Peubah FEM
REM PLS
lntraktor 0,0243487
0,157 0,0272413
0,042 0.0118733
0,282 Intersep
0,5057884 0,4511546
0,576348
Angka di dalam kurung menunjukkan P-value
Hasil uji Haussman menunjukkan bahwa pendugaan REM lebih efisien dari pendugaan dengan FEM, sehingga model hubungan antara frekuensi panen dan
jumlah traktor adalah ………10
Hm = frekuensi panen kalitahun m = jumlah traktor unit
Dari model tersebut, dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 persen dalam jumlah traktor akan menaikkan frekuensi panen sebesar 0,027 persen dan efek marjinal
dari penambahan 1 unit traktor adalah sebesar 0,027Hm-m. Secara keseluruhan, menurut hasil analisis regresi yang telah dilakukan,
model produksi padi di Jawa Barat adalah
Selain model yang menjelaskan pertumbuhan produksi, perlu diupayakan pula model yang mampu menggambarkan dampak lingkungan dari
6.1.2 Sektor Perikanan Tangkap
Model dibangun berdasarkan dugaan bahwa volume produksi perikanan tangkap dipengaruhi oleh jumlah nelayan dan jumlah perahu. Model yang akan
dibangun adalah sebagai berikut FA,L = produksi perikanan tangkap laut ton
A = jumlah perahu unit L = jumlah nelayan orang
Pendugaan model memberikan hasil pada Tabel 20. Tabel 20 Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Perikanan Tangkap Jawa Barat
Peubah FEM
REM PLS
lnperahu -0.054029
0,847 0.4338071
0,066 0,9088879
0,000 lnrtn
-0.0149631 0,901
0.0338633 0,788
0,2815481 0,261
Intersep 8,906472
5,204231 0,3455927
Angka di dalam kurung menunjukkan P-value
Meskipun hasil pendugaan dengan PLS memberikan hasil yang cukup baik, namun tidak menutup kemungkinan ada model lain yang bisa memberikan
pendugaan koefisien dengan lebih baik. Salah satu model aternatif yang dicoba adalah dengan mengasumsikan bahwa
karakteristik individual dari entitas yang diamati bukan terkait dengan perbedaan kotakabupaten, melainkan terkait dengan perbedaan wilayah pantai utara atau
selatan. Pendugaan dengan asumsi tersebut memberikan hasil pada Tabel 21.
Tabel 21 Pendugaan Model Produksi Perikanan Tangkap dengan Dummy Wilayah
Peubah lnperahu
0,5267083 0,022
lnrtn 0,4693295
0,034 Intersep
1,651066
Angka di dalam kurung menunjukkan P-value
Hasil pendugaan menunjukkan bahwa faktor jumlah perahu dan jumlah nelayan memiliki pengaruh nyata terhadap hasil tangkap perikanan laut pada tingkat
kepercayaan 95 persen. Nilai R-kuadrat terkoreksi untuk model tersebut adalah 66,21. Nilai intersep untuk wilayah utara adalah 2,26, sedangkan untuk wilayah
selatan adalah 0,78 Hasil tersebut menjadikan model produksi perikanan tangkap di Jawa Barat secara
umum adalah ……….11
FA,L = hasil perikanan tangkap laut ton A = jumlah perahu unit
L = jumlah nelayan orang Model perikanan tangkap laut untuk pantai utara Jawa Barat adalah
………..12 Sedangkan untuk perikanan tangkap laut di pantai selatan Jawa Barat, model
persamaannya adalah ………….13
Dari model tersebut terlihat bahwa α+ β=1, yang menunjukkan bahwa perikanan tangkap laut di Jawa Barat berada pada kondisi constant return to scale.
Elastisitas hasil tangkap terhadap jumlah perahu adalah sebesar 0,53 yang berarti kenaikan 1 persen jumlah perahu akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar 0,53
persen. Jika faktor lain dianggap tetap, maka penambahan 1 unit perahu akan
memberikan efek marjinal sebesar 0,53FA,L-A. Elastisitas hasil tangkap terhadap jumlah nelayan adalah sebesar 0,47, yang berarti kenaikan 1 persen
jumlah nelayan akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar 0,47 persen. Jika faktor lain dianggap tetap, maka penambahan 1 orang nelayan akan memberikan
efek marjinal sebesar 0,47FA,L-L. Pendugaan dengan metode FEM atau LSDV least square dummy
variable mengasumsikan tidak terjadi interaksi antara peubah dummy yang
mewakili wilayah pantai dengan peubah lain. Model dengan dummy variable yang menggambarkan wilayah pantai utaraselatan dengan interaksi terhadap
peubah jumlah perahu memberikan hasil ………14
Persamaan 14 menunjukkan bahwa untuk pantai utara Jawa Barat, kenaikan 1 dalam jumlah perahu akan meningkatkan produksi sebesar 0,49.
Sedangkan kenaikan 1 dalam jumlah nelayan akan meningkatkan produksi sebesar 0,48.
Sedangkan untuk perikanan tangkap pantai selatan, model persamaan produksinya adalah
……….15 Persamaan 15 menunjukkan bahwa untuk pantai selatan Jawa Barat,
kenaikan 1 dalam jumlah perahu akan meningkatkan produksi sebesar 0,55. Sedangkan kenaikan 1 dalam jumlah nelayan akan meningkatkan produksi
sebesar 0,48. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi antara jumlah perahu dengan wilayah pantai terhadap produksi perikanan tangkap.
Kedua persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai elastisitas jumlah perahu untuk wilayah selatan lebih tinggi dibanding elastisitas jumlah perahu untuk
wilayah utara. Hal tersebut diakibatkan karena tingkat pemanfaatan potensi perikanan di wilayah selatan Jawa Barat masih lebih rendah dibanding
pemanfaatan perikanan di wilayah pantai utara Jawa Barat. Hasil kajian Badan Riset Kelautan dan Perikanan sebagaimana dikutip oleh Sutisna 2007
menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan potensi perikanan wilayah Laut Jawa dan Selat Sunda sudah mencapai 171,72 dari potensi lestari, sedangkan wilayah
perairan Samudera Hindia baru termanfaatkan sebesar 72,41 dari potensi lestari. Karena pemanfaatan yang sudah melebihi potensi lestari, maka penambahan alat
produksi kapal penangkap ikan di wilayah utara Jawa Barat menghasilkan efek marjinal yang lebih kecil dibanding dengan efek marjinal penambahan kapal
penangkap ikan di wilayah selatan Jawa Barat.
6.2 Analisis Model Dinamik