K epadat
ann yam
u k
An oph
eles
n yamu
k orang
jam
nyamuk juga meningkat dan saat musim panen atau mengolah sawah, kepadatan nyamuk juga menurun Jastal 2005.
4.6 Aktivitas Mengisap Darah Pada Malam Hari
Nyamuk Anopheles mempunyai aktivitas mengisap darah pada malam hari nokturnal dan mempunyai fluktuasi aktivitas mengisap darah pada jam-jam
tertentu. Nyamuk Anopheles spp. yang berhasil ditangkap dengan umpan orang setiap jam selama 12 jam menunjukan fluktuasi aktivitas mengisap darah nyamuk
An. letifer dan An. barbirostris, karena kedua spesies nyamuk merupakan yang
paling sering ditemukan selama penangkapan mulai bulan Februari hingga Mei 2011 Gambar 10 dan 11.
Di dalam rumah, aktivitas mengisap darah An. letifer menunjukkan fluktuasi secara teratur, dan mengisap darah sepanjang malam, mulai mengisap
darah pukul 18.00 hingga 06.00 WIB. Puncak kepadatan mengisap darah An. letifer
terjadi pada pukul 19.00-20.00 WIB di saat orang berkumpul di ruang keluarga. Aktivitas mengisap darah di dalam rumah terjadi lagi pada waktu orang
sedang istirahat tidur 24.00-02.00 WIB.
0,18 0,16
0,14 0,12
0,1 0,08
0,06 0,04
0,02 18-
19 19-
20 20-
21 21-
22 22-
23 23-
24 24-
01 01-
02 02-
03 03-
04 04-
05 05-
06 An.letifer
0,02 0,06
0,17 0,06 0,06 0,02 0,04 0,06 0,02
An.barbirostris 0,02 0,02 0,04 0,02
An.indefinitus 0,02
Gambar 10 Rata-rata kepadatan nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap
dengan umpan orang dalam rumah per orang per jam di Desa Riau Kecamatan Riau Silip, Februari-Mei 2011.
Nyamuk An. barbirostris mulai aktif mengisap darah di dalam rumah mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB, dan puncak mengisap darah
terjadi lagi pada pukul 21.00-22.00 WIB, pada waktu penduduk sudah istirahat tidur. Selama penelitian nyamuk An. indefinitus hanya ditemukan satu kali pada
pukul 01.00-02.00 WIB, sedangkan nyamuk An. nigerrimus tidak ada yang ditemukan.
Aktivitas mengisap darah An. letifer di Desa Riau menunjukkan persamaan waktu mengisap darah pada beberapa tempat. Friaraiyatini et al. 2006
melaporkan bahwa A. letifer di Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, jawa Tengah, aktivitas mengisap darah mulai pukul 18.00 WIB, dan
puncaknya pada pukul 22.00WIB. Keadaan yang tidak jauh berbeda di Kampung Bongor, Grik yang terletak di bagian timur barat Hulu Perak, Malaysia, bahwa
aktivitas mengisap darah An. letifer sejam selepas senja dan meningkat setelah dua jam Yee 2008. An. letifer di Desa Alat Hantakan, Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan ditemukan di dalam rumah dengan aktivitas mengisap darah sepanjang malam dari pukul 18.00 hingga pukul 06.00 pagi Salam 2005.
Nyamuk Anopheles yang menunjukkan aktivitas mengisap darah di dalam rumah selain An. letifer adalah A. barbirostris, dan ditemukan mengisap darah
sepanjang malam. Hal ini tidak berbeda dengan aktivitas mengisap darah An. barbirostris
di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah, ditemukan sepanjang malam dari pukul 18.00-06.00 baik di dalam maupun di luar rumah,
dan puncak kepadatan mengisap darah di dalam rumah terjadi pada pukul 22.00- 24.00 Jastal 2005.
