1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dua ciriatribut yang sering disematkan kepada negara Indonesia adalah negara agraris dan negara maritim. Salah satu provinsi di Indonesia yang bisa
mewakili kedua atribut tersebut adalah provinsi Jawa Barat. Ciri agraris provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari statusnya sebagai lumbung padi nasional, selama
tahun 2011 dan 2012, Jawa Barat berhasil menjadi produsen padi terbesar dengan produksi berturut-turut sebesar 11,63 dan 11,27 juta ton BPS,2013. Kontribusi
hasil panen padi Jawa Barat terhadap produksi padi nasional dapat dilihat pada Tabel 1. Data pada tabel menunjukkan bahwa antara tahun 2000-2011, hasil panen
padi provinsi Jawa Barat berada di kisaran 16,76 – 20,71 terhadap hasil panen padi Indonesia, dengan prosentase tertinggi pada tahun 2000 yakni sebesar
20,71. Produksi padi yang tinggi di Jawa Barat, selain disebabkan oleh besarnya
luasan lahan panen juga didukung oleh produktifitas per hektar yang lebih tinggi disbanding rata-rata nasional. Produktifitas yang tinggi ini sebagian besarnya
ditunjang oleh kondisi alam Jawa Barat yang memungkinkan terbentuknya sistem irigasi yang baik . Data BPS menunjukkan bahwa jumlah areal persawahan yang
menggunakan irigasi teknis dan semi teknis di Jawa Barat pada tahun 2012 adalah 756 757 Ha dari total 938 058 Ha sawah yang ada di Jawa Barat BPS, 2013.
Angka tersebut jika diprosentasekan bernilai sekitar 80,67 dari keseluruhan lahan persawahan.
Arti penting Jawa Barat bagi perekonomian Indonesia tidak hanya bisa dilihat dari sektor tanaman pangan saja. Secara umum, provinsi Jawa Barat
merupakan 3 besar provinsi dengan PDRB terbesar di Indonesia bersama DKI Jakarta dan Jawa Timur. Nilai PDRB Jawa Barat pada tahun 2012 menurut harga
konstan tahun 2000 adalah sebesar 356,3 triliun rupiah BPS, 2013, jika dihitung menurut harga berlaku, maka nilai PDRB Jawa Baratpada tahun tersebut adalah
946,8 triliun rupiah BPS, 2013. Tabel 2 menunjukkan perbandingan nilai dan prosentase 3 provinsi dengan PDRB terbesar di Indonesia.
Nilai PDRB yang cukup besar ini ditunjang oleh kenyataan bahwa provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di
Indonesia. Sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Jawa Barat sebesar lebih dari 43 juta jiwa, sementara Jawa Timur di peringkat 2 dengan
jumlah penduduk sekitar 37 juta jiwa. Laju pertambahan penduduk Jawa Barat pada tahun 2010 adalah 1,89tahun Bappeda Jabar, 2010. Laju pertumbuhan
penduduk di Jawa Barat selain dipengaruhi oleh faktor alami, juga dipengaruhi cukup besar oleh faktor migrasi mengingat beberapa kotakabupaten di Jawa Barat
berbatasan langsung dengan ibukota negara, serta terdapatnya sentra-sentra industri dan pendidikan di Jawa Barat yang menarik arus migrasi penduduk dari
provinsi lain.
