Dampak Ekonomi Tidak Langsung Indirect Impact

Tabel 12 Pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Keterangan Unit Usaha Souvenir Restaurant Perahu makanan 1 Rata-rata pengeluaran di kawasan wisata Biaya sewa 10.416.667 11.250.000 10.380.435 Biaya gaji tenaga kerja 2.800.000 4.125.000 3.802.174 Biaya pemeliharaan alat 233.333 125.000 215.217 Biaya bahan baku 3.000.000 4.625.000 4.665.217 Jumlah a 16.450.000 20.125.000 19.036.043 Jumlah unit usaha b 3 4 43 Total pengeluaran di kawasan wisata c=ab 49.350.000 80.50 0.000 819.710.849 2 Rata-rata pengeluaran di luar kawasan wisata Biaya transportasi 500.000 1.700.000 532.609 Jumlah d 500.000 1.700.000 532.609 Total pengeluaran di luar lokasi e=bd 1.500.000 6.800.000 22.902.187 Sumber: Data Primer Diolah 2014 Perhitungan pada Tabel 12 dapat digunakan untuk menghitung dampak ekonomi tidak langsung indirect impact. Dampak ekonomi tidak langsung dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang. Perolehan dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Floating Market Lembang Jenis Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja a Respon den Tenaga Kerja Pendapata n Tenaga Kerja Rp b Total Pendapatan Tenaga Kerja Rp c=axb Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Wisata Rp d Dampak Ekonomi Tidak Langsung Rp e=c+d Kios cinderamata 6 3 1.400.000 8.400.000 49.350.000 57.750.000 Restaurant 12 3 1.366.667 16.400.004 80.500.000 96.900.004 Perahu makanan 86 20 1.367.500 117.605.000 819.710.849 937.315.849 Petugas kebersihan 15 2 960.000 14.400.000 14.400.000 Security 10 2 1.450.000 14.500.000 14.500.000 Total keseluruhan 1.120.865.853 Sumber: Data Primer Diolah 2014 Dampak ekonomi tidak langsung terbesar di kawasan wisata Floating Market Lembang diperoleh unit usaha perahu makanan sebesar Rp 937.315.849,00 per bulan. Besarnya dampak ekonomi tidak langsung pada unit usaha perahu makanan disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan didalam kawasan wisata maupun diluar kawasan wisata. Biaya tersebut antara lain biaya sewa, biaya gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat, biaya bahan baku, dan biaya transportasi. Unit usaha restoran memperoleh dampak ekonomi tidak langsung sebesar Rp 96.900.004,00 per bulan, sedangkan unit usaha souvenir memperoleh dampak tidak langsung sebesar Rp 57.750.000,00 per bulan. Unit usaha lain seperti petugas kebersihan dan petugas keamanan memperoleh dampak ekonomi tidak langsung masing-masing sebesar Rp 14.400.000,00 per bulan dan Rp 14.500.000,00 per bulan, sehingga didapat total dampak ekonomi keseluruhan dari masing-masing unit usaha di Floating Market Lembang sebesar Rp 1.120.865.853,00 per bulan. Floating Market Lembang juga dapat menggerakkan perekonomian secara makro. Dilihat dari uang yang dikeluarkan oleh unit usaha dapat berdampak terhadap siapa saja yang terlibat didalam kegiatan ekonomi seperti tenaga kerja, pengelola Floating Market Lembang, penjual bahan baku, dan lainnya. Berdasarkan Tabel 14 proporsi terbesar yang menerima dampak tidak langsung secara makro dengan adanya Floating Market Lembang adalah biaya sewa, yaitu sebesar 54,90, untuk biaya bahan baku memiliki proporsi sebesar 21,06. Sisanya pengeluaran unit usaha dialokasikan untuk gaji tenaga kerja, transportasi, dan pemeliharaan alat dengan proporsi masing-masing sebesar 18,38 , 4,68 , dan 0,98. Keterangan mengenai proporsi pengeluaran unit usaha dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Proporsi pengeluaran unit usaha Komponen Biaya Proporsi Biaya Sewa 54,90 Bahan Baku 21,06 Gaji Tenaga Kerja 18,38 Transportasi 4,68 Pemeliharaan Alat 0,98 Total 100 Sumber: Data Primer Diolah 2014

