III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Tambak Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, di Desa Punaga, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2008.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a Petak tambak sebanyak 2 petak yang berukuran ± 4000 m
2
b Benih dan pakan udang serta sarana produksi lainnya, serta c Alat pengambilan contoh dan pengumpul data Tabel 3.
Tabel 3. Alat pengambilan contoh dan pengumpulan data
Parameter Satuan AlatMetode Lokasi A. AIR
Suhu Kecerahan
Kedalaman Padatan tersuspensi total
Salinitas pH
Oksigen terlarut Bahan organik total
BOD
5
Amonia Nitrit
Nitrat B. SEDIMENTANAH
pH Potensial redoks
Bahan organik total Tekstur
Konsm. oksigen sedimen Laju sedimentasi
C. BIOTA Total Bakteri
Bobot Udang
C cm
cm mgL
ppt mgL
mgL mgL
mgL mgL
mgL
mV
mgO
2
m
2
j gm
2
hari
cfug g
Termometer Keping secchi
Tongkat pendugaberskala Penyaringan,gravimetrik
Refraktometer pH-meter
DO-meter Permanganat, titrimetrik
Inkubasi 20
C, titrimetrik Spektrofotometer,phenat
Spektrofotometer, sufanilik Spektrofotometer,brucin
Potensiometrik elektroda Redox probe Inode electro
Permanganat, titrimetrik Metodeboyoucus hydrometer
TPSTM WP-82 DO meters Sedimen trap
Media agar TSA Timbangan elektrik
Insitu Insitu
Insitu
Lab Insitu
Insitu Insitu
Lab Lab
Lab Lab
Lab
Insitu Insitu
Lab Lab
Insitu Insitu
Lab Insitu
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dasain kausal dengan metode deskriptif yang bersifat ex post-facto atau kajian fenomena alami yang mempelajari proses-proses
yang terjadi ditambak sesuai dengan kondisi yang ada dengan mengobservasi kegiatan budidaya udang vaname secara intensif pada 2 petak tambak yang
terkendali selama ± 100 hari. Kegiatan pengelolaan tambak dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku atau SOP standard operational procedure
dari BRPBAP-Maros. Kehomogenan antara satuan percobaan didekati dengan penyeragaman pengelolaan: preparasipersiapan tambak, pengelolaan benih udang
kesamaan asal benih,kriteria pemilihan benih, padat tebar, perlakuan dan cara tebar benih, pengelolaan pakan ukuran, jumlah, frekuensi dan cara pemberian
pakan selama pemeliharaan serta pengelolaan air pergantian air, aerasi ketinggian air dan perlakuan air.
3.3.1. Penentuan Titik Amatan Sampling
Sampel air dan sedimen diambil secara langsung di lokasi tambak udang. Sampel diambil sebanyak 3 titik pada masing-masing petak yakni pada bagian
dekat sudut tambak, bagian sisi tambak yang terdapat sirkulasi air aktif serta bagian tengah tambak Gambar 1. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 8
kali dengan interval waktu setiap 2 minggu sekali selama pemeliharaan udang vaname.
3.3.2. Pengambilan contoh air dan sedimen pada tambak udang
Sampel air diambil pada permukaan tambak dibagian yang sama dengan pengambilan sampel sedimen. Contoh air diambil dengan menggunakan botol
sampel steril volume 500 mL sampai penuh. Parameter fisika kimia air yang diamati meliputi suhu, kecerahan, kedalaman air, padatan tersuspensi total,
salinitas, pH, oksigen terlarut, amoniak, nitrit, nitrat, bahan organik total dan BOD
5
. Contoh sedimen diambil dengan menggunakan sedimen core diameter 8,5 cm, panjang 100 cm dan diberi tutup disalah satu sisi lubangnya dop agar
sedimen tidak keluar. Sedimen diambil dari bagian permukaan dasar sampai pada kedalaman 5 cm. Contoh sedimen tersebut dimasukkan dalam plastik klip.
Parameter kualitas sedimen yang diukur adalah pH, redoks potensial, bahan organik total dan tekstur sedimen. Contoh air dan sedimen lalu disimpan dalam
cool box yang telah diberi es sebelumnya. Sampel tersebut selanjutnya dianalisa
di Laboratorium Kualitas Air dan Tanah, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros, Sulawesi Selatan.
