H
1
: terdapat serial autokorelasi Tolak H
jika d dL atau d 4 – dL dan terima H
jika dU d 4 – dU.
4.5.4 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Floating Market Lembang
Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata di kawasan Floating Market Lembang dapat dilakukan dengan beberapa analisis. Analisis dilakukan pada
masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata Vanhove, 2005. Kelompok pertama
adalah unit usaha lokal yang menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal yang
menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi yang didapat dari responden pengunjung, unit usaha, dan tenaga
kerja mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang yang memberikan dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan bagi perekonomian masyarakat
lokal. Berdasarkan Marine Ecotourism for Atlantic Area META 2001, dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dapat diukur menggunakan dua tipe
pengganda, yaitu : 1.
Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukkan
berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal.
2. Ratio Income Multiplier,
yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak
terhadap perekonomian lokal. Secara sistematis dirumuskan :
Keynesian Income Multiplier =
D+N+U E
Ratio Income Multiplier, Tipe I
=
D+N D
Ratio Income Multiplier, Tipe II
=
D+N+U D
dimana : E
: Pengeluaran pengunjung Rupiah
D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E Rupiah
N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E Rupiah
U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E Rupiah
Nilai Keynesian Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe I, dan Ratio Income Multiplier Tipe II
memiliki kriteria sebagai berikut: 1.
Apabila nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol ≤ 0, maka lokasi
wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya.
2. Apabila nilai tersebut diantara angka nol dan satu 0 x 1, maka lokasi
wisata tersebut masih memiliki dampak ekonomi yang rendah, dan 3.
Apabila nil ai tersebut lebih besar atau sama dengan satu ≥ 1, maka lokasi
wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya.
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Keadaan Umum Wilayah
Penelitian ini dilakukan di Floating Market Lembang, Kelurahan Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan ini dibuka pada bulan
Desember tahun 2012. Lokasi ini merupakan kawasan danau alami yang diubah menjadi kawasan wisata alam. Sebelumnya kawasan ini merupakan tempat
pemancingan yang dikenal dengan nama Situ Umar. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini diubah menjadi kawasan wisata yaitu Floating Market
Lembang. Luas kawasan Floating Market Lembang sebesar 7,7 hektar yang terdiri dari 3 hektar kawasan situ dan 4,7 hektar kawasan darat, dengan suhu
kisaran 15˚-ββ˚C. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Lembang adalah: Sebelah Utara
: Kelurahan Jayagiri Sebelah Selatan
: Kelurahan Wangunsari Sebelah Timur
: Kelurahan Kayuambon Sebelah Barat
: Kelurahan Jayagiri Daya tarik objek wisata ini adalah pemandangan yang indah serta pasar
terapung yang menjual berbagai makanan khas. Selain itu, wisata pasar terapung ini merupakan satu-satunya di Jawa Barat. Seperti yang kita tahu bahwa pasar
terapung yang terkenal berada di Thailand dan di Kalimantan, Indonesia. Kondisi wisata Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Objek Wisata Floating Market Lembang