Tabel 1 Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Jawa Barat dan Indonesia Tahun 2000 - 2010
Tahun Luas
PanenHa Luas
Panen Produkti
vitasTon Ha
ProduksiTon Produk
si
2000 Jawa Barat
2 188 479 18,56
4,91 10 749 868
20,71 Indonesia
11 793 475 4,40
51 898 852 2001
Jawa Barat 1 866 069
16,23 4,95
9 237 593 18,31
Indonesia 11 499 997
4,38 50 460 782
2002 Jawa Barat
1 792 320 15,56
5,12 9 166 872
17,80 Indonesia
11 521 166 4,47
51 489 694 2003
Jawa Barat 1 664 386
14,49 5,28
8 776 889 16,83
Indonesia 11 488 034
4,54 52 137 604
2004 Jawa Barat
1 880 142 15,77
5,11 9 602 302
17,75 Indonesia
11 922 974 4,54
54 088 468 2005
Jawa Barat 1 894 796
16,00 5,16
9 787 217 18,07
Indonesia 11 839 060
4,58 54 151 097
2006 Jawa Barat
1 798 260 15,26
5,24 9 418 572
17,30 Indonesia
11.786.430 4,62
54 454 937 2007
Jawa Barat 1 829 085
15,06 5,42
9 914 019 17,35
Indonesia 12 147 637
4,70 57 157 435
2008 Jawa Barat
1 803 628 14,63
5,61 10 111 069
16,76 Indonesia
12 327 425 4,89
60 325 925 2009
Jawa Barat 1 950 203
15,14 5,81
11 322 681 17,58
Indonesia 12 883 576
5,00 64 398 890
2010 Jawa Barat
2 037 657 15,37
5,76 11.737.070
17,66 Indonesia
13 253 450 5,02
66.469.394 2011
Jawa Barat 1 959 686
14,82 5,85
11.467.516 17,54
Indonesia 13 224 379
4,94 65.385.183
Sumber : BPS, diolah
Selain faktor jumlah penduduk yang besar, besarnya PDRB Jawa Barat tidak bisa dipungkiri merupakan akibat dari posisinya yang berbatasan langsung
dengan DKI Jakarta. Sejumlah wilayah di Jawa Barat merupakan tempat berdirinya fasilitas penunjang aktivitas ekonomi DKI seperti TPA dan perumahan.
Jawa Barat juga merupakan lintasan utama arus manusia dan barang untuk regional Sumatera-Jawa-Bali.
Selain memiliki potensi pertanian dan jumlah penduduk yang besar, provinsi Jawa Barat juga memiliki potensi kekayaan SDA berupa DAS dan
kelautan. Terdapat lima DAS utama di provinsi Jawa Barat yakni Citarum, Cisadane-Ciliwung, Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy-Ciwulan, dan Cisadea-
Cimandiri. Dua DAS yang disebut pertama Cisadane-Ciliwung dan Citarum berhubungan langsung dengan kehidupan dan penghidupan warga DKI Jakarta.
Kelima DAS tersebut mencakup total 40 sungai dan anak sungai dengan wilayah
seluas lebih dari 32 ribu km
2
Dinas PSDA Jabar, 2009. Tabel 3 menyajikan rincian potensi sungai di Jabar dari tahun 2006-2008.
Khusus DAS Citarum, sebuah studi Bank Dunia menyebutkan bahwa kurang lebih 28 juta jiwa kehidupannya terkait dengan aliran sungai ini. Sungai
Citarum merupakan penyedia air baku bagi DKI Jakarta. Di sungai ini juga terdapat tiga PLTA dengan kapasitas total 2100 MW. Sekitar 200 ribu ha sawah
juga menggantungkan irigasinya pada sungai Citarum. Potensi lain yang dimiliki oleh provinsi Jawa Barat adalah potensi
perikanan tangkap, terutama di wilayah selatannya. Wilayah selatan Provinsi Jawa Barat termasuk dalam wilayah WPP RI-573 yang diperkirakan memiliki potensi
lestari 491,7 ribu tontahun DJPT KKP, 2011. Menurut Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, pada tahun 2011 wilayah selatan Jawa Barat menghasilkan
produksi perikanan tangkap sebesar 19,3 ribu ton Diskan Jabar, 2013. Tabel 2 Tiga Provinsi dengan PDRB menurut harga tetap tahun 2000 terbesar
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Timur
Nilai juta rupiah
terhadap total
PDB Seluruh
Provinsi Nilai juta
rupiah terhadap
total PDB
Seluruh Provinsi
Nilai juta rupiah
terhadap total PDB
Seluruh Provinsi
2004 278 524 822,00
16,99 230 003 495,86 13,83 242 228 892,17
15,43
2005 295 270 547,00
16,25 242 883 881,74 14,58 256 442 606 28
15,11
2006 312,826,712.76
16.09 257,499,445.75 15.17 271,249,317.01
15.09
2007
332,971,254.83 16.02 274,180,307.83
14.88 287,814,183.91 15.13
2008 353,723,390.53
15.84 291,205,836.70 14.81 305,538,686.62
14.54
2009 371,469,499.10
16.28 303,405,250.51 14.83 320,861,168.91
14.76
2010 395,664,497.61
16.31 321,875,841.47 14.58 342,280,765.51
14.73 Sumber : BPS, diolah
1.2 Perumusan Masalah