Nyamuk An. indefinitus tidak menampakan fluktuasi aktivitas mengisap darah karena nyamuk yang tertangkap hanya satu ekor di dalam rumah selama
empat bulan penangkapan Tabel 2. Hasil penelitian di tempat lain merupakan informasi yang dapat menjelaskan perilaku aktivitas mengisap darah nyamuk An.
nigerrimus. Jastal 2005 menyatakan bahwa aktivitas mengisap darah An.
nigerrimus berfluktuasi dari pukul 18.00-06.00, dan puncak mengisap darah di
dalam rumah pada pukul 22.00-24.00. Di Sulawesi Tengah nyamuk ini belum dikonfirmasi sebagai vektor penyakit malaria.
K epadat
ann yam
u k
A n
o p
h eles
n ya
m u
ko ra
n g
j am
0,09 0,08
0,07 0,06
0,05 0,04
0,03 0,02
0,01 18
‐ 19‐ 20‐ 21‐ 22‐ 23‐ 24‐ 01‐ 02‐ 03‐ 04‐ 05‐ 19
20 21 22 23 24 01 02 03 04
05 06
An.letifer 0,0
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 An.barbirostris
0,0 0,0 0 0,0 0 0,0 0
Gambar 11 Rata-rata kepadatan nyamuk Anopheles spp. yang tertangkap
dengan umpan orang luar rumah pada jam 18.00-06.00 WIB di Desa Riau, Kecamatan Riau Silip, Februari-Mei 2011
Di luar rumah, aktivitas mengisap darah nyamuk An. letifer di Desa Riau mulai menjelang senja 18.00-19.00 WIB, pada waktu orang berkumpul di teras
rumah. Kebiasaan masyarakat di desa Riau setelah sholat atau setelah makan malam duduk santai di teras rumah. Puncak mengisap darah di luar rumah pada
waktu menjelang malam 22.00-23.00 WIB, dan aktivitas mengisap darah mulai menurun menjelang pagi. Kemudian aktivitas mengisap darah An. barbirostris
mulai di luar rumah menjelang malam dan berakhir tengah malam, yaitu dari pukul 21.00 sampai 01.00 WIB, dan puncak mengisap darah pada pukul 23.00-
24.00 WIB Gambar 6. Aktivitas nyamuk Anopheles spp. mengisap darah menunjukkan waktu dan
puncak mengisap darah yang bervariasi pada beberapa tempat. Jastal 2005 melaporkan bahwa aktiviats mengisap darah An. barbirostris di Desa Tongoa,
Donggala, Sulawesi Tengah dari pukul 18.00-06.00 WITA dengan puncak kepadatan mengisap darah di luar rumah terjadi pada pukul 22.00-24.00 WITA.
Sementara di Desa Segara kembang, Kecamatan Lengkiti, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, ditemukan An. barbirostris mulai mengisap darah di luar rumah
mulai pukul 18.00-20.00 WIB, dan puncak mengisap darah terjadi pada pukul 24.00-02.00 WIB U’din 2005. Selanjutnya di Kecamatan Lengkong, Sukabumi
ditemukan An. Barbirostris mengisap darah sepanjang malam, dan terdapat dua kali puncak mengisap darah, yaitu pukul 19.00-20.00 dan pukul 02.00-03.00 WIB
Munif et al. 2007. Fluktuasi aktivitas mengisap darah nyamuk Anopheles di Desa Riau
menunjukan perbedaan puncak mengisap darah, hal ini dapat di pengaruhi iklim, seperti angin dan curah hujan. Dari beberapa kali penangkapan yang dilakukan
tidak ada terasa angin pada waktu menjelang malam, tetapi pada waktu menjelang tengah malam hingga menjelang fajar terasa angin semilir. Kemudian curah hujan
selama empat bulan termasuk tinggi karena hampir setiap hari hujan. Munif et al. 2007 menyatakan bahwa puncak aktivitas mengisap darah nyamuk Anopheles
pertama kali sebelum tengah malam dan menjelang pagi, keadaan ini dapat berubah karena adanya pengaruh suhu, kelembaban udara dan angin yang dapat
menyebabkan bertambah dan berkurangnya kehadiran nyamuk di suatu tempat.
4.7 Karakteristik Habitat Larva