Jamur Merang Fase Pertumbuhan dan Umur Panen Jamur Merang
5
Gambar 1 Fase perkembangan jamur merang, yaitu A fase kancing, B fase telur, C fase pemanjangan, dan D fase dewasa
Jamur merang sudah dapat dipanen setelah berumur 10-14 hari sejak tanam. Panen dilakukan setiap hari hingga tanaman berumur sebulan. Namun setelah
panen 4-5 kali, diistirahat selama 2-3 hari sebelum dipanen kembali Suharjo, 2007. Pemanenan jamur merang umumnya dilakukan sebelum fase
pemanjangan atau pada fase kancing Sinaga, 2000, namun pemanenan pada fase telur akan mendapatkan aroma paling baik dan paling tepat untuk pemasaran
Stamet, 1993. Jamur merang pada fase telur berukuran sebesar telur burung puyuh hingga sebesar telur ayam dengan berat per buah sekitar 10-150 gram.
Pemanenan jamur merang sangat mudah tetapi harus dilakukan secara hati-hati menggunakan tangan atau pisau tajam yang tidak berkarat setelah dicuci dengan
alkohol. Keberhasilan pemasaran sangat ditentukan oleh penanganan pascapanen
yang tepat, karena akan dapat mempertahankan karakteristik jamur merang supaya tetap segar hingga ke konsumen dan tahan lama. Saat yang paling tepat
untuk memanen jamur merang adalah pada fase kancing dan fase telur karena lebih disukai oleh konsumen. Kandungan gizi jamur merang dapat dilihat pada
Tabel 1.
6
Tabel 1 Hasil analisis nutrisi jamur merang di Laboratorium Food and Nutrition Research Institute Philipine
Kandungan gizi per 100 g jamur merang Kondisi segar
Dikeringkan pada 105
⁰C Air
87.7 14.9
Energi kal 39.0
274.0 Protein g
3.8 16.0
Lemak g 0.6
0.9 Total karbohidrat g
6.0 64.6
Serat g 1.2
4.0 Abu g
1.0 3.6
Kalsium g 3.0
51.0 Fosfor mg
94.0 223.0
Besi mg 1.7
6.7 Thiamin mg
0.11 0.09
Riboflavin mg 0.17
1.06 Niacin mg
8.3 19.7
Asam askorbat mg 8.0
-
Sumber : Julianti 1997
Standar mutu jamur yang sesuai dengan SNI 01-6945-2003, mencakup ciri khas jamur merang seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Ciri khas kultivar jamur merang segar Volvariella volvaceae No
Komponen Ciri Khas
1. Ukuran
Kecil sampai besar 2.
Bobot g 100
– 400 3.
Bentuk Bulat atau lonjong dan tidak bertangkai
4. Kulit
Halus, berbulu tipis 5.
Warna Putih bersih
6. Daging
Tebal 7.
Aroma Tidak bau
Sumber : SNI 01-6945-2003