Potensial Redoks Parameter Utama 1. Tekstur Tanah

drainage , sistem tandon dan pengangkatan pengerukan lumpur bagian atas. Selain itu digunakan pula sistem biologi melalui pemanfaatan berbagai bakteri komersial pengurai bahan organik tanah dan perbaikan kimia melalui pengapuran Boyd 1992.

4.2.3. Potensial Redoks

Potensial redoks merupakan suatu besaran potensial listrik yang dapat menunjukkan proses dekomposisi bahan organik dalam sedimen berlangsung dalam keadaan reduksi atau oksidasi. Potensial redoks tanah selama penelitian berkisar antara -157 sampai +146 mV. Selama budidaya udang vannamei terjadi penurunan potensial redoks sejalan dengan lama waktu pemeliharaan Gambar 5. Makin lama umur pemeliharaan, potensial redoks juga semakin rendah. Penurunan potensial redoks ke arah negatif mulai terlihat pada bulan ketiga pemeliharaan atau sekitar hari ke 70 pemeliharaan udang. Hal yang sama diperoleh Budiardi 1998 dan Meagaung 2000, yakni potensial redoks tanah menurun mulai hari ke-40 dan ke-60 umur pemeliharaan udang. Hal ini disebabkan karena penguraian bahan organik setelah penggenangan memerlukan banyak oksigen. Penguraian bahan organik sampai batas tertentu yaitu pada saat pasokan oksigen lebih kecil dari pada yang diperlukan, akan menciptakan kondisi yang reduktif. -200 -150 -100 -50 50 100 150 200 2 4 6 8 10 12 14 Lama Pemeliharaaan Minggu ke- P o ten s ia l R e d o ks m V Tambak A Tambak B Gambar 5. Perubahan potensial redoks sedimen tambak mV selama penelitian Hasil pengukuran potensial redoks pada bulan pertama dan kedua pemeliharaan udang cenderung positif atau oksidasi. Keadaan oksidasi ini mencerminkan bahwa reaksi kimia yang terjadi pada tanah mengalami pengurangan elektron akibat penambahan oksigen atau proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dilakukan pada suasana aerob. Setelah memasuki bulan ketiga hingga akhir pemeliharaan udang potensial redoks tanah terlihat cenderung negatif atau kondisi reduktif. Keadaan reduksi ini mencerminkan bahwa reaksi kimia yang terjadi pada tanah mengalami penambahan elektron akibat pengurangan atau tanpa oksigen anaerob. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdunnur et al. 2004 bahwa proses dekomposisi bahan organik dapat terjadi baik dalam kondisi reduksi maupun oksidasi. Lebih lanjut Golterman 1990 mengemukakan bahwa salah satu metode untuk melihat proses dekomposisi bahan-bahan organik dalam sedimen adalah dengan melihat zona reduksi atau oksidasi. Oksidasi adalah proses kehilangan elektron dari suatu persenyawaan kimia, dari substansi atau dari atom dan radikalnya, sedangkan reduksi adalah penambahan elektron pada persenyawaan kimia. Pada perairan yang belum tercemar dan cukup bahan organik, zona oksidasi relatif lebih tebal. Sedangkan pada perairan yang kurang oksigen, zona oksidasi ini hanya beberapa sentimeter saja dari permukaan sedimen dan selanjutnya zona reduksi. Selama pemeliharaan udang bahan organik yang terakumulasi didasar tambak berupa sedimen akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur pemeliharaan. Peristiwa tersebut diikuti dengan penurunan potensial redoks tanah dan penurunan oksigen terlarut. Penurunan oksigen ini disebabkan karena oksigen banyak dipakai untuk respirasi udang yang terus meningkat biomassanya, penguraian bahan organik serta untuk mengoksidasi bahan-bahan yang lain. Kandungan oksigen dalam sedimen berpengaruh besar terhadap nilai redoks potensial dan pH sedimen selain itu dapat pula dijadikan sebagai kontrol reaksi kimia ion-ion antar air dan sedimen. Banyaknya bahan organik, jumlah bakteri yang hidup dalam substrat dan kurangnya sirkulasi air menyebabkan kadar oksigen dalam substrat menurun. Keadaan ini dapat mengubah kondisi substrat kedalam lingkungan reduksi Emiyarti 2004.

4.2.4. Nilai pH Tanah