34 2 Evaluasi Yudicial, yang berkaitan dengan obyek hukum, apakah
ada pelanggaran atau tidak dari kebijakan yang dievaluasi tersebut 3 Evaluasi politik, yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik ,
baik parlemen ataupun parpol.
5. Notaris
Tentang notaris di Indonesia semula diatur oleh Reglement op het notariesamht in Nederlads Indie atau peraturan jabatan notaris di
Indonesia yang mulai berlaku sejak tahun 1860 Stb. 1860 No. 3 yang kemudian jabatan notaris diatur dalam :
a. Ordonantie tanggal 16 September 1931 tentang honorarium Notaris. b. Undang-Undang No 33 tahun 1954 tentang wakil Notaris dan wakil
notaris sementara. Dalam perkembangannnya banyak ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam peraturan jabatan notaris yang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia sehingga pada
tanggal 16 oktober 2004 diundangkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang jabatan notaris dalam lembaran negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 117 yang terdiri dari XIII bab dan 92 pasal. Undang-undang Nomor 30 tahun 2004 memberikan pengertian
notaris sebagai Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang.
35 Notaris diberi wewenang oleh undang-undang untuk menciptakan
alat pembuktian yang sempurna yaitu akta otentik. Akta notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut bentuk dan
tata cara yang ditetapkan dalam Undang-Undang, maksudnya adalah suatu akta yang isinya pada pokokonya dianggap benar, hal tersebut sangat
penting untuk mereka yang membutuhkan alat pembuktian untuk suatu keperluan, baik untuk pribadi maupun kepentingan suatu usaha.
Perlu ada dan terciptanya akta otentik jika dilihat dari asas manfaat adalah karena kebutuhan masyarakat akan pentingnya alat bukti tertulis
yang mempunyai kedudukan istimewa, khususnya dalam bidang hukum perdata. Hal ini erat kaitannya dengan kekuatan pembuktian khusus
dalam sengketa dan perkara menurut Hukum Acara Perdata. Notaris sebagai pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah
termasuk unsur penegak hukum yang memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat dan berstatus profesi swasta yang berwenang untuk
membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.
Notaris memiliki kewenangan antara lain membuat akta mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan, sepanjang pembuatan akta itu
oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. Dengan perkataan lain, wewenang notaris bersifat
umum regel sedang wewenang pejabat lain adalah pengecualian.
36 Hal ini yang menyebabkan apabila di dalam suatu perundang-
undangan untuk suatu perbuatan hukum diharuskan adanya akte otentik terkecuali oleh undang-undang tersebut dinyatakan secara tegas bahwa
selain dari notaris, pejabat umum lainnya juga turut berwenang untuk pembuatan suatu akta tertentu.
Kewenangan Notaris diatur oleh pasal 15 Undang-undang nomor 30 tahun 2004 sebagai berikut ;
a. Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan dan atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik itu. Menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta. Semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak
juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.
b. Notaris berwenang pula mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku
khusus. c. Membubuhkan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar di buku
khusus. d. Membuat copy dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan
yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan.
37 e. Melakukan pengesahan kecocokan foto copy dengan surat aslinya.
f. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta.
g. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan dan h. Membuat akta risalah lelang.
6. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM Ri Nomor : 98 Kep M.KUKM IX 2004 Tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta
Koperasi
Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi diatur dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor : 98KEPM.KUKMIX2004 tentang Notaris Sebagai Pembuat Akta Koperasi.