6.3.3 Dampak Ekonomi Lanjutan Induced Impact

Kawasan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan dampak tidak langsung tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja sekitar kawasan wisata. Biaya-biaya yang dikeluarkan diantaranya biaya konsumsi, biaya sekolah anak, biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya pajak. Pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Dampak ekonomi didapat dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja, lalu rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dan terakhir proporsi pengeluaran di kawasan wisata. Dari hasil perhitungan diperoleh dampak ekonomi lanjutan di objek wisata Floating Market Lembang sebesar Rp 90.784.891,00 per bulan. Tabel mengenai dampak ekonomi lanjutan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja a Rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja b Proporsi pengeluaran di kawasan wisata c Dampak ekonomi lanjutan Rp abc Souvenir 6 598.333 91,90 3.299.208 Restaurant 12 948.334 89,50 10.185.107 Perahu makanan 86 853.500 86,60 63.565.266 Petugas kebersihan 15 462.500 82,70 5.737.313 Security 10 1.003.333 77,40 7.997.997 Total 90.784.891 Sumber: Data Primer Diolah 2014

6.3.4 Nilai Efek Pengganda Multiplier Effect

Nilai efek pengganda Multiplier Effect digunakan untuk mengukur dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Menurut Vanhove 2005, dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan wisata terhadap masyarakat lokal memiliki dua tipe pengganda, yaitu : 1 Keynesian Local Income Multiplier Effect , yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengeluaran pengunjung berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, dan 2 Ratio Income Multiplier , yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak ekonomi langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal. Nilai efek pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Hasil perhitungan multiplier effect pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan wisata Floating Market Lembang Multiplier Nilai Keynesian Income Multiplier 1,3 Ratio Income Multiplier Tipe I 2,0 Ratio Income Multiplier Tipe II 2,1 Sumber : Data Primer Diolah 2014 Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 1,3 artinya setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan berdampak terhadap ekonomi lokal sebesar 1,3 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2,0 artinya setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,0 rupiah terhadap pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,1 artinya setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,1 rupiah pada pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja dalam putaran perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar. Perhitungan nilai efek pengganda menunjukkan bahwa ketiga nilai tersebut di atas satu. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Floating Market Lembang memiliki dampak ekonomi, baik secara langsung, tidak langsung, maupun dampak lanjutan. Oleh karena itu pengelola diharapkan dapat meningkatkan fasilitas dan pelayanan di kawasan wisata agar pengunjung dapat terus meningkat. Selain itu, pengelola bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat seperti fasilitas hotel dan transportasi yang dapat mempermudah pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata.

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal : 1. Rata-rata pengunjung wisatawan berusia 17-25 tahun, mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan berkisar antara Rp 500.000,00 – kurang dari Rp 2.000.000,00. Wisatawan yang berkunjung sebagian berasal dari Bandung. Unit usaha rata-rata memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp 10.000.000,00 – kurang dari Rp 25.000.000,00 per bulan. Sedangkan tenaga kerja memiliki pendapatan rata-rata antara Rp 500.000,00 - Rp 2.000.000,00. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata di Floating Market Lembang adalah pendapatan responden, biaya perjalanan ke lokasi wisata, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. 3. Nilai dampak ekonomi yang diperoleh dari nilai Keynesian Income Multiplier yaitu sebesar 1.3, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2.0, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2.1. Nilai Multiplier Effect sama dengan satu =1 menunjukkan bahwa keberadaan objek wisata Floating Market Lembang memberikan dampak ekonomi dan mempengaruhi perekonomian masyarakat lokal.

7.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan fasilitas maupun kualitas objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung dan perekonomian masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang telah membuka usaha di dalam kawasan wisata. Adapun saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengelola perlu mengoptimalkan pengembangan wisata Floating Market Lembang agar lebih meningkatkan jumlah pengunjung.