13
5. Tipe substrat -
Visual In-situ
KIMIA 1. pH
- Kertas lakmus
In-situ 2. DO
mgl Titrasi metode winkler
In-situ 3. COD
mgl Titrimetrik modifikasi reflux
Ex-situ
3.3. Pengumpulan Data Kepadatan makrozoobenthos
Kepadatan makrozoobentos
didefinisikan sebagai
jumlah individu
makrozoobenthos per satuan luas m
2
Brower et al. 1990. Sampel makrozoobenthos yang telah diidentifikasi, dihitung kepadatannya dengan
menggunakan rumus :
Keterangan: K
i
= Kepadatan makrozoobenthos jenis ke-i Individum
2
a
i
= Jumlah individu makrozoobenthos jenis ke-i pada setiap bukaan surber
b = Luas bukaan surber 30 x 30 cm
2
10000 = Nilai konversi dari cm
2
ke m
2
3.4. Analisis Data 3.4.1. Indeks keanekaragaman H
’
Keanekaragaman jenis menunjukan jumlah jenis organisme yang terdapat dalam suatu area. Untuk mengetahui spesies yang ada dalam suatu komunitas
maupun tingkat keanekaragaman dapat diketahui dengan Indeks Shannon-Wiener Krebs 1989 yaitu :
∑
Keterangan : H
‟
= Indeks keanekaragaman pi = ni N
ni = Jumlah spesies jenis ke-i N = Jumlah total spesies
3.4.2. Indeks keseragaman
Keseragaman adalah komposisi individu tiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas Krebs 1989. Hal ini didapat dengan cara membandingkan Indeks
14
Keanekaragaman dengan nilai maksimumnya, sehingga didapat formulasi sebagai berikut :
Keterangan : E = Indeks Keseragaman
H
‟
= Indeks Keanekaragaman H
‟
maks = Nilai keragaman maksimum Log
2
S S
= Jumlah spesies Dengan kriteria : E ~ 0 = Terdapat dominansi spesies
E ~ 1 = Jumlah individu tiap spesies sama Dari perbandingan tersebut maka akan didapat suatu nilai yang besarnya
antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai E akan semakin kecil pula keseragaman populasi spesies. Semakin besar nilai E, menunjukkan keseragaman populasi yaitu bila
jumlah individu setiap spesies dapat dikatakan sama atau tidak jauh beda Krebs 1972.
3.4.3. Indeks biologi a. LQI
Lincoln Quality Index
Organisme yang telah ditemukan diidentifikasi sampai dengan famili. Setelah itu diberi skor berdasarkan tabel skor BMWP Biological Monitoring Working
Party Lampiran 4, kemudian skor itu dijumlahkan seluruhnya dan dari jumlah tersebut didapatkan nilai BMWP. Nilai BMWP dibagi dengan jumlah taksa untuk
mendapatkan nilai ASPT Average Score Per Taxon. Kalkulasi dari nilai BMWP dan ASPT diberikan penilaian bergantung pada tempat pengambilan sampel habitat
beriak dan masih bersih ataukah habitat beriak yang kotor dan kolam. Tabel rating X dan Y dapat dilihat pada Lampiran 5. Nilai X dan Y tersebut kemudian
dikalkulasikan untuk mengetahui nilai OQR Overall Quality Rating dengan formulasi sebagai berikut :
Nilai OQR digunakan untuk memberikan Indeks Kualitas Lincoln atau Lincoln Quality Indices LQIs yang terdapat pada Tabel 4.
15
Tabel 4. Niai OQR Overall Quality Rating indeks kualitas Lincoln dan interpretasinya Mason 1991
Nilai OQR Indeks
Interpretasi
6+ A++
Kualitas excellent 5.5
A+ Kualitas excellent
5 A
Kualitas excellent 4.5
B Kualitas baik
4 C
Kualitas baik 3.5
D Kualitas sedang
3 E
Kualitas sedang 2.5
F Kualitas rendah
2 G
Kualitas rendah 1.5
H Kualitas sangat rendah
1 I
Kualitas sangat rendah
b. FBI Family Biotic Index