Kincir Inlet Titik sampling
Outlet
Gambar 1. Skema titik pengambilan contoh air dan sedimen
8,5 cm
5 cm 100 cm
Gambar 2. Alat pengambilan contoh sedimen Sediment core di tambak udang
3.3.3. Pengambilan contoh bakteri pada tambak udang
Pengambilan contoh bakteri pada air dan sedimen dilakukan sesuai tempat pengukuran konsumsi oksigen pada sedimen. Contoh bakteri di air diambil
dengan menggunakan botol sampel steril volume 50 mL dan diisi sampai penuh, sedangkan untuk contoh bakteri di sedimen diambil dengan menggunakan spatula
steril yang telah dibersihkan dengan kapas dan alkohol, lalu sampel sedimen diambil sekitar 3 – 5 gr lalu dimasukkan ke dalam botol steril. Contoh bakteri
dari air dan sedimen disimpan dalam cool box yang telah diberi es sebelumnya. Sampel tersebut selanjutnya dianalisa di Laboratorium Kesehatan Ikan dan
Lingkungan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Maros, Sulawesi Selatan. Sampel Air diencerkan secara seri sampai 10
-2
, sedangkan sampel sedimen diencerkan secara seri sampai 10
-4
, dari setiap pengenceran diambil 100 μL 1 ml dan disebar pada media Triptic Soy Agar TSA dalam cawan petri,
kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 24 – 48 jam. Koloni bakteri yang tumbuh selanjutnya dikarakterisasi secara morfologi berdasarkan bentuk, warna,
elevasi, dan ukuran koloni bakteri yang terbentuk serta dilakukan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan metode Total Plate Count TPC
Prescot et al. 2002, diacu dalam Muliani et al. 2006.
3.3.4. Konsumsi oksigen sedimen tambak
Pendugaan tingkat konsumsi oksigen sedimen tambak dilakukan berdasarkan metode Boyd 1995, Alongi et al. 2005 dan Almadi 2006 dengan
menggunakan 3 buah alat bantu chamber bentik jar yakni alat yang terbuat dari kaca volume 1 L. Sebanyak ± 200 gram sampel sedimen dasar tambak diambil
dan dimasukkan ke dalam jar tersebut, sedangkan chamber jar yang lain tanpa sedimen, kemudian keseluruhan chamber bentik jar diinkubasikan selama 1 jam
dalam wadah yang menggunakan air tambak. Oksigen terlarut diukur dengan alat pengukur O
2
TPS
TM
Model WP-82 DO meters. Data laju respirasi selama proses inkubasi diperoleh dari data loger yang merekam dinamika kandungan oksigen
terlarut diukur setiap lima menit. Pada prinsipnya pengukuran ini menggunakan media air untuk mengetahui oksigen yang dikonsumsidigunakan oleh sedimen
substrat dasar tambak dengan mengurangkan oksigen terlarut awal dan akhir
setelah diinkubasi selama 1 jam. Data tersebut menunjukkan total konsumsi oksigen dari sedimen. Tingkat konsumsi oksigen pada sedimen SOD diukur
menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Nolan dan Johnson 1979 dan Boyd 1995 yaitu :
SOD mg O
2
m
2
jam = DOI – DO
F SC
– DOi – DO
f CC
. V
SA t Keterangan :
DO
I
= Konsentrasi oksigen terlarut awal mgL jar bersedimen DO
F
= Konsentrasi oksigen terlarut akhir mgL jar bersedimen Doi = Konsentrasi oksigen terlarut awal mgL jar tanpa sedimen
Do
f
= Konsentrasi oksigen terlarut akhir mgL jar tanpa sedimen SC = Jarchamber yang bersedimen
CC = Jarchamber tanpa sedimen V = Volume air dalam tabungjar
SA = Luasan sedimen yang diukur t = Waktujam
3.3.5. Laju sedimentasi :
Pengukuran laju sedimentasi di dasar tambak dilakukan dengan memasang perangkap sedimen yang terbuat dari pipa paralon berukuran 3 inchi sepanjang 45
cm, dipasang sebanyak 5 titik untuk setiap petaknya. Koleksi sedimen dilakukan setiap bulan sekali. Sample sedimen dikeringkan, kemudian dianalisis kadar air
dan ditimbang bobotnya. Laju sedimentasi dihitung sesuai persamaan yang dikemukakan oleh Rachmansyah et al. 2004 sebagai berikut :
Laju sedimentasi g m
-2
hr
-1
= Wsd Ap t
Keterangan : Wsd
= bobot kering sedimen dalam g Ap
= luas penampang paralon m
2
t = periode koleksi sedimen dalam hari
3.3.6. Pertumbuhan Mutlak dan Laju Pertumbuhan Spesifik Harian
Pertumbuhan mutlak hewan uji dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie 1979 sebagai berikut :
G = W
t
- W
o
Keterangan : G
= Pertumbuhan mutlak uji g W
t
= Berat rata-rata pada akhir penelitian g W
o
= Berat rata-rata pada awal penelitian g
Laju pertumbuhan harian spesifik hewan uji dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie 1979 sebagai berikut :
Ln Wt – Ln Wo SGR =
x 100 t
Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan harian spesifik Wt
= Berat rata-rata pada waktu t g Wo
= Berat rata-rata awal penelitian g t
= Lama Penelitian hari
3.3.7 Tingkat Kelangsungan Hidup Sintasan
Tingkat kelangsungan hidup pada hewan uji dapat diketahui dengan menggunakan rumus Effendie 1979 sebagai berikut :
Nt SR = X 100
No
Keterangan : SR
= Tingkat Kelangsungan Hidup Nt
= Jumlah hewan uji pada akhir penelitian ekor No
= Jumlah hewan uji yang ditebar ekor
3.3.8 Produksi Bersih
Produksi bersih pada hewn uji dapat diketahui dengan menggunakan rumus Effendie 1979 sebagai berikut :
P = Wt . Nt - Wo . No
Keterangan : P = Produksi Bersih g
Wo = Berat awal rata-rata individu g Wt = Berat akhir rata-rata individu g
No = Jumlah Awal ekor Nt = Jumlah akhir ekor
3.3.9. Rasio Konversi Pakan Rasio konversi pakan FCR merupakan perbandingan antara jumlah pakan
yang diberikan terhadap pertambahan biomassa udang pada periode tertentu NRC
1977, diacu dalam Budiardi 2007 dengan rumus :
FCR = F ΔB
Keterangan : FCR = Rasio konversi pakan
F = Jumlah pakan yang diberikan selama waktu tertentu kg ΔB = Pertambahan biomassa udang kg
3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis deksriptif digunakan untuk menggambarkan menjelaskan kondisi fluktuasi kualitas air, populasi bakteri sedimen, laju sedimentasi dalam tambak,
pertumbuhan, sintasan, FCR serta produksi udang selama masa pemeliharaan udang vaname yang disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
3.4.2.Analisis regresi dan korelasi
Untuk mengetahui hubungan fungsional antar variabel dengan tingkat konsumsi oksigen sedimen, maka dilakukan analisis keeratan hubungan dalam
bentuk model regresi berganda.
