Konsumsi Oksigen Sedimen Parameter Utama 1. Tekstur Tanah

Menurut Avnimelech 1995, selama pemeliharaan udang, nutrien dan residu bahan organik cenderung terakumulasi di dasar kolamtambak dan akumulasi yang berlebihan ini akan mengakibatkan pembusukan didalam tambak. Luas area yang tertutupi oleh lumpursedimen yang merupakan ciritipe dari tambak di Thailand mencapai hampir sekitar 50 dari luasan kolam yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan, aktivitas dan kesehatan udang. Dalam sistem budidaya Intensif, Delgado et al. 2001 melaporkan bahwa kelimpahan udang secara nyata menurun pada bagian tengah tambak yang banyak terakumulasi sedimen berpengaruh kurang baik terhadap petumbuhan dan kesehatan udang. Avnimelech dan Rivto 2003, melaporkan bahwa akumulasi sedimen di dalam tambak udang harus dikurangi karena dapat meningkatkan memperkaya kandungan bahan organik, nitrogen dan fosfor. Bahan-bahan tersebut merupakan awal produk anaerobik yang beracun yang diduga berasal dari sedimen yang dapat menyebabkan stress pada udang, mengurangi vitalitas, resistensi dan kepekaan terhadap penyakit, penurunan nafsu makan, pertumbuhan lambat dan rendahnya sintasan udang Lemonnier dan Brizard 2001.

4.2.6. Konsumsi Oksigen Sedimen

Kebutuhan oksigen terlarut merupakan faktor utama yang mempengaruhi proses dan kondisi di perbatasan antara air dan sedimen tambak. Kebutuhan oksigen pada sedimen merupakan indikator tingkat intensitas proses mineralisasi dan metabolisme komunitas bentik. Hasil pengukuran konsumsi oksigen sedimen selama penelitian berkisar antara 1,15-19,35 mg O 2 g B.Orgjam dengan rata-rata 7,17± 4,32 mg O 2 g B.Orgjam yang setara dengan 3,4–48 mg O 2 m 2 jam dengan rata-rata 23,5 ± 12,8 mg O 2 m 2 jam. Pengukuran konsumsi oksigen sedimen pada tambak tersebut terlihat kecenderungan mengalami peningkatan seiring dengan waktu pemeliharaan udang Gambar 9. Pada bulan pertama konsumsi oksigen sedimen rata-rata yang diperoleh sebesar 5,31 mg O 2 g B.Orgjam, kemudian pada bulan kedua pemeliharaan meningkat menjadi 5,69 mg O 2 m 2 jam, pada bulan ketiga pemeliharaan sebesar 5,96 mg O 2 g B.Orgjam dan memasuki bulan keempat atau periode akhir pemeliharaan mencapai 11,69 mg O 2 g B.Orgjam. 5 10 15 20 25 2 4 6 8 10 12 14 Lama Pemeliharaan Minggu ke- K o ns um s i O k s ig e n S e d im e n m g O 2 g B .O rg ja m Rerata Tambak A Tambak B Gambar 9. Konsumsi oksigen sedimen mg O 2 g B.Orgjam tambak udang vaname selama penelitian Menurut Madenjian 1990 bahwa penggunaan total oksigen dalam tambak udang windu didominasi oleh sedimen , air tambak dan udang masing- masing 51, 45 dan 4 . Lebih lanjut dikatakan bahwa kebutuhan oksigen sedimen tambak udang yang diperoleh sebesar 298 mg O 2 m -2. h -1 . Suplee dan Cotner 1996 mendapatkan bahwa peningkatan kebutuhan oksigen pada sedimen tambak cukup tinggi dari 0,06 g O 2 m 2 jam pada minggu ke tiga menjadi 0,24 g O 2 m 2 jam pada akhir pemeliharaan dengan kebutuhan oksigen maksimum 0,33 g O 2 m 2 jam. Bufford dan Longmore 2001 mendapatkan konsumsi oksigen sedimen di tambak udang berkisar antara 30 – 350 mg O 2 m -2. h -1 . Menurut Ellis 1992 bahwa kebanyakan data kebutuhan oksigen pada sedimen tambak yang telah dilaporkan berkisar antara 0,1 – 0,3 g O 2 m 2 jam atau 2,4 – 4,8 g O 2 m 2 hari, yakni dengan membandingan kandungan oksigen yang tersimpan dalam kolom air dengan kebutuhan oksigen oleh udang secara terus menerus. Kebutuhan oksigen sedimen terdiri atas lebih 50 dari total kebutuhan oksigen tambak udang sampai akhir masa pemeliharaan. Almadi 2006 memperoleh konsumsi oksigen tanah dasar tambak tradiosional berkisar antara 0,007 – 0,093 mg O 2 cm 2 jam pada bagian pelataran dan 0,003 – 0,115 mg O 2 cm 2 jam pada bagian caren. Adapun variabel yang mempengaruhi konsumsi oksigen sedimen tersebut yakni kandungan pirit, bahan organik, potensial redoks, umur tambak dan nilai pH tanah. Tingkat konsumsi oksigen sedimen tersebut merupakan petunjuk adanya kegiatan mikroorganisme di dalam substrat dan merupakan gambaran kebutuhan oksigen yang dapat diketahui melalui konsumsi atau proses menghabiskan oksigen terlarut didalam tambak atau badan air. Perbedaan konsumsi oksigen sedimen yang diperoleh dari beberapa penelitian diatas disebabkan karena perbedaan metode yang digunakan untuk pengkuran konsumsi oksigen sedimen dan kondisi lingkungan tempat pengukuran juga berbeda kandungan bahan organik. Menurut Meijer dan Avnimelech 1999 bahwa kebutuhan oksigen pada sedimen dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain pipa sedimen sediment cores, tabung-tabung insitu in situ tubes, jarbilik dasar benthic chamber, perhitungan anggaran dalam tambak secara utuh whole pond budget calculation dan perhitungan berdasarkan profil oksigen pada lapisan perbatasan antara air dan sedimen calculation based upon oxygen profile in the water sedimen interface. 4.3. Parameter Penunjang 4.3.1. Kualitas Air