Hubungan MBR Nyamuk The Behaviour and characteristics potential of habitat of mosquitoes Anopheles spp. in Riau Village Riau Silip Subdistrict Bangka District Bangka Belitung Province

Jarak antara kepadatan tertinggi An. letifer mengisap darah pada bulan April dengan munculnya kasus malaria pada bulan Mei menunjukkan masa inkubasi intrinsik dari penyakit malaria. Masa inkubasi intrinsik adalah mulai masuknya sporozoit kedalam tubuh manusia hingga timbul gejala demam, yaitu selama 8-37 hari Muklis 2011.

4.5 Hubungan MBR Nyamuk

Anopheles spp. Dengan ICH Curah hujan di Desa Riau Kecamatan Riau Silip bulan Februari-Mei berkisar antara 43,7-157,4 mmbulan, dan pada bulan April curah hujan tertinggi mencapai 157,4 mmbulan dan mengalami penurunan pada bulan Mei menjadi 154,2 mmbulan hingga 39,4 mmbulan. Jumlah hari hujan pada bulan Februari, Maret, April dan Mei masing-masing adalah 15 hari hujan, 23 hari hujan, 20 hari hujan dan 19 hari hujan. Jumlah indeks curah hujan dari bulan Februari-Mei 2011 mengalami fluktuasi, pada bulan Februari 166 mmbulan, kemudian naik 169,5 mmbulan selanjutnya naik lagi 249,3 mmbulan, dan pada bulan Mei turun 210,8 mmbulan BMKG Pangkalpinang, 2011. Selama penelitian berlangsung Februari-Mei 2011 keadaan indeks curah hujan dari awal sampai akhir penelitian sangat fluktuatif . Indeks curah hujan tertinggi terjadi pada minggu ke sepuluh penangkapan 112,43 mmbulan dan terendah pada minggu ke limabelas 16,89 mmbulan Lampiran 2. Indeks curah hujan sangat mempengaruhi keberadaan habitat perkembangbiakan larva nyamuk Anopheles. Indeks curah hujan mempengaruhi kepadatan nyamuk An. Letifer dan An. Barbirostris yang diduga dapat menularkan penyakit malaria di Desa Riau. Selama penelitian berlangsung Februari-Mei 2011 keadaan indeks curah hujan sangat fluktuatif, demikian juga kepadatan nyamuk Anopheles spp. Gambar 9. Indeks curah hujan pada bulan Februari menurun 166 mmbulan maka kepadatan nyamuk Anopheles spp. yang ditemukan mengisap darah orang juga menurun 0,02 nyamukorangjam. Demikian pula pada bulan Maret, indeks curah hujan 169,53 mmbulan tidak jauh berbeda dengan bulan Februari, maka kepadatan nyamuk Anopheles spp. ikut naik 0,05 nyamukorangjam. Indek cur a h h u ja n m m MBR o rang m al am 0,1 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 300 250 200 150 100 50 Februari Maret April Mei ICH 166,02 169,53 249,34 210,78 MBR 0,02 0,05 0,07 0,01 Gambar 9 Hubungan indeks curah hujan mmbulan dengan kepadatan nyamuk Anopheles spp. MBR di Desa Riau Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Februari-Mei 2011. Kepadatan nyamuk Anopheles spp. ditemukan paling tinggi pada bulan Maret dan April 0,05 dan 0,07 orangmalam, sedangkan pada bulan Mei indeks curah hujan menurun diiringi menurunnya kepadatan nyamuk Anopheles spp. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan hubungan yang tidak erat r = 0,47, dan didapatkan nilai koefisien determinasi R² = 0,22, artinya pengaruh indeks curah hujan terhadap kepadatan nyamuk Anopheles yang ada di Desa Riau hanya sebesar 22. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rahmawati 2010 di Desa Lifuleo, hubungan antara curah hujan dengan kepadatan Anopheles berbanding lurus, artinya curah hujan tinggi diikuti meningkatnya kepadatan nyamuk Anopheles spp. Sementara di Kabupaten Rajabasa dan Pesawaran Lampung Selatan dilaporkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara indeks curah hujan dengan jumlah An. sundaicus hinggap di badan per orang per malam Suwito 2010. Keadaan yang berbeda terjadi di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah, curah hujan kurang mempengaruhi angka kepadatan An. barbirostris dan An. nigerrimus,tetapi kepadatan nyamuk Anopheles dipengaruhi oleh pertumbuhan padi, dimana pada saat padi membutuhkan air, kepadatan K epadat ann yam u k An oph eles n yamu k orang jam nyamuk juga meningkat dan saat musim panen atau mengolah sawah, kepadatan nyamuk juga menurun Jastal 2005.

4.6 Aktivitas Mengisap Darah Pada Malam Hari