menarik, bahkan sangat membosankan dan fasilitas buku-buku teks karya sastra yang disediakan perpustakaan di sekolah masih sangat kurang.
3. Joanne Larson dan Maryrita Maier dalam penelitiannya yang berjudul “Co-
Authoring Classroom Texts; Shifting Participant Roles in Writing Activity”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa salah satu keberhasilan pembelajaran
menulis adalah dengan mengaktifkan peran guru dan siswa kelompok siswa dalam proses kegiatan menulis.
4. Keith Park dalam penelitiannya yang berjudul “Macbeth: a Poetry Workshop on
Stage at Shakespeare’s Globe Theatre”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat tiga prinsip yang mendasari siswa menjadi
pembelajar sastra yang aktif yaitu: a terlebih dahulu memahami karya sastra secara menyeluruh, b untuk menafsirkan sebuah karya sastra setidaknya harus
memiliki rasa senang dan minat yang terpusat, c pembacaan atau pertunjukkan yang baik terletak pada cerita yang sedang dipaparkan dalam drama atau puisi.
C. Kerangka Berpikir
Sejauh ini pembelajaran sastra telah dianaktirikan dari kesatuan mata pelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran sastra dianggap tidak memiliki manfaat
praktis dalam kehidupan nyata. Permasalahan tersebut yang kiranya membuat pendidik setengah hati dalam menyampaikan pembelajaran sastra. Terlebih dengan
melihat ciri kebahasaan sastra yang unik semakin membuat enggan untuk dipelajari. Tentu saja hal tersebut berdampak pada proses penerimaan materi siswa ikut
terganggu. Selain permasalahan klasik tersebut, proses pembelajaran sastra yang selama ini berlangsung termasuk pembelajaran sastra masih digunakan strategi
pembelajaran konvensional. Di sisi lain, guru terlanjur menikmati budaya mengajar yang berlangsung secara satu arah pembelajaran didominasi oleh aktivitas ceramah
guru. Guru dijadikan satu-satunya sumber belajar. Keadaan tersebut membuat para guru enggan melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam bidang pembelajaran.
Pada akhirnya, tidak ada usaha dari guru untuk mencoba mencari metode, pendekatan maupun media pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Pembelajaran menulis puisi yang merupakan bagian dari pembelajaran sastra tidak luput dari permasalahan di atas. Padahal, untuk mengajarkan keunikan
kekhasan bahasa puisi tidaklah mudah. Apalagi hingga dituntut untuk menghasilkan sebuah karya puisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti
berinisiatif mencari sebuah pembaharuan pembelajaran dengan memilih inovasi dalam bidang media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipilih tergolong pada
jenis media visual diam jenis piktorial gambar diam dalam bentuk kartu. Lebih tepatnya media tersebut berupa media “kartu kerja.” Media “kartu kerja” merupakan
seperangkat kartu yang telah dirancang untuk digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, media “kartu kerja” terdiri dari tiga tingkatan yang
utama yaitu tingkatan pertama, terdiri dari soal-soal yang bersifat pengembangan dari materi esensial kartu berwarna merah; tingkatan kedua, terdiri dari soal-soal latihan
yang bersifat pemantapan dan penerapan kartu berwarna kuning; tingkatan ketiga, terdiri dari soal-soal yang bersifat pengayaan kartu berwarna hijau. Sejalan dengan
konsep media tersebut, maka dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang menerapkan penggunaan media “kartu kerja” terlebih dulu merancang kartu kerja
yang sesuai dengan konsep media tersebut dan materi yang akan disampaikan. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media “kartu kerja”
menerapkan metode pembelajaran diskusi baik dengan pasangan maupun dengan kelompok kecil. Dengan demikian, siswa termotivasi untuk berusaha menyelesaikan
tugas-tugas yang terdapat di dalam setiap kartu kerja meskipun pada dasarnya siswa tidak dituntut untuk menyelesaikan semua kartu kerja.
Dengan penggunaan media “kartu kerja” dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti berasumsi bahwa penggunaan media “kartu kerja” lebih efektif
meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa dibanding pembelajaran menulis puisi secara konvensional. Adapun alur pemikiran dalam penelitian ini sebagai
berikut.
Gambar 1: Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian