sedangkan pertumbuhan luas areal negatif 0,48 persen per tahun. Selanjutnya, sejak tahun 1989, Indonesia mengalami surplus perdagangan atau net ekspor,
kecuali tahun 2003. Dengan demikian, kedepan produksi ubi kayu dalam negeri perlu terus dipacu agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor.
Sementara itu, Nkang dkk 2006 melakukan penelitian mengenai Staple Food Policy and Supply Response in Nigeria : A Case of Cassava. Penelitian ini
mengkaji respon penawaran dari petani ubi kayu di Nigeria, selama periode 1972 sampai 2002. Estimasi kuantitatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
perubahan dalam jangka pendek terhadap harga sendiri, harga komoditi substitusi yaitu padi, penggunaan modal dan lag luas area, secara signifikan menjelaskan
respon petani ubi kayu selama periode waktu penelitian. Secara spesifik, elastisitas harga ubi kayu menunjukkan bahwa luas area ubi kayu sangat sensitif
terhadap perubahan harga ubi kayu dalam jangka panjang. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa ubi kayu bersubtitusi dengan padi dalam hal produksi
dengan respon harga silang yang elastis, yang mengindikasikan terjadinya kompetisi dalam penggunaan lahan.
2.5 Kerangka Pemikiran Konseptual
2.5.1 Respon Penawaran
Dalam hipotesa ekonomi dijelaskan bahwa untuk kebanyakan komoditi, harga komoditi memiliki hubungan positif dengan jumlah komoditi yang
ditawarkan, apabila faktor lain konstan atau cateris paribus. Faktor lain tersebut adalah harga input yang digunakan, harga komoditi alternatif, teknologi, iklim,
gangguan hama serta faktor kelembagaan.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Secara umum yang dapat menyebabkan perubahan penawaran pergeseran kurva penawaran adalah perubahan harga input, perubahan harga komoditi
alternatifnya, perubahan teknologi yang berpengaruh pada biaya produksi atau efisiensinya, perubahan harga komoditi yang diproduksi bersamaan joint
products, serta kebijakan pemerintah Tomek dan Robinson, 1972. Pendugaan respon penawaran yang sederhana dapat didekati melalui konsep bahwa jumlah
produksi pertanian merupakan hasil perkalian antara luas areal tanam dan produktivitasnya Ghatak dan Ingersent, 1984. Secara matematis dapat dituliskan
sebagai berikut : Q = A.Y
2.1 dimana : Q = Jumlah Produksi,
A = Luas Areal, Y = Produktivitas.
Produk pertanian memiliki elastisitas penawaran yang cenderung inelastis karena pada saat permintaan turun, alokasi input seperti tanah, tenaga kerja dan
mesin yang ditujukan untuk pemakaian pertanian tidak ditransfer dengan cepat ke pemakaian bukan pertanian. Juga sebaliknya saat permintaan meningkat Lipsey
et all, 1995.
2.5.2 Respon Beda Kala dalam Komoditi Pertanian
Dalam sektor pertanian, proses produksi selalu membutuhkan waktu sehingga bila terjadi perubahan harga atau informasi lainnya seperti kebijakan
pemerintah berupa intensifikasi, kredit usahatani, dan sebagainya tidak dapat direspon dengan cepat sehingga dampaknya tidak terlihat dalam waktu singkat.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Pada dasarnya petani dapat merespon perubahan harga, tapi respon tersebut baru bisa direalisasikan pada waktu yang akan datang karena untuk
mengubah proses produksi diperlukan tenggang waktu. Keputusan produksi yang diambil pada waktu t yang didasarkan pada harga saat itu P
t
tidak akan terealisasi pada waktu t, melainkan pada waktu t+1. Oleh karena itu, fungsi
penawaran melibatkan peubah beda kala lagged variabel sebagai peubah penjelas explanatory variabel.
Ada beberapa alasan yang mendasari petani tidak merespon stimulus pasar dengan segera, yaitu : 1 alasan psikologis yang disebabkan karena kebiasaan
sehingga perlu adanya adaptasi bila terjadi perubahan baru, 2 alasan teknis yaitu adanya perbedaan waktu menanam dan memanen gestation period sehingga
penawaran komoditi pertanian sangat tergantung pada peubah-peubah beda kala, 3 alasan kelembagaan seperti penyesuaian kontrak serta aturan yang dipengaruhi
oleh waktu. Secara umum model fungsi respon penawaran hasil-hasil pertanian
dipengaruhi oleh tingkat penawaran periode sebelumnya, harga-harga input dan output periode sebelumnya serta faktor-faktor lain. Salah satu model yang cukup
terkenal dalam sektor pertanian adalah model penyesuaian parsial Nerlove, dimana respon produksi ditentukan oleh respon luas areal dan respon
produktivitas.
2.6 Hipotesis