4. Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan untuk
menghitung nilai tempat rekreasi menggunakan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang
diperoleh melalui survei.
2.6 Dampak Ekonomi Wisata
Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara dan bagi beberapa negaradaerah. Beberapa aspek yang menyangkut pariwisata
diantaranya aspek sosiologis, psikologis, ekologis, ekonomi dan lain-lain. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dan hampir merupakan satu-satunya aspek
yang dianggap penting ialah aspek ekonomi Soekadijo, 1996. Pariwisata dapat memberikan dampak, baik itu dampak sosial, budaya,
maupun ekonomi. Kawasan wisata juga merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi yang sangat potensial. Kawasan wisata dapat memberikan manfaat
ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat sekitar kawasan wisata, dan juga masyarakat luas. Pembangunan wisata pada suatu daerah biasanya dapat
berdampak negatif maupun positif seperti meningkatkan pendapatan, meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan peluang
usaha, serta meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah. Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar Cohen, 1984, yaitu:
1. Dampak terhadap penerimaan devisa
2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3.
Dampak terhadap kesempatan kerja 4.
Dampak terhadap harga-harga 5.
Dampak terhadap distribusi manfaatan dan keuntungan 6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah
Selain dampak positif, berbagai penelitian juga menunjukkan adanya dampak negatif seperti makin memburuknya kesenjangan antar kelompok
masyarakat, memburuknya ketimpangan antar daerah, hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumberdaya ekonomi, munculnya neo-kolonialisme
atau neo-imperialisme dan sebagainya Pitana dan Gayatri, 2005. Fandelli 2001 menyimpulkan ada delapan prinsip dalam kegiatan
ekowisata yaitu: 1.
Mencegah dan menanggulangi dari aktivitas yang mengganggu terhadap alam dan budaya
2. Pendidikan konservasi lingkungan
3. Pendapatan langsung untuk kawasan
4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan
5. Meningkatkan penghasilan masyarakat
6. Menjaga keharmonisan dengan alam
7. Menjaga daya dukung lingkungan
8. Meningkatkan devisa bagi pemerintah
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata telah dilakukan oleh Milasari 2010 yaitu analisis dampak ekonomi wisata Taman Wisata Tirta Sanita,
Kabupaten Bogor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung yang berupa pendapatan pemilik unit usaha sebesar 54. Sedangkan dampak
tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja sebesar 2. Dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59. Nilai Keynesian Income Multiplier
adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,22, dan Ratio Income Multiplier
Tipe II adalah 1,37. Amanda 2009 pada
“Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang
Provinsi Banten” menganalisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal dari objek wisata Pantai Bandulu. Hasil
menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 46. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa
pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 2 dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 65,9. Nilai Keynesian Income Multiplier
adalah 1,46, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,38, dan Ratio Income Multiplier
Tipe II adalah 1,63. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina pada Tahun 2009
dengan judul “Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah