Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jamur Merang

Jamur merang Volvariella volvaceae termasuk dalam kingdom Mycetae, Divisi Amastigomycota dan sub divisi Basidiomycotina, kelas Basidiomycetes, subkelas Holobasidiomycetes, ordo Agaricales, famili Plutaceae, genus Volvariella dan species Volvariella volvaceae Sinaga, 2000. Warna tudung jamur merang bermacam-macam yaitu putih bersih, abu-abu dan hitam. Perbedaan warna ini disebabkan oleh bibit yang berbeda, pengaruh penyinaran dan sirkulasi udara. Jamur dengan warna tudung hitam lebih banyak diminati pasar ekspor. Jamur merang merupakan salah satu jamur yang dapat tumbuh pada temperatur yang cukup tinggi. Pertumbuhan vegetatif pada suhu 32-34 C, dimana jamur ini tumbuh dengan cepat dalam waktu sekitar 8-10 hari mulai dari pembenihan hingga panen Chang et al., 2004. Berbagai macam sumber selulosa dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur merang, namun Volvariella volvaceae tetap dikenal dengan nama jamur merang. Media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur merang adalah tumpukan merang, limbah kapas, sorgum, gandum, jagung, tembakau, limbah sayuran, ampas tebu, sabut kelapa, daun pisang, eceng gondok, ampas sagu, atau serbuk gergaji Sinaga, 2000. Selain itu menurut Widiyastuti 2007 juga bisa menggunakan ampas aren atau kardus bekas.

2.2. Fase Pertumbuhan dan Umur Panen Jamur Merang

Pertumbuhan basidiokarp jamur merang secara kasar dibagi menjadi 6 tahap yaitu jarum pentul pinhead yang merupakan tahap awal pertumbuhan jamur, kancing kecil tiny button, kancing button yang masih berbentuk bulat kecil. Kemudian dilanjutkan dengan fase telur egg, yang mulai berbentuk oval, dilanjutkan dengan pemanjangan elongation, dan dewasa mature. Pada fase dewasa, jamur sudah berupa volva, stripe, dan pileus Sinaga, 2000. Bentuk- bentuk fase pertumbuhan jamur merang dapat dilihat pada Gambar 1. 5 Gambar 1 Fase perkembangan jamur merang, yaitu A fase kancing, B fase telur, C fase pemanjangan, dan D fase dewasa Jamur merang sudah dapat dipanen setelah berumur 10-14 hari sejak tanam. Panen dilakukan setiap hari hingga tanaman berumur sebulan. Namun setelah panen 4-5 kali, diistirahat selama 2-3 hari sebelum dipanen kembali Suharjo, 2007. Pemanenan jamur merang umumnya dilakukan sebelum fase pemanjangan atau pada fase kancing Sinaga, 2000, namun pemanenan pada fase telur akan mendapatkan aroma paling baik dan paling tepat untuk pemasaran Stamet, 1993. Jamur merang pada fase telur berukuran sebesar telur burung puyuh hingga sebesar telur ayam dengan berat per buah sekitar 10-150 gram. Pemanenan jamur merang sangat mudah tetapi harus dilakukan secara hati-hati menggunakan tangan atau pisau tajam yang tidak berkarat setelah dicuci dengan alkohol. Keberhasilan pemasaran sangat ditentukan oleh penanganan pascapanen yang tepat, karena akan dapat mempertahankan karakteristik jamur merang supaya tetap segar hingga ke konsumen dan tahan lama. Saat yang paling tepat untuk memanen jamur merang adalah pada fase kancing dan fase telur karena lebih disukai oleh konsumen. Kandungan gizi jamur merang dapat dilihat pada Tabel 1.