilakukan penelitian yang lebih lama.

4.4 Hubungan MBR

Anopheles spp. Dengan Kasus Malaria Data angka kesakitan malaria dari Puskesmas Riau Silip, Kabupaten Bangka dari Bulan Februari sampai Mei 2011 di ambil berdasarkan MoMI monthly malaria incidence dan MoPI monthly parasite incidence. Pengertian MoMI adalah angka kesakitan malaria berdasarkan gejala klinis per 1000 penduduk dalam satu bulan dan di satu lokasi yang sama yang dinyatakan dalam ‰ permil. MoPI adalah berdasarkan angka yang diperoleh dari sediaan ulas darah yang positif mengandung Plasmodium dalam satu bulan di satu wilayah dibandingkan terhadap jumlah penduduk berisiko pada bulan yang sama, dan dinyatakan dalam ‰ permil Ditjen PPPL 2009. Kasus penyakit malaria di Desa Riau Kecamatan Riau Silip berdasarkan MoMI dari bulan Februari hingga April 2011 berturut-turut adalah 4,26‰, 6,17‰, 6,75‰, dan 6,05‰. Berdasarkan MoPI tidak ada kasus penyakit malaria yang ditemukan hingga bulan April, kemudian pada bulan Mei baru ditemukan dua kasus Tabel 4. 0-11 1-4 5-9 10-14 15 Tabel 4 Data kasus penyakit malaria di Desa Riau, Kecamatan Riau Silip, Februari-Mei 2011 Positif Bulan MK MoMI ‰ Jml bln thn Thn Thn Thn L P L P L P L P L P L P MoPI ‰ Februari 12 4,26 Maret 11 6,17 April 19 6,75 Mei 14 6,05 1 1 2 14,28 Keterangan: MK= Malaria klinis, MOMI =Data kasus malaria dengan gejala klinis perbulan ‰ MOPI =Data kasus malaria dengan pemeriksaan mikroskopis perbulan ‰. Angka kesakitan malaria klinis berdasarkan MoMI mengalami peningkatan dari bulan Februari 4,26‰ menjadi 6,17‰ kemudian meningkat 6,75‰ di bulan April, dan kembali turun pada Bulan Mei 6,05‰. Kasus penyakit positif malaria dengan pemeriksaan mikroskop MoPI ditemukan bulan Mei pada anak-anak usia 6,3 tahun dan remaja usia 14,7 tahun disaat kepadatan An. letifer menurun 0,05 nyamukorangmalam. Malaria terjadi sebagai interaksi antara penderita, parasit Plasmodium, lingkungan dan adanya vektor nyamuk Anopheles spp.. Hasil pemeriksaan mikroskopis selama tiga bulan penelitian Februari-Mei 2011 terhadap penderita demam tidak ditemukan Plasmodium positif. Penderita malaria dengan positif Plasmodium baru ditemukan dua orang pada bulan Mei, yaitu Plasmodium falcifarum dan Plasmodium tertiana. Jenis nyamuk yang diduga sebagai vektor malaria di Desa Riau adalah An. letifer bila dilihat dari kepadatannya yang diukur dengan angka MBR Tabel 5. Hubungan antara kasus malaria selama empat bulan MoPI dengan kepadatan MBR An. letifer selama empat bulan di sajikan pada Gambar 8. Hubungan kepadatan An. letifer dengan angka kesakitan malaria menunjukan grafik yang berbanding terbalik. Pada saat kepadatan An. letifer meningkat pada bulan Februari-April, maka kasus penyakit berdasarkan MoPI tidak ada yang ditemukan. Tetapi ketika kepadatan nyamuk menurun 0,02 nyamukorangjam pada bulan Mei, maka kasus penyakit malaria dengan pemeriksaan laboratorium baru ditemukan 14,28‰. K epada ta n n y am uk A n .l et ife r nyam u k oran g ma lam An gk aMo P I MBR 0,06 0,07 0,01 0,005 0,01 0,15 Tabel 5 Rataan kepadatan nyamuk Anopheles spp. mengisap darah orang per malam MBR di Desa Riau, Kecamatan Riau Silip, Februari-Mei 2011 An. nigerrimus An. indefinitus Rataan UOD UOL UOD UOL UOD UOL UOD UOL MBR Februari 0,02 0,01 0,03 0,02 0,02 Maret 0,09 0,06 0,02 0,01 0,05 April 0,11 0,16 0,07 Mei 0,02 0,03 0,01 Rataan Keterangan : UOD=Umpan Orang dalam, UOL=Umpan Orang Luar Rataan MBR orangmalam 0,12 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 16 14 12 10 8 6 4 2 Februari Maret April Mei An.letifer 0,02 0,09 0,11 0,02 MoPI 14,28 Gambar 8 Hubungan angka kesakitan malaria bulanan MoPI dengan kepadatan nyamuk An. letifer MBR di Desa Riau, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Februari-Mei 2011 Hasil perhitungan korelasi pearson antara kepadatan MBR An. letifer dengan kasus malaria berdasarkan MoPI pada bulan Februari-Mei 2011 diperoleh nilai r = -0,57, hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang tidak cukup erat antara kepadatan nyamuk An. letifer dengan kasus malaria. Oleh karenanya kasus malaria di Desa Riau belum tentu disebabkan oleh An. letifer walaupun telah dikonfirmasi sebagai vektor penularan malaria di Bangka Boesri 2007. Jarak antara kepadatan tertinggi An. letifer mengisap darah pada bulan April dengan munculnya kasus malaria pada bulan Mei menunjukkan masa inkubasi intrinsik dari penyakit malaria. Masa inkubasi intrinsik adalah mulai masuknya sporozoit kedalam tubuh manusia hingga timbul gejala demam, yaitu selama 8-37 hari Muklis 2011.

4.5 Hubungan MBR Nyamuk