formal. Pada tahap ini merupakan tahap awal adolesen, sebab anak sudah mampu berpikir abstrak.
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2005: 53 karakteristik penting dalam tahap awal adolesen antara lain adalah sebagai berikut.
a Anak sudah mampu berpikir “secara ilmiah”, berpikir teoritis, berargumentasi
dan menguji hipotesis yang mengutamakan kemampuan berpikir. Berbekal kemampuan berpikir tersebut diharapkan dapat diterapkan siswa dalam hal
mengkritisi kehidupan di sekitarnya. Hasil argumentasi siswa tersebut kemudian dapat dituangkan dalam wujud puisi.
b Anak sudah mampu menyelesaikan memecahkan masalah secara logis dengan
melibatkan berbagai masalah terkait. Di samping mampu memberikan argumentasi terhadap sesuatu hal, dalam tahap ini siswa juga dapat
menyelesaikan suatu masalah. Jadi, ketika siswa memproduksi sebuah puisi yang berupa bentuk argumentasi dirinya terhadap lingkungan di sekitar, siswa
diharapkan mampu memberikan solusi penyelesaiannya pula.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Faridha Nur Rahany, dkk. dalam penelitiannya pada tahun 2007 yang berjudul
“Efektivitas Kartu Kata dalam Pengajaran Menulis Bahasa Jerman melalui Puisi di Kelas XI SMA Negeri 2 Purworejo”. Dari hasil penelitian tersebut
disimpulkan bahwa penggunaan media kartu kata lebih efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis bahasa Jerman pada siswa kelas XI SMAN 2
Purworejo. Konsep kartu kata dalam penelitian tersebut adalah masing-masing kartu berisi sebuah kosakata bahasa Jerman. Tugas siswa hanya menyusun kartu-
kartu tersebut menjadi sebuah puisi secara tepat. 2.
Sunardi dalam penelitiannya pada tahun 2007 yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran VCD dan Minat Membaca Karya Sastra Terhadap Kemampuan
Apresiasi Puisi Siswa SMP Negeri 1 Sukoharjo” menyatakan bahwa minat baca masyarakat termasuk siswa sangat rendah, diyakini, sebagai salah satu penyebab
ketidakberhasilan pembelajatan sastra termasuk puisi di sekolah. Pembelajaran sastra di sekolah dirasakan belum memuaskan, sangat monoton dan tidak
menarik, bahkan sangat membosankan dan fasilitas buku-buku teks karya sastra yang disediakan perpustakaan di sekolah masih sangat kurang.
3. Joanne Larson dan Maryrita Maier dalam penelitiannya yang berjudul “Co-
Authoring Classroom Texts; Shifting Participant Roles in Writing Activity”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa salah satu keberhasilan pembelajaran
menulis adalah dengan mengaktifkan peran guru dan siswa kelompok siswa dalam proses kegiatan menulis.
4. Keith Park dalam penelitiannya yang berjudul “Macbeth: a Poetry Workshop on
Stage at Shakespeare’s Globe Theatre”. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat tiga prinsip yang mendasari siswa menjadi
pembelajar sastra yang aktif yaitu: a terlebih dahulu memahami karya sastra secara menyeluruh, b untuk menafsirkan sebuah karya sastra setidaknya harus
memiliki rasa senang dan minat yang terpusat, c pembacaan atau pertunjukkan yang baik terletak pada cerita yang sedang dipaparkan dalam drama atau puisi.
C. Kerangka Berpikir