Penentuan perbandingan berat jamur merang dengan dry ice dan
21
Gambar 6 Posisi dry ice dan kemasan jamur merang dalam kotak styrofoam Parameter yang diamati adalah suhu jamur merang dan waktu pembekuan,
hingga pusat jamur merang mencapai suhu - 18˚C. Pengamatan suhu dilakukan
menggunakan thermohybrid yang memiliki 20 buah termokopel. Untuk tiap unit perlakuan, dipasang 3 buah termokopel yang ditusukkan pada jamur merang,
hingga dapat mengukur suhu pusatnya, seperti dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 A Penempatan termokopel 1, 2, dan 3, dan B posisi jamur merang dan dry ice dalam kotak Styrofoam
Thermohybrid di atur untuk mencatat data suhu setiap 5 menit, mulai dari jamur merang dimasukkan ke dalam kotak styrofoam beserta dry ice yang sudah
ditimbang. Penimbangan dan pengemasan dry ice harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalkan terjadinya sublimasi. Pada proses pembekuan, kotak
styrofoam tidak ditutup rapat, supaya gas karbondioksida hasil sublimasi dari dry
ice dapat keluar. Setelah suhu pusat jamur merang mencapai suhu -
18˚C, kemudian dilakukan penimbangan pada bobot jamur merang beku dan bobot dry
ice yang masih tersisa.
1 2
3
A B
= kotak Styrofoam = dry ice dibungkus Koran
= jamur merang dikemas PE
22
Dari percobaan pertama ini didapatkan data penurunan suhu jamur merang dan waktu pembekuan hingga mencapai suhu -
18˚C, yang digunakan untuk menghitung laju pembekuan dari masing-masing perlakuan sesuai rumus dari The
International Institute of Refrigeration dalam Olivera, et al 2009. Selain itu
juga dapat diketahui kebutuhan konsumsi dry ice-nya, dengan mengurangi bobot awal dan bobot akhir dry ice. Dari data yang diperoleh, dapat ditentukan
perlakuan yang paling efektif dengan menentukan perlakuan yang memiliki laju pembekuan paling cepat ˚Cmenit dengan jumlah konsumsi dry ice yang paling
sedikit. Prosedur penelitian tahap 1 secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Diagram alir penentuan perbandingan berat jamur merang dengan dry ice
dan lama pembekuan