Pengertian Notaris Pembuat Akta Koperasi sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 4 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia nomor: 98KEPM.KUKMIX2004 adalah Pejabat Umum yang diangkat berdasarkan Peraturan Jabatan Notaris yang
diberi kewenangan antara lain untuk membuat akta pendirian., akta perubahan anggaran dasar dan akta-akta lainnya yang terkait dengan
kegiatan koperasi. Menurut Abul Wahab Wajo, SH dalam H. Budi Untung .2005 :
25 ada perbedaan pengertian antara “Notaris sebagai pembuat Akta Koperasi” dengan “Notaris Pembuat Akta Koperasi’, dimana “Notaris
sebagai Pembuat Akta Koperasi” berarti yang menjadi pejabat umum
38 adalah notaris. Sedangkan “Notaris Pembuat Akta Koperasi” adalah nama
jabatan itu sendiri. Notaris sebagai Pembuat Akta Koperasi bertugas membuat akta
otentik sebagai bukti dilakukannya suatu perbuatan hukum tertentu dalam proses pendirian. Perubahan anggaran dasar serta akta-akta lainnya yang
terkait dengan kegiatan koperasi untuk dimohonkan kepada pejabat yang berwenang Pasal 3 ayat 1 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah RI No: 98KEPM.KUKMIX2004. a. Syarat-syarat Notaris Pembuat Akta Koperasi
Untuk dapat ditetapkan sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi, menurut Pasal 4 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor
: 98KEPM.KUKMIX2004 harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut : 1 Notaris yang telah berwenang menjalankan jabatan sesuai
Peraturan jabatan Notaris; 2 Memiliki sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di
bidang perkoperasian yang ditanda tangani oleh Menteri. Notaris yang telah memenuhi syarat mengajukan permohonan
tertulis kepada menteri, melalui kepala Dinasinstansi yang membidangi koperasi tingkat kabupatenkota pada tempat kedudukan
notaris yang bersangkutan untuk ditetapkan sebagai notaris pembuat akta koperasi, dengan melampirkan :
39 1 Surat keputusan pengangkatan notaris.
2 Sertifikat tanda bukti telah mengikuti pembekalan di bidang perkoperasian.
3 Alamat kantor beserta contoh tanda tangan, paraf dan stempel notaris.
b. Jenis-jenis Akta yang dapat dibuat Notaris Pembuat Akta koperasi Menurut Pasal 3 ayat 2 SK Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah RI Nomor : 98KEPM.KUKMIX2004, Notaris sebagai pembuat akta koperasi mempunyai tugas membuat
akta otentik yang terkait dengan kegiatan koperasi meliputi : 1 Akta Pendirian Koperasi
Adalah akta perjanjian yang dibuat oleh para pendiri dalam rangka pembentukan koperasi dan memuat anggaran dasar
koperasi. Pasal 1 ayat 1 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No: 98KEPM.KUKMIX2004.
2 Akta Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Adalah akta perjanjian yang dibuat oleh anggota koperasi
dalam rangka perubahan anggaran dasar suatu Koperasi yang berisi pernyataan dari para anggota koperasi atau kuasanya yang ditunjuk
dan diberi kuasa dalam suatu rapat anggota perubahan anggaran dasar untuk menandatangani perubahan anggaran dasar. Pasal 1
ayat 2 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No : 98KEPM.KUKMIX2004.
40 3 Akta-akta lainnya yang terkait dengan kegiatan koperasi
c. Prosedur Pembuatan dan Pengesahan Akta Koperasi 1 Bentuk Akta Pendirian, Perubahan dan akta lain yang terkait
dengan kegiatan koperasi. Akta Pendirian, Perubahan dan akta lain yang terkait
dengan kegiatan koperasi dibuat dengan bentuk dan isi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 SK Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No: 98KEPM.KUKMIX2004.
2 Tata cara pembuatan akta koperasi oleh notaris diatur dalam Pasal 9 SK Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI
No: 98KEPM.KUKMIX2004 sebagai berikut : a Pembuatan akta pendirian perubahan anggaran dasar koperasi
untuk koperasi primer dan sekunder di tingkat Kabupaten Kota, Propinsi maupun Nasional, adalah kewenangan Notaris
sesuai dengan kedudukan kantor koperasi tersebut berada. b Khusus untuk koperasi yang berkedududkan di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta, Pembuatan akta pendirian dan perubahan anggaran
dasar koperasi
adalah kewenangan
yang berkedudukan di daerah Khusus Ibukota Jakarta.
41 3 Pengesahan
Menurut pasal 10 Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi