Gejala Overfishing Dalam Model Bio-economic Gordon - Schaefer Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan MSY

39 Gambar 13. Langkah-Langkah Pemodelan Bio-economic Gordon-Schaefer Fauzi A 2005.

2.2.4. Gejala Overfishing Dalam Model Bio-economic Gordon - Schaefer

Secara umum overfishing diartikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan stok ikan dalam daerah tertentu. Pada dasarnya gejala overfishing dapat terjadi secara biologi dan ekonomi. Secara biologi terjadi dalam dua bentuk yaitu recruitment overfishing dan growth overfishing. Lebih spesifik, gejala overfishing dapat diklasifikasikan menjadi diacu dari Fauzi A 2005: 40 1. Recruitment overfishing, adalah situasi dimana populasi ikan dewasa ditangkap sedemikian rupa sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan reproduksi dalam rangka memperbaharui spesiesnya; 2. Growth overfishing, adalah situasi dimana populasi ikan yang ditangkap rata- rata ukurannya lebih kecil daripada rata-rata ukuran yang sebenarnya pada tingkat yield per recruit yang maksimum; 3. Economic overfishing. Adalah situasi dimana rasio biayaharga terlalu besar atau jumlah input yang dibutuhkan lebih besar daripada jumlah input yang dibutuhkan untuk berproduksi pada tingkat rente ekonomi yang maksimum maximized economic rent ADB 2004 diacu dalam Fauzi A 2005 menambahkan dengan karakteristik Malthusian overfishing yaitu suatu kondisi dimana nelayan skala kecil yang biasanya miskin dan tidak memiliki alternatif pekerjaan memasuki industri perikanan namun menghadapi hasil tangkap yang menurun. Secara visuil klasifikasi overfishing ditunjukkan pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Tipologi Overfishing Berdasarkan Fishery Bio-economics Gordon – Schaefer lobsterconservation.com 41 Berdasarkan pendekatan Model Statik Bio-economic Gordon – Schaefer melalui estimasi nilai parameter biologi : r, q, K dan parameter ekonomi : p dan c maka dapat diketahui gejala hasil tangkap lebih pada overfishing suatu situs perikanan.

2.2.5. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan MSY

Schaefer pada tahun 1954 pertama kali mengemukakan konsep MSY, konsep ini menjadi opsi pengelolaan sumberdaya perikanan yang populer. Sehingga konsep ini mulai dikembangkan pada tahun 1954 sampai saat ini. Pada awalnya, konsep MSY didasarkan pada aspek biologi semata. Inti pendekatan ini adalah bahwa setiap species ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi surplus, sehingga apabila surplus ini di panen tidak lebih dan tidak kurang, maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan sustainable. Pendekatan ini banyak di kritik oleh berbagai pihak karena sangat sederhana dan tidak mencukupi. Kritik yang paling mendasar diantaranya adalah karena pendekatan MSY tidak mempertimbangkan sama sekali aspek sosial ekonomi. Conrad dan Clark 1987 diacu dalam Fauzi A 2000 menyatakan bahwa pendekatan MSY tidak bersifat stabil, karena perkiraan stok yang meleset sedikit saja bisa mengarah ke pengrusakan stock depletion, selain itu pendekatan MSY tidak memperhitungkan nilai ekonomis apabila ikan tidak di panen imputed value. Fauzi A 2005 mengemukakan bahwa dalam pendekatan MSY, pertanyaan – pertanyaan tersebut sengaja diabaikan karena tujuan pendekatan biologi adalah memperoleh produksi yang setinggi – tingginya. Kekurangan-kekurangan pendekatan biologi inilah yang kemudian dikembangkan oleh Scott Gordon pada tahun yang sama dengan memasukkan aspek ekonomi ke dalam pendekatan MSY yang dikenal dengan istilah Model Bio- economic Gordon - Schaefer. Lebih jauh Fauzi A 2004 mengemukakan bahwa dalam pendekatan biologi tujuan pengelolaan adalah pertumbuhan biologi sedangkan dari pendekatan Bio-economic tujuan utama adalah aspek ekonomi MESY dengan kendala faktor pertumbuhan biologi. 42 Dengan demikian pendekatan MSY memberikan dasar bagi pemodelan Bio-economic Gordon – Schaefer untuk menjawab pertanyaan yang mendasar dalam pengelolaan sumberdaya ikan, yaitu bagaimana memanfaatkan sumberdaya ikan, sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga. 2.3. Kapasitas Perikanan Tangkap

2.3.1. Konsep Kapasitas Perikanan