26
menimbulkan ancaman terhadap keberlanjutan di bidang sosioeconomic dan community. Rekomendasi kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
Model Charles didesign secara holistik, integral dan melembaga melalui modus community based.
2.1.3. Management Subsystem
Pada management subsistim ada empat komponen utama yaitu pengelolaan perikanan fishery management, riset perikanan fishery research,
dan pembangunan perikanan fishery development serta kebijakan dan perencanaan policy and planning. Semua komponen ini bersumber dan terfokus
pada kebijakan dan perencanaan, karena pada sub komponen ini dirumuskan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam Model Charles adalah
tujuan biologi atau konservasi, tujuan ekonomi atau rente sumberdaya dan tujuan sosial yang dirumuskan melalui pendekatan Model Bio-economic Gordon
Schaefer. Berdasarkan pendekatan dimaksud terdapat lima kondisi maksimum yang
digambarkan sebagai tujuan strategis yaitu : 1. Kondisi maximum biomass, adalah kondisi dimana tingkat effort tahunan
berada pada level E = 0, mengandung arti bahwa pertumbuhan biomass berlangsung tanpa penangkapan catch dan penerimaan revenue akan
memungkinkan biomass berada pada level yang maksimal. 2. Kondisi maximum fishing employment, adalah kondisi dimana tingkat effort
tahunan berada pada bionomic equilibrium of open access , mengandung
arti bahwa TR = TC dimana nelayan hanya memperoleh opportunity cost.
OA
E
3. Kondisi maximum sustainable yield, adalah kondisi dimana tingkat effort tahunan berada pada level
, mengandung bahwa tingkat tangkapan dapat dilakukan terus menerus sepanjang tidak melewati tingkat maksimal.
MSY
E
4. Kondisi maximum economic yield, adalah kondisi dimana tingkat effort tahunan berada kondisi maksimum rent
MEY
E , mengandung arti rente
sumberdaya akan diperoleh tanpa mengganggu tingkat tangkapan lestari;
27
5. Kondisi maximum social yield, adalah kondisi dimana tingkat effort tahunan berada pada level
, mengandung arti maksimisasi dapat terjadi secara simultan diantara nilai - nilai sosial ekonomi, equity, lapangan kerja dan rente
sumberdaya.
MScY
E
Dengan asumsi bahwa harga ikan adalah konstan dan karenanya tingkat penerimaan yang diperoleh nelayan adalah sebesar hasil kali tangkapan dan
tingkat harga tersebut. Asumsi berikutnya adalah biaya penangkapan adalah merupakan fungsi dari tingkat upaya secara linier maka dengan asumsi ini
dibangun Model Statik Bio-economic Gordon Schaefer sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 9. Kondisi Tujuan Strategis Pada Management Subsistim Model Charles Charles A 2001.
Pada Gambar 8 terlihat bahwa pada jangka panjang tingkat effort yang konstan akan berhubungan dengan empat kondisi dalan tujuan strategis tersebut
bahwa extinction
E E
E E
OA MSY
MEY
dan kurva sustainable biomass menunjukkan trend yang menurun sesuai dengan pergerakan effort ke tingkat
28
berikutnya. Tingkat dalam Gambar 8 tersebut tidak nampak karena sifat
arbitrary, artinya tingkat effort yang optimal secara sosial dapat terjadi pada tiap kondisi case by case basis.
MScY
E
Agar tetap berada pada tingkat operasional tertentu maka management tools yang dapat digunakan berupa pengawasan yang berangkat dari dua sisi, yaitu
pengawasan sisi output catch control dan sisi input effort control. Gambaran tentang aspek pengawasan dua sisi ini disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Management Tools, Effort, Catch And Technical Measures Management Subsystem Model Charles
Sumber : Charles A 2001. Sedangkan struktur management subsystem Model Charles dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9. Struktur Management System Model Charles Charles A 2001
29
Komponen penting lainnya dalam management subsistim adalah riset dan pembangunan perikanan. Riset diarahkan pada kegiatan assestment secara ilmiah
dan melembaga meliputi assestment biologi, ekonomi dan sosial sedangkan pendekatan pembangunan yang sesuai dengan Model Charles adalah community
based development. 2.2. Model Statik
Bio-economic Gordon-Schaefer
Salah satu pertanyaan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah bagaimana how best memanfaatkan sumberdaya perikanan
tersebut sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang optimal bagi pengguna dan pada saat yang bersamaan aspek kelestarian sumberdaya tersebut tetap terjaga
Fauzi A 2004. Salah satu kerangka pemodelan untuk menjawab permasalah tersebut adalah Istilah Bio-economic. Pertama kali diperkenalkan oleh H.S.
Gordon melalui pendekatan ekonomi dengan menggunakan basis biologi yang sebelumnya diperkenalkan oleh Schaefer. Model analisis ini kemudian dikenal
dengan Model Statik Gordon – Schaefer. Pemodelan Bio-economic secara statik dilakukan untuk mencari satu tingkat pengelolaan yang optimal, baik secara
biologi MSY maupun secara ekonomi MESY didasarkan pada faktor input yaitu upaya yang tercurah dalam kegiatan penangkapan. Melalui suatu teknik
pendugaan tertentu akan diperoleh suatu yield effort yang optimal sebagai variabel strategis bagi pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya perikanan secara
lestari. Menurut Fauzi A 2000 Model Statik Bio-economic Gordon-Schaefer
didasarkan pada beberapa asumsi yang meliputi : 1. Harga per satuan output Rp. per kg diasumsikan konstan atau kurva
permintaan yang elastis sempurna; 2. Biaya per satuan unit c dianggap konstan;
3. Target species bersifat tunggal; 4. Struktur pasar bersifat kompetitif;
5. Hanya memperhitungkan faktor penangkapan
30
2.2.1. Aspek Biologi Model Bio-economic Gordon - Schaefer