Persamaan regresi adalah persamaan matematik yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah tak bebas dari nilai-nilai satu
atau lebih peubah bebas.
Regresi berganda adalah persamaan regresi dengan satu
peubah tak bebas Y dengan lebih dari satu peubah bebas X
1,
X
2
, ..., X
p
Mattjik dan Sumertajaya 2002; Iriawan dan Astuti 2006.
Regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pola hubungan antara konsumsi oksigen sedimen dengan varibel yang lain seperti
bahan organik total, total bakteri, redoks potensial dan pH tanah. Sedangkan korelasi yakni dengan melihat derajat ketergantungan dalam hubungan antar
variabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Analisis dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS dan MINITAB versi 14.0. Secara matematis,
model regresi berganda tersebut dapat disajikan sebagai berikut :
Yi = β
+ β
1
X
1i
+ β
2
X
2i
+ β
3
X
3i
+ β
4
X
4i
+ β
5
X
45
+ ε
i
Keterangan : Yi
= Kebutuhan konsumsi oksigen sedimen tambak Xi
= Variabel-variebel yang diambil yakni bahan organik total X
1
, total bakteri X
2
, redoks potensial X
3
, pH tanah X
4
, dan umur X
5
sebagai peubah bebas. β
= Intersep β
1 ...
n = Koefisien regresi untuk peubah bebas Xi yang diperoleh dari pengamatan satuan percobaan ke-i.
εi
=
Nilai kesalahan error
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan bagian dari unit Instalasi tambak Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau yang termasuk dalam wilayah Desa Punaga,
Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan pada posisi 05
.33
’
.11.1
’’
- 05 .33
’
.12.7
’’
Lintang Selatan dan 119 .25’.16.7’’
119 .25’.19.4’’ Bujur Timur. Lokasi tersebut berjarak ± 65 km kearah Selatan dari
kota Makassar yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama 1,5 jam perjalanan. Wilayah pertambakan ini memiliki luas lahan ± 11,68 ha dan sekitar 70 dari
lahan tersebut digunakan untuk petak-petak tambak sedangkan sisanya digunakan untuk fasilitas penunjang. Jumlah seluruh tambak sebanyak 16 petak dengan luas
berkisar 2.500 – 5.000 m
2
, yang sebagian besar berbentuk empat persegi panjang dan beberapa petak yang trapesium. Letak lokasi tambak penelitian berada
disekitar areal persawahan, pemukiman penduduk dan berbatasan langsung dengan tepi pantai. Topografi atau tinggi rendahnya lokasi tambak melandai
kearah laut sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi air terlaksana dengan baik dan lancar. Sumber air asin berasal dari Selat Makassar yang disedot
menggunakan pompa dan pipa berukuran 10 inchi sejauh ± 70 meter dan dialirkan ke petak-petak tambak melalui saluran air dengan pompanisasi
sedangkan sumber air tawar diperoleh hanya berasal dari air hujan saat pemeliharaan udang berlangsung. Sistem irigasi tambak pada lokasi penelitian
telah memenuhi persyaratan teknis karena dilengkapi dengan saluran pemasukan yang berada diatas pematang tambak dan saluran pembuangan sehingga
memudahkan di dalam pengelolaan air.
4.2. Parameter Utama 4.2.1. Tekstur Tanah
Tekstur adalah salah satu sifat fisik tanah yang memberikan gambaran tentang ukuran partikel penyusun tubuh tanah yang dominan yang dinyatakan
dalam perbandingan relatif antara proporsi ukuran dari fraksi atau partikel penyusun fase padat tanah dengan berat tanah yang dinyatakan dalam kelas
tekstur tanah Subroto 2003. Tekstur tanah sangat penting untuk diketahui