46
dikatakan lebih efisien, relatif terhadap unit m, meskipun pembobotan dipilih untuk memaksimisasi unit m.
2.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Model DEA
Odek 2000 mengemukakan bahwa : Kelebihan dari teknik DEA adalah kemampuannya untuk memberikan best performance secara relatif dari unit – unit
pengambil keputusan dengan menggunakan data yang sangat sederhana. Beberapa kekuatan dari teknik ini adalah :
a. Teknik DEA dapat mengadopsi multiple input dan multiple output b. Teknik ini tidak membutuhkan asumsi dari bentuk fungsional antara input dan
output c. Para unit-unit pengambil keputusan DMUn secara langsung dibandingkan
antara satu unit dengan unit lainnya d. Sejumlah input atau sejumlah output boleh memiliki satuan yang berbeda.
Adapun kelemahan dari teknik ini adalah : a. Jika ditemukan nilai ekstrim seperti tingkat pengukuran yang salah
measurement errors dapat menyebabkan permasalahan yang signifikan b. Teknik DEA merupakan estimator yang baik untuk nilai-nilai relatif dari
efisiensi dan kurang baik untuk nilai-nilai yang absolut dari efisiensi c. Teknik DEA adalah teknik non parametrik sehingga susah untuk uji hipotesis
secara statistik statistical hypothesis test. Berangkat dari kelebihan dan kelemahan tersebut, teknik ini telah digunakan
secara luas mengingat teknik ini dapat dilakukan dengan keterbatasan data. Dalam perkembangannya, teknik ini dikembangkan lebih lanjut oleh
Charnes, Cooper dan Rhodes 1978 atau dikenal dengan Model CCR – DEA Teknik ini menghitung nilai relatif efisiensi dengan asumsi constant return to
scale CRS. Artinya jika input dinaikkan dua kali lipat maka output juga akan bertambah dua kali, sehingga model ini sangat linier. Model yang sangat linier ini
tidak selalu tepat bila diaplikasikan pada aktifitas produksi yang mengalami non-
47
constant return to scale. Beberapa fungsi produksi seperti produksi perikanan bersifat decreasing return to scale. Fauzi A 2005 mengemukakan bahwa untuk
mengatasi masalah tersebut, Model CCR-DEA ini kemudian dikembangkan oleh Banker, Charnes dan Cooper 1984 atau dikenal dengan Model BCC – DEA
dengan pendekatan asumsi variabel return to scale VRS. Model ini memungkinkan kita untuk menganalisis efisiensi bagi aktifitas ekonomi sektor
perikanan, baik yang menyangkut tujuan minimisasi input maupun maksimisasi output.
III METODOLOGI
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian