18
bahan organik, nutrien, dan salinitas. Apabila nilai SIGNAL 2 masih tinggi menunjukkan bahwa kondisi tercemar sedang.
Kuadran 4 sebelah kiri bawah menunjukkan nilai SIGNAL 2 yang rendah dan juga jumlah famili makroinvertebrata yang rendah. Perairan yang berada pada
kuadran 4 diindikasikan telah tercemar berat, karena tingginya pengaruh aktifitas manusia.
d.
Indeks EPT Ephemeroptera, Plecoptera, Tricoptera
Indeks Ephemeroptera, Plecoptera, Tricoptera EPT menggambarkan kelimpahan taksa di dalam kelompok - kelompok serangga air yang sensitif terhadap
polusi atau pencemaran, oleh karena itu seharusnya kelimpahan taksa ini meningkat seiring dengan meningkatnya kualitas air. Indeks ini digunakan untuk
mengidentifikasi pada tingkatan taksa Plafkin et al. 1989 in DeWalt Webb 1998. Perhitungan indeks EPT yaitu dengan mengidentifikasi dan mengelompokkan
organisme pada tingkatan ordo, kemudian dihitung persentase jumlah individu ordo Ephemeroptera, Plecoptera, dan Tricoptera dari total seluruh jumlah individu
organisme yang ditemukan. Nilai indeks EPT yang diperoleh tersebut kemudian dicocokan dengan kriteria kualitas air pada Tabel 7.
Tabel 7. Ketentuan nilai indeks EPT dan kriteria kualitas air untuk sungai di gunung Modifikasi NCDEHNR 1997
Excellent Good
Good-fair Fair
Poor
EPT 35
28 - 35 19 - 27
11 – 18
0 -10
3.4.4. Indeks pencemaran dan indeks storet
Indeks Pencemaran Pollution Index merupakan nilai yang berkaitan dengan keberadaan senyawa pencemar pada seluruh bagian badan air atau sebagian dari
suatu sungai sesuai peruntukannya. Indeks ini digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air Nemerow 1974 in Kepmen LH
No. 115 tahun 2003. Langkah – langkah perhitungan indeks ini ialah sebagai
berikut :
19
1. Menentukan kalisifikasi kelas sungai berdasarkan peruntukannya, sesuai
dengan PP No.82 tahun 2001. Berdasarkan kelas tersebut didapat nilai baku mutu untuk tiap parameter kualitas air, diberi simbol Lij
2. Nilai – nilai parameter kualitas air hasil analisis air untuk setiap lokasi atau
stasiun pengambilan sampel yang diberi simbol Ci, dibagi dengan nilai baku mutu tiap parameter yang telah ditentukan pada langkah 1.
3. Hasil bagi tersebut CiLij, merupakan nilai pencemaran relatif yang
diakibatkan oleh parameter kualitas air. 4.
Ada ketentuan tertentu untuk beberapa parameter kualitas air, diantaranya : a.
Parameter DO Dissolved Oxygen, nilai baku mutu Lij merupakan angka batas minimum. Sehingga nilai CiLij dihitung dengan :
⁄ Ket : Cim = Nilai konsentrasi DO jenuh
b. Apabila nilai baku mutu Lij memiliki rentang, contohnya parameter
pH. Maka nilai CiLij dapat dihitung dengan : -
Untuk Ci ≤ Lij rata – rata ⁄
- Untuk Ci Lij rata – rata
⁄ 5.
Apabila nilai CiLij 1.0, maka nilai CiLij hasil pengukuran tetap digunakan. Namun apabila nilai CiLij 1.0, maka digunakan nilai CiLij
baru, yaitu: ⁄
⁄ Ket : P = Konstanta dan nilainya disesuaikan dengan hasil pengamatan
lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan, biasanya digunakan nilai 5.
6. Menentukan nilai CiLij rata – rata CiLij
R
dan nilai CiLij maksimum CiLij
M
dari seluruh CiLij parameter kualitas air 7.
Indeks pencemaran atau Pollution Index PI dapat dihitung dengan :
20
√ ⁄
⁄
8. Nilai indeks pencemaran yang diperoleh, di evaluasi terhadap kriteria
kualitas air berikut Kepmen LH No. 115 tahun 2003 : 0 ≤ PI ≤ 1,0
→ memenuhi kondisi baku mutu kondisi baik 1,0 PI ≤ 5,0
→ cemar ringan 5,0 PI ≤ 10
→ cemar sedang PI 10
→ cemar berat
Indeks storet merupakan suatu metode penentuan status mutu air, dengan membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan
dengan peruntukannya. Langkah penentuan status mutu air dengan indeks storet yaitu :
1. Data kualitas air hasil pengukuran tiap parameter dibandingkan dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air. 2.
Apabila nilai hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu nilai hasil pengukuran ≤ baku mutu, maka diberi skor nol 0
3. Apabila nilai hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu nilai hasil
pengukuran baku mutu, maka diberi skor berdasarkan Tabel 8.
Tabel 8. Penentuan skor untuk nilai parameter kualitas air yang melebihi baku mutu
Jumlah contoh
Nilai Parameter
Fisika Kimia
Biologi
10 Maksimum
-1 -2
-3 Minimum
-1 -2
-3 Rata
– rata -3
-6 -9
≥10 Maksimum
-2 -4
-6 Minimum
-2 -4
-6 Rata
– rata -6
-12 -18
Sumber : Canter 1977 in Kepmen LH No.115 tahun 2003.
4. Seluruh skor dijumlahkan, kemudian ditentukan status mutu airnya dengan
sistem nilai US-EPA Environmental Protection Agency yang
21
dicantumkan dalam Kepmen LH No.115 tahun 2003. Sistem nilai dan interpretasi status mutu air dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Sistem nilai dan interpretasi status mutu air
Total skor Kelas
Status mutu air Interpretasi
A Baik sekali
Memenuhi baku mutu -1 sd -10
B Baik
Cemar ringan -11 sd -30
C Sedang
Cemar sedang ≥ -31
D Buruk
Cemar berat
3.4.5. Indeks Bray-Curtis