dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian yaitu dengan mengambil sampel menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu Bookhout
1996.
Plot vegetasi ditentukan dari perilaku burung cendrawasih melakukan aktivitas harian, perilaku lek, dan berdasarkan persebaran burung hibrida di
Kampung Yakyu Gambar 6. Pada habitat hutan primer plot mengarah ke arah barat, timur, selatan, dan utara, sedangkan pada habitat kebun plot mengarah ke
utara. Pada masing-masing habitat diambil lima plot yaitu satu plot yang sering digunakan untuk lek dan empat plot tempat yang tidak pernah digunakan untuk
lek. Jarak dari plot satu dan yang lain sekitar 10 meter. Petak ukur kelompok pohon diameter 20 cm luas 20 x 20 m, tiang diameter 10-20 cm luas 10 x 10
m, pancang tingggi 5 m luas 5 x 5 m, semai tinggi 1,5 m luas 2 x 2 m Fachrul 2012.
a a
b Gambar 6 Plot pengambilan data struktur vegetasi habitat cendrawasih, a
habitat hutan primer, b Habitat kebun
2.5 Parameter Lingkungan
Pengukuran sifat abiotik meliputi suhu udara, kelembaban udara dan cuaca. Pengukuran parameter lingkungan dilakukan tiga kali dalam sehari pada
pukul 06.00 WIT, 12.00 WIT dan 16.00 WIT. Data iklim curah hujan, suhu udara, kelembaban, arah mata angin, tekanan udara, lama penyinaran matahari,
kecepatan angin diperoleh dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG Merauke Tahun 2013.
2.6 Alat
Kamera DSLR Canon 1100D, termometer, Rh meter, teropong binokuler nikon 8 x 40, tali rafia kompas, meteran, stopwatch, kertas millimeter block.
2.7 Analisis Data 2.7.1 Data Perilaku
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif menurut Martin dan Bateson 1986 sebagai berikut.
Rata-rata perilaku Xjam = Jumlah perilaku x Total jam pengamatan
Durasi adalah jangka waktu berlangsungnya perilaku. Durasi perilaku
= Jumlah waktu aktivitas Jumlah waktu keseluruhan
Data perbandingan perilaku antara dua habitat dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney U dan secara deskriptif digambarkan dengan grafik dan diagram
lingkaran.
2.7.2 Data Vegetasi Tumbuhan. Analisis
Indeks Keanekaragaman Jenis H’ menggunakan rumus Shannon-Wienner Desmukh 1992. Pengukuran frekuensi meliputi identifikasi
jumlah dan jenis tumbuhan Indriyanto 2006. Kerapatan merupakan banyaknya individu atau jenis tumbuhan dalam satuan luas.
Kerapatan
= Jumlah individu untuk spesies ke-i Luas seluruh petak contoh
Kerapatan Relatif = Kerapatan spesies ke-i x 100
JuKerapatan seluruh spesie Frekuensi sebagai parameter vegetasi yang dapat menunjukan distribusi atau
sebaran jenis tumbuhan dalam ekosistem. Berikut adalah penghitungan memperoleh nilai frekuensi:
Frekuensi = Jumlah petak contoh ditemukannya spesies ke-i
Jumlah seluruh petak contoh
Frekuensi Relatif = Frekuensi suatu spesies ke-i x 100 Frekuensi seluruh spesies
Frekuensi tumbuhan dibagi menjadi lima kelas yaitu 1 A: 0-20;
2 B: 21-40; 3 C: 41-60;
4 D: 61-80 ; 5 E: 81-100 Sebaran homogen
Dominansi adalah untuk mengetahui jenis tumbuhan utama yang
mempengaruhi dan sebagai kontrol terhadap komunitas. Dominansi
= Luas basal area Luas seluruh petak contoh
Basal are = 14 π. D
2
D : diameter batang pohon Dominansi Relatif = Total luas basal area spesies ke-i x 100
Dominansi seluruh spesies Indeks Nilai Penting INP = Kerapatan Relatif+Frekuensi Relatif+Dominansi
Relatif Untuk mengetahui Indeks Keanekaragaman Jenis H’ menggunakan
rumus Shannon-Wienner Desmukh 1992. H’ = Σ pi ln pi
H’ = Indeks keanekaragaman jenis Shannon-Wienner Pi = niN
ni = Jumlah individu jenis ke-i, dimana i=1.2.3... N = Jumlah total individu semua jenis dalam komunitas
Untuk membandingkan tingkat kesamaan jenis komunitas antara dua
lokasi yang berbeda, digunakan indeks kesamaan jenis Jaccard. ISj = c x 100
a+b+c ISj = indeks kesamaan Jaccard
c = Jumlah jenis pohon yang sama pada dua plot habitat pengamatan a = Jumlah jenis pohon yang yang hanya terdapat pada lokasi pertama
b = Jumlah jenis pohon yang yang hanya terdapat pada lokasi kedua
3 HASIL
Pada saat pengamatan selama 2 bulan total jumlah individu yang teramati 14 ekor terdiri atas 8 cendrawasih hibrida jantan, 2 jantan P. apoda, 1 jantan
muda P. apoda, 2 betina P. apoda, dan 1 betina P. raggiana.
3.1 Deskripsi Morfologi Cendrawasih Hibrida
Burung cendrawasih hibrida jantan selanjutnya dijelaskan sebagai burung hibrida. Burung hibrida memiliki ciri-ciri tenggorokan hijau, terdapat garis kuning
di bagian berbatasan leher dan dada berwarna coklat, mahkota kuning kusam,