Sektor Pertanian Analisis Model Dinamik

6.2.1 Sektor Pertanian

Persamaan 6 dapat dituliskan kembali sebagai persamaan dinamik ……..16 Gambar 11 Model Pertanian Padi Jawa Barat Dengan mensubtitusikan fungsi G dan H sesuai persamaan 6-8 dan 6-10 serta mengubahnya ke dalam bentuk dinamik, maka persamaan 6-16 dapat dituliskan kembali sebagai [ ] ………..17 Dengan menggunakan nilai awal stok berdasar data tahun 2012, maka persamaan –persamaan dinamik untuk peubah-peubah luas lahan L, jumlah pompa p, luas hutan h dan jumlah pompa m adalah ………..18 …………19 ……….20 …………21 Dengan r K = laju alih fungsi lahan pertanian r p = laju pertumbuhan pompa r h = laju alih fungsi hutan r m = laju pertumbuhan traktor Pada skenario pertama nilai-nilai r K , r p , r h dan r m diberi nilai sesuai rataan aritmatik dari pertambahan peubah-peubah terkait pada periode 2008-2012, sehingga didapatkan nilai r K = 0,005, r p = 4100, r h = 0,005, r m = 2954. Hasil produksi padi berdasarkan simulasi dengan nilai-nilai tersebut dapat dilihat pada Gambar 12. Produksi Padi Luas Lahan Produktivitas Panen Frekuensi Panen + + + Alih Fungsi Lahan - + Laju Alih Fungsi Lahan + Jumlah Pompa Luas Hutan + + Jumlah Traktor + Gambar 12 Proyeksi Produksi Padi Jawa Barat, rK = 0,005 Hasil tersebut menunjukkan pada 9 tahun pertama, produksi padi Jawa Barat akan meningkat karena laju peningkatan produktivitas lebih cepat dari laju pengurangan luas lahan. Setelah t 9 , produksi padi diproyeksikan akan terus turun.Hasil proyeksi tersebut membentuk parabola dengan persamaan Qt = 11115 + 13.79 t – 0.65 t 2 …………22 Qt = Produksi padi pada tahun ke-t ribu ton t = 0,1,2,3…..t = 2012 Jika hasil proyeksi produksi padi tersebut dipadankan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,6 persentahun dan dengan mengasumsikan nilai rendemen gabah menjadi beras adalah 62,74 Diperta, 2012 maka proyeksi beras per kapita Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 6-2. Gambar tersebut menunjukkan bahwa angka beras per kapita Jawa Barat terus turun dari angka 157 kgorangtahun menjadi 105 kgorangtahun pada t 25 . Meskipun angka tersebut masih berada di atas konsumsi beras per kapita penduduk Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 90,59 kgorangtahun Diperta, 2012, atau masih berada pada kondisi surplus, namun berkurangnya surplus berarti ada utilitas ekonomi yang berkurang pula. 11000000 11020000 11040000 11060000 11080000 11100000 11120000 11140000 11160000 11180000 11200000 11220000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pro d u ksi P ad i to n Tahun T0 = 2012 Gambar 13 Proyeksi Beras per Kapita Jawa Barat, rK =0,005 Hasil perhitungan terhadap proporsi hasil pertanian padi terhadap PDRB menurut harga dasar tahun 2000 dengan asumsi pertumbuhan PDRB sebesar 5,11 persen per tahun menunjukkan bahwa proporsi produksi padi terhadap PDRB Jawa Barat akan terus turun , sebagaimana terlihat pada Gambar 14. Namun jika melihat dari tren Growth Index GI pada gambar 15, terlihat bahwa penurunan produksi terjadi dalam skala yang tidak terlalu curam. Selain dampak ekonomi, perkembangan produksi padi di Jawa Barat juga memberikan dampak lingkungan dalam hal pemanfaatan air dan emisi gas metan CH4. Hasil ekstrapolasi data pemanfaatan dengan memperhitungkan bahwa pemanfaatan air tanah tercatat hanya sekitar 33 dari pemanfaatan sebenarnya Dinas ESDM, 2012 menunjukkan bahwa pemanfaatan air tanah sepanjang periode proyeksi berkisar pada angka 16,5 juta m 3 . Ancaman kecukupan cadangan air tanah berasal dari laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan ekstrapolasi data hubungan pemanfaatan air tanah dengan jumlah penduduk, diproyeksikan pemanfaatan air tanah pada t 25 mencapai hampir 2,6 milyar m 3 tahun. Pemanfaatan air tanah yang selalu melebihi angka natural recharge mengakibatkan deposit air tanah akan mengalami penurunan setiap tahun, dari 37 milyar m 3 pada akhir tahun 2011 Dinas ESDM, 2012 hingga tinggal 7 milyar m 3 pada t 25 . Kondisi tersebut membuka kemungkinan terjadinya kompetisi dalam pemafaatan air tanah di Jawa Barat antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya. 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Be ra s p e r Kap ita t o n o ra n g Tahun T0=2012 Gambar 14 Proyeksi Proporsi Produksi Padi terhadap PDRB Jawa Barat, tahun dasar = 2000, rK = 0,005 Gambar 15 Proyeksi Growth Index Produksi Padi Jawa Barat, rK = 0,005 Proyeksi turunnya luas lahan dan produksi padi Jawa Barat juga berdampak terhadap emisi CH4 yang dihasilkan. Karena emisi CH4 dari produksi padi berbanding lurus dengan luas panen, maka penurunan luas panen berakibat pada turunnya emisi CH4 dari produksi pertanian sebagaimana terlihat pada Gambar 16. Meskipun emisi CH4 dari pertanian mengalami penurunan, bukan berarti hal tersebut memberikan dampak positif bagi lingkungan, karena lahan pertanian yang terkonversi menjadi kawasan perumahan atau industri sangat mungkin mengeluarkan emisi CH4 yang lebih besar ketimbang lahan pertanian. Dampak lingkungan lain dari pengurangan lahan pertanian adalah terjadinya degradasi penurunan daya dukung lingkungan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa selama periode proyeksi terjadi degradasi lingkungan sebesar rata-rata 28,10 persentahun akibat pengurangan lahan. Meskipun angka ini masih dalam batasan normal, namun terjadi tren peningkatan angka degradasi lingkungan. Dan jika angka degradasi lingkungan dipasangkan dengan indeks pertumbuhan Gambar 17, maka terlihat tren yang tidak baik yakni indeks 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pro p o rs i t e rh ad ap P DRB Tahun T0=2012 - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 G ro w th In d e x Tahun T0=2012 pertumbuhan semakin turun dan koefisien degradasi semakin besar yang berarti kondisi pertanian padi di Jawa Barat semakin memburuk baik dari segi ekonomi maupun aspek lingkungan. Gambar 16 Proyeksi Emisi CH4 dari Pertanian Padi Jawa Barat, rK = 0,005 Skenario kedua adalah dengan menggunakan laju pengurangan lahan pertanian r K sebesar 0,00181 yang merupakan compound annual growth rate CAGR dari pengurangan lahan pertanian Jawa Barat . Dengan mengasumsikan laju pertumbuhan dari faktor-faktor lain sama seperti pada skenario pertama, didapatkan hasil proyeksi seperti pada Gambar 18. Hasil proyeksi produksi padi tersebut menunjukkan bahwa produksi padi sepanjang periode proyeksi akan mengalami peningkatan. Pertumbuhan produksi padi tersebut mengikuti persamaan Qt = 11114 + 50.04 t – 0.62 t 2 ………..23 Qt = produksi padi pada tahun ke-t ribu ton t = 0,1,2,3,……t = 2012 2500000 2550000 2600000 2650000 2700000 2750000 2800000 2850000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 E Mi si CH4 t o n Tahun T0=2012 Gambar 17 Koefisien Degradasi vs Growth Index Pertanian Padi Jawa Barat, rK = 0,005 Meskipun produksi padi diproyeksikan terus mengalami peningkatan, namun jika dipadankan dengan laju pertambahan penduduk maka proyeksi beras per kapita masih akan mengalami penurunan hingga mencapai 114 kgorangtahun pada t 25 Gambar 6-7. Hasil tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan produksi padi masih di bawah laju pertumbuhan penduduk. Gambar 18 Proyeksi Produksi Padi Jawa Barat rK = 0,00181 Perhitungan proporsi hasil pertanian terhadap PDRB dan GI dari skenario 2 diperlihatkan pada Gambar 20. Gambar tersebut menunjukkan bahwa meskipun growth index mengalami kenaikan karena produksi yang terus meningkat, namun kontribusi pertanian padi terhadap PDRB Jawa Barat terus mengalami penurunan 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.2600 0.2620 0.2640 0.2660 0.2680 0.2700 0.2720 0.2740 0.2760 0.2780 Koef. Degradasi 10600000 10800000 11000000 11200000 11400000 11600000 11800000 12000000 12200000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 p ro d u ksi T o n Tahun T0=2012 selama periode proyeksi. Penurunan proporsi ini dimungkinkan karena laju pertambahan produksi padi selama periode prouksi bernilai lebih kecil dari pertumbuhan PDRB secara total. Perhitungan laju pertumbuhan produksi padi pada skenario 2 menunjukkan produksi pertanian padi di Jawa Barat akan tumbuh rata-rata sebesar 0.31 tahun, jauh dibawah proyeksi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5.11 tahun. Gambar 19 Proyeksi Beras per Kapita, rK = 0,00181 Pada skenario ini, hasil ekstrapolasi pemanfaatan air tanah tidak menunjukkan lonjakan pemanfaatan air , masih berada pada kisaran 16,4-16,6 juta m3. Sedangkan perhitungan terhadap emisi CH4 dari kegiatan pertanian padi menunjukkan pola grafik parabola, sebagaimana terlihat pada Gambar 21. Gambar tersebut menunjukkan bahwa hingga t 9 , emisi CH4 dari kegiatan pertanian padi di Jawa Barat akan megalami peningkatan, dan setelahnya terus menurun hingga pad t 25 berada pada tingkat yang kurang lebih sama dengan jumlah emisi yang dihasilkan pada t . Gambar 20 Proyeksi Proporsi Produksi Pertanian Padi terhadap PDRB rK = 0,00181 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Be ra s p e r Kap ita T o m or an g Tahun T0=2012 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pro p o rs i t e rh ad ap P DRB Tahun T0=2012 Gambar 21 Proyeksi Growth Index Produksi Padi Jawa Barat, rK = 0,00181 Perhitungan koefisien degradasi untuk skenario ini menunjukkan bahwa pengurangan luas lahan pertanian memberikan dampak degradasi lingkungan sebesar rata-rata 27.10 persentahun, sedikit lebih kecil daripada rata-rata koefisien degradasi pada skenario pertama. Meskipun nilai degradasi tidak berbeda jauh dari degradasi akibat pemanfaatan alami, namun terlihat tren membesarnya koefisien degradasi sepanjang periode proyeksi. Hasil perbandingan antara koefisien degradasi dengan indeks pertumbuhan Gambar 6-10 sekilas menunjukkan tren divergensi antara pertumbuhan ekonomi dengan aspek lingkungan, yang ditandai dengan bertambahnya indeks pertumbuhan dan juga membesarnya koefisien degradasi. Namun perlu diingat, bahwa pertambahan koefisien degradasi terjadi dalam skala yang sangat kecil yakni hanya sekitar 1 dalam rentang 25 tahun. Gambar 22 Proyeksi Emisi CH4 dari Pertanian Padi Jawa Barat, rK = 0.00181 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 G ro w th In d e x Tahun T0=2012 2815000 2820000 2825000 2830000 2835000 2840000 2845000 2850000 2855000 2860000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 E m is i CH4 t o n Tahun T0=2012 Gambar 23 Koefisien Degradasi vs Growth Index, rK = 0.00181 Persamaan 17 sampai 21 dapat digunakan untuk mendapatkan nilai-nilai yang bisa digunakan untuk membentuk skenario-skenario dalam pengelolaan pertanian padi di Jawa Barat. Jika diinginkan produksi pertanian padi di Jawa Barat tidak mengalami penurunan atau dQdt ≥ 0, maka persamaan yang harus dipenuhi adalah [ ] …………….24 Jika dianggap nilai-nilai r p , r h , dan r m sama dengan nilai rataan data tahun 2008 - 2012, maka pemecahan nilai r k untuk persamaan di atas adalah r k ≤ 0,000132. Simulasi model dengan laju konversi hutan tersebut menunjukkan bahwa produksi padi akan terus naik sebagaimana terlihat pada Gambar 6-11. Kurva produksi tersebut berbentuk linear dengan persamaan Qt = 11169,3 + 56,16 t………..25 Qt = produksi padi pada tahun ke-t ribu ton t = 0,1,2,3,……t = 2012 Meskipun produksi padi diproyeksikan akan terus bertambah, namun tingkat beras per kapita masih menunjukkan tren penurunan sebagaimana terlihat pada Gambar 25, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan produksi pertanian padi Jawa Barat diproyeksikan belum mampu mengimbangi laju pertambahan penduduk. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.2600 0.2620 0.2640 0.2660 0.2680 0.2700 0.2720 0.2740 0.2760 0.2780 G ro w th In d e x Koefisien Degradasi Gambar 24 Proyeksi Produksi Padi Jawa Barat, rK = 0.000132 Gambar 25 Proyeksi Beras per Kapita Jawa Barat, rK = 0.000132 Pada skenario ini, meskipun indeks pertumbuhan naik lebih tajam dibandingkan skenario yang lain, namun kontribusi terhadap PDRB masih menunjukkan tren penurunan sebagaimana terlihat pada Gambar 26. Artinya, kenaikan produksi pertanian padi Jawa Barat masih lebih lambat dibanding pertumbuhan ekonomi Jawa Barat secara keseluruhan. 10000000 10500000 11000000 11500000 12000000 12500000 13000000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pro d u ksi P ad i to n Tahun T0=2012 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Be ra s p e r Kap ita t o n or an g Tahun T0=2012 Gambar 26 Proyeksi Proporsi Produksi Pertanian Padi terhadap PDRB rK = 0,000132 Pemanfaatan air pada kenario ini masih tidak beranjak dari kisaran 16.5 juta m 3 sebagaimana skenario lainnya. Sedangkan emisi CH4 sebagai akibat kegiatan pertanian padi menunjukkan grafik dengan kecenderungan naik, sebagaimana terlihat pada Gambar 28. Gambar 27 Proyeksi Growth Index Produksi Padi Jawa Barat, rK = 0,000132 0.5 1 1.5 2 2.5 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Pro p o rs i t e rh ad ap P DRB Tahun T0=2012 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 G ro w th In d e x Tahun T0=2012 Gambar 28 Proyeksi Emisi CH4 Pertanian Padi Jawa Barat, rK= 0,000132 Perhitungan koefisien degradasi untuk skenario ini menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda dengan koefisien degradasi pemanfaatan lestari yakni rata-rata sebesar 26.93 persentahun. Jika koefisien degradasi ini disandingkan dengan indeks pertumbuhan seperti pada Gambar 6-15, dapat dilihat bahwa sementara indeks pertumbuhan bertambah sekitar 9 poin dalam rentang 25 tahun, koefisien degradasi membesar dengan nilai hanya 0.6 pada rentang waktu yang sama. Gambar 29 Koefisien Degradasi vs Growth Index, rK = 0,000132

6.2.2 Sektor Perikanan Tangkap