31
4. Hubungan Hukum dan Kebijakan Publik
Hukum dan Kebijakan public merupakan variabel yang memiliki keterkaitan sangat erat, sehingga telaah tentang Kebijakan Pemerintah
semakin dibutuhkan untuk dapat memahami peranan hukum saat ini. Kebutuhan tersebut semakin dirasakan seiring dengan semakin meluasnya
peranan pemerintah memasuki bidang kehidupan manusia, dan semakin kompleksnya persoalan-persoalan ekonomi, sosial, dan politik.
Hukum memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakatnya, karena hukum itu sendiri merupakan sarana pengatur masyarakat dan
bekerja dalam masyarakat. Itulah sebabnya hukum tidak terlepas dari gagasan maupun pendapat yang hidup dalam masyarakat. Struktur
masyarakat bisa menjadi penghambat sekaligus sebagai dapat memberikan sarana-sarana sosial, sehingga memungkinkan hukum dapat diterapkan
dengan sebaik-baiknya. Esmi Warassih, 2005 : 85. Disamping itu hukum yang berperan membantu pemerintah dalam
usaha menemukan alternatif kebijakan yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Hukum memberikan legitimasi bagi pelaksanaan kebijakan
public, dan sebagai peraturan perundangan ia telah menampilkan sosoknya sebagai salah satu alat untuk melaksanakan kebijakan. Dalam rangka
merealisasikan kebijakan, penggunaan peraturan perundang – undangan yang dibuat untuk mempengaruhi aktivitas pemegang peran, dalam hal ini
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
32 Nomor 98KepM. KUKMIX2004 tentang Notaris Sebagai Pembuat
Akta Koperasi yang perlu untuk diimplementasikan. Proses implementasi kebanyakan diserahkan kepada lembaga
pemerintah dalam berbagai jenjang tingkat, baik propinsi maupun tingkat kabupaten. Setiap jenjang pelaksanaannyapun masih membutuhkan
pembentukan kebijakan lebih lanjut dalam berbagai bentuk peraturan lain untuk menjabarkan lebih lanjut. Esmi Warassih, 2005 : 136.
Sedangkan hubungan hukum dan kebijakan publik dapat dilihat dari berbagai variabel, sebagaimana disebutkan oleh Friedman dalam
Setiono, 2004: 2 yaitu : a. Formulasi hukum.
Hubungan pembentukan hukum dan kebijakan publik saling memperkuat satu sama lain. Sebuah produk hukum tanpa ada proses
kebijakan public di dalamnya, produk hukum itu akan kehilangan makna substansinya, sebaliknya sebuah proses kebijakan publik tanpa
legitimasi hukum, maka akan lemah pada tatanan operasionalnya. b. Implementasi penerapan.
Yaitu berkaitan dengan penerapan hukum dan implementasi kebijakan publik dapat saling membantu memperlancar jalannya hasil-
hasil hukum dan kebijakan publik di lapangan. Pada dasarnya di dalam penerapan hukum tergantung pada 4 unsur :
1 Unsur hukum.
33 Yaitu produk atau kalimat, aturan-aturan hukum, kalimat
hukum harus ditata sedemikian rupa hingga maksud yang diinginkan oleh pembentuk hukum terealisasi di lapangan.
2 Unsur Struktural Yaitu yang berkaitan dengan lembaga-lembaga atau
organisasi yang diperlukan dalam penerapan hukum. 3 Unsur masyarakat
Yaitu yang berkaitan dengan kondisi sosial politik dan ekonomi masyarakat yang akan terkena dampak dari diterapkannya
aturan hukum.. 4 Unsur budaya.
Diharapkan produk hukum yang dibuat dapat sesuai dengan budaya yang ada dalam masyarakat, sebaiknya apbila produk
hukum yang tidak sesuai dengan bidang masyarakat tidak dapat diterima.
c. Evaluasi Kebijakan Adalah suatu evaluasi yang akan menilai apakah kebijakan public
sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum, dengan demikian akan menentukan gagal atau suksesnya suatu kebijakan
untuk mencapai tujuan. Evaluasi kebijakan dapat dibedakan dalam 3 macam :
1 Evaluasi administrative, yang dilakukan di dalam lingkup pemerintahan atau instansi
34 2 Evaluasi Yudicial, yang berkaitan dengan obyek hukum, apakah
ada pelanggaran atau tidak dari kebijakan yang dievaluasi tersebut 3 Evaluasi politik, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik ,
baik parlemen ataupun parpol.
5. Notaris