Model Pembelajaran Menulis Puisi Menurut Schuman

Tahap penyajian berkaitan dengan teknik-teknik guru dalam menyampaikan materi sehingga dapat merangsang rasa keingintahuan siswa terhadap karya sastra. 5 Diskusi Kegiatan diskusi pada tahap ini dilakukan oleh siswa dalam rangka menangkap makna karya sastra, guru hanya sebagai fasilitator. Dari kegiatan diskusi ini nantinya, diharapkan siswa mampu menarik sebuah simpulan yang dirumuskan dari hasil diskusi tersebut. 6 Pengukuhan Kegiatan pada tahap ini bertujuan untuk mengukuhkan kembali apa yang telah didapat siswa dari tahap sebelumnya diskusi. Pengukuhan dapat dilakukan dengan pemberian tugas menulis puisi sehingga dari hasil tulisan siswa tersebut dapat diketahui sejauh mana kemampuan menulis puisi siswa.

c. Model Pembelajaran Menulis Puisi Menurut Schuman

Model pembelajaran sastra Schuman mengandung dua pendekatan yaitu pendekatan deduktif dan induktif. Sementara itu, menurut Schuman dalam Sri Hartomo 2004: 53 terdapat 5 tahap pelaksanaan dalam model pembelajaran menulis puisi menurut Schuman sebagai berikut: 1 identifikasi masalah, 2 hipotesis kemungkinan pemecahan masalah, 3 pengumpulan data untuk penguji hipotesis, 4 revisi hipotesis, 5 hipotesis semua data yang ditemukan. Namun, dalam pelaksanaanya kelima langkah tersebut diringkas menjadi 3 fase: 1 penyajian masalah, 2 penarikan hipotesis dan pengumpulan data, serta 3 pengakhiran. Tahap penyajian masalah, pada tahap ini guru memilih sebuah karya sastra yang nantinya akan disajikan sebagai bahan pembelajaran. Kemudian, tahap kedua berupa penarikan hipotesis dan pengumpulan data. Penarikan hipotesis dimulai dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru seputar kesan umum siswa dalam menanggapi sebuah karya sastra. Dari pertanyaan tersebut siswa, didorong untuk mengembangkannya menjadi sebuah hipotesis. Bertolak dari hipotesis yang telah ada siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan guna mendukung hipotesis yang telah dirumuskan. Guru berperan sebagai narasumber yang harus menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”. Jika tidak memungkinkan dijawab demikian, hendaknya siswa diminta kembali memformulasikan pertanyaan yang diajukan. Kegiatan diskusi tersebut merupakan proses pengumpulan data. Adapun guru hanya berperan sebagai informan dan penjawab pertanyaan sehingga diperlukan panduan dalam interaksi tersebut. Aturan inilah yang membentuk kegiatan inkuiri dan menempatkan tanggung jawab perumusan penjelasan dan pengumpulan data pada siswa. Proses berinteraksi dalam menghimpun data yang menunjang hipotesis merupakan inti kegiatan model Schuman. Siswa akhirnya dapat menjelaskan komponen dalam sebuah karya sastra yang dikaji dengan melacak informasi karya sastra tersebut sehingga menemukan jawabannya sendiri. Tahap ketiga yaitu pengakhiran yang dilakukan oleh guru bersama-sama dengan siswa. Kegiatan ini berlangsung ketika penjelasan secara lengkap telah mencukupi, menggabungkan data dengan hipotesis, menggabungkan hipotesis yang telah disepakati, dan menolak hipotesis yang telah disepakati. Umpan balik dari siswa dapat dilakukan dengan jalan memberikan tugas menulis puisi sehingga dari hasil tulisan siswa tersebut dapat diketahui sejauh mana kemampuan menulis puisi siswa. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi pada penelitian ini cenderung mendekati model pembelajaran Moody dengan 6 tahap pelaksanaan pembelajaran. Tahap pelacakan pendahuluan tercermin dalam aktivitas menganalisis puisi yang terdapat dalam kartu kerja. Tahap penentuan sikap praktis berupa penentuan strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Untuk kelas eksperimen, media pembelajaran yang digunakan adalah media “kartu kerja” yang dipadukan dengan metode diskusi kelompok kecil atau berpasangan sesuai insruksi yang terdapat di dalam “kartu kerja.” Tahap selanjutnya merupakan tahap pengantar berupa rancangan pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk menganalis aspek-aspek penciptaan puisi. Tahap penyajian, dalam pembelajaran menulis puisi ini, penyajian berupa penggunaan media “kartu kerja” dalam setiap pertemuaannya. Tahap diskusi, dilakukan siswa pada saat mengerjakan “kartu kerja” bersama dengan kelompoknya. Tahap terakhir, pengukuhan dalam pembelajaran ini dilakukan dengan pelaksanaan postes menulis puisi.

3. Hakikat Pembelajaran Menulis Puisi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 3 GEYER KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN ”SIMPAN PINJAM” PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 2 8

PENGGUNAAN MEDIA ANIME “KOTONOHA NO NIWA” DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pangandaran Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 23

KEEFEKTIFAN TEKNIK DELIVERY DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI : Penelitian Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 45

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PUISI : Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung.

0 0 43

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar seri siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Piyungan Bantul tahun ajaran 2011/2012.

0 1 172

KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IMOGIRI.

0 0 162

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA FILM DOKUMENTER PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 WANAREJA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PIYUNGAN BANTUL TAHUN AJARAN 20112012

0 1 170