LATAR BELAKANG Perancangan Mekanisme Hisap Vakum pada Mesin Pemanen Udang / Ikan Semi Kontinyu Tipe Vertikal

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Luas laut Indonesia dua pertiga dari daratannya. Total luas laut Indonesia adalah 3,544juta km 2 Perikanan dan kelautan dalam angka, 2010. Dalam sektor perikanan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Potensi sumberdaya perikanan baik perikanan tangkap, budidaya laut, perairan umum dan lainnya diperkirakan mencapai US 82 miliar per tahun. Potensi perikanan tangkap mencapai US 15.1 miliar per tahun, potensi budidaya laut sebesar US 46,7 miliar per tahun, potensi peraian umum sebesar US 1,1 miliar per tahun, potensi budidaya tambak sebesar US 10 miliar per tahun, potensi budidaya air tawar sebesar US 5,2 miliar per tahun, dan potensi bioteknologi kelautan sebesar US 4 miliar per tahun. Sektor perikanan Indonesia juga memiliki potensi sebagai pengekspor. Menurut data statistik volume ekspor, hasil perikanan terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Berikut ini disajikan data perkembangan volume ekspor hasil perikanan di Indonesia bulan januari hingga bulan maret 2012. Data dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Perkembangan volume ekspor hasil perikanan menurut komoditi utama, 2012 Rincian Tