Human Sub System Fishery System Model Charles Sebuah Opsi Pembangunan

23 Dari ketiga komponen tersebut issue yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan berbasis natural system adalah keberlanjutan dari segi ekologi baik yang berkaitan dengan motif ekonomi berdasarkan rejim pengelolaan open access dan common property ditunjukkan melalui terjadinya gejala overfishing ekonomi dan biologi dan overcapacity maupun melalui perilaku ketidakseimbangan ekosistem melalui degradasi lingkungan pesisir akibat kegiatan pembangunan dan pemukiman serta limbah yang dibuang ke lingkungan dengan tingkat yang mengancam kapasitas asimilatif biota perairan. Hal ini tentu mempunyai efek berantai terhadap keberlanjutan dari sisi sosialekonomi dimana ikan yang akan ditangkap menurun sehingga pendapatan menurun yang pada akhirnya menciptakan gangguan sosial dalam bentuk chaos yang berdimensi community. Rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan Model Charles didesign secara holistik, integral dan melembaga melalui modus penjatahan, pengaturan dan pelembagaan.

2.1.2. Human Sub System

Charles A 2001 membagi subsistim ini ke dalam tiga komponen utama yaitu nelayan harvesters yang dibagi lagi ke dalam sub komponen tipologi nelayan, armada penangkapan dan alat tangkap, teknologi penangkapan fishing methods dan pasca penangkapan post harvest yang meliputi prosesing dan pemasaran. Komponen nelayan dalam sistim perikanan merupakan jantung dari sistim perikanan itu sendiri. Nelayan diartikan sebagai pelaku utama dalam perikanan, mulai dari tahap penangkapan sampai kepada pemasaran. Nelayan ditinjau dari konteks aktifitasnya dalam melakukan penangkapan dengan menggunakan metode penangkapan tertentu serta ditinjau dari konteks sosial ekonomi, dimana nelayan cenderung membentuk satu kelompok yang memiliki karakteristik sosial ekonomi tertentu. Pada komponen ini Model Charles memberi perhatian utama pada tipologi nelayan dan alat tangkap yang digunakan. Tipologi nelayan dibagi ke dalam nelayan subsisten, nelayan indigenuous, nelayan komersil dan nelayan 24 rekreasional. Nelayan subsisten adalah nelayan pada umumnya terdapat di negara- negara berkembang. Karakteristik ini dikenal dengan sebutan artisanal fisheries dimana kegiatan penangkapan berada pada daerah sekitar perairan dan orientasi ekonominya terbatas pada pemenuhan kebutuhan sendiri. Kalaupun untuk tujuan komersil, orientasi pasar artisanal fisheries adalah pasar lokal. Nelayan rekreasional adalah sebaliknya, dimana karakteristik nelayan seperti ini terdapat pada negara-negara maju yang melakukan kegiatan penangkapan ikan hanya untuk menyalurkan hobi mereka. Akan halnya dengan nelayan komersil, mereka terdiri dari nelayan yang memiliki motif ekonomi yaitu memperoleh keuntungan. Berkaitan dengan itu, Panayatou 1997 diacu dalam Charles A 2001 mengemukakan bahwa nelayan komersil dibagi ke dalam dua kelompok utama berdasarkan skala ekonomi yaitu small scale fishers dan large scale fishers. Small scale fishers adalah nelayan komersial yang melakukan aktifitas penangkapan menggunakan teknologi sederhana dan modal kerja yang minim pada daerah penengkapan disekitar on shore dengan target species non migratory species, sedangkan large scale fishers adalah sebaliknya. Adapun nelayan indigenuous adalah nelayan yang melakukan aktifitas penangkapan sebagai bagian dari tradisi peradaban suatu komunitas. Suku Maori di Selandia Baru dan Aborigin di benua Australia misalnya. Sub komponen alat tangkap menunjukkan kemampuan teknologi yang digunakan dalam melakukan penangkapan berupa armada dan alat tangkap. Tipologi alat tangkap dalam Model Charles adalah selective methods seperti seines. trawls, gill nets, traps, lines serta metode lain seperti harpoons serta destructive methods seperti poissons, dynamite dan small mesh nets. Pada komponen ini Model Charles mengemukakan bahwa kebiasaan nelayan dengan menggunakan alat tangkap tertentu dipengaruhi oleh kondisi perairan dan kondisi sosial ekonomi. Model ini mengemukakan bahwa pemilihan alat tangkap yang sesuai dengan target species dan ukuran biologisnya merupakan konsepsi dasar pendekatan teknologi penangkapan. Komponen berikutnya adalah kegiatan pemasaran. Komponen pemasaran pada Model Charles diarahkan pada processing sehingga nilai tambah ekonomi 25 meningkat. Sedangkan komponen terakhir berkaitan dengan komunitas sosial. Pada komponen ini Model Charles masih melihat situasi dimana berlangsung kegiatan perikanan yang dilakukan oleh rumah tangga nelayan yaitu bapak, ibu, anak serta keluarga lainnya. Hal ini memberikan karakteristik sendiri pada kegiatan nelayan dalam human subsystem, dimana aktifitas penangkapan hanya merupakan sebagian dari kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan. Secara grafis human subsystem dalam fisheries system disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Struktur dari Human Subsystem Model Charles Charles A 2001 Dari ketiga komponen tersebut issue yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya perikanan berkelanjutan berbasis human system adalah keberlanjutan dari segi socioeconomic utamanya yang berkaitan dengan konflik nelayan artisanal dan komersil berdasarkan rejim pengelolaan open access dan common property ditunjukkan melalui terjadinya gejala overfishing utamanya secara ekonomi. Hal ini tentu mempunyai efek berantai terhadap keberlanjutan dari sisi ekologi dimana terjadi space interception externality antar nelayan yang akan menimbulkan terjadinya overfishing secara biologi yang pada tingkatan tertentu 26 menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan di bidang sosioeconomic dan community. Rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan Model Charles didesign secara holistik, integral dan melembaga melalui modus community based.

2.1.3. Management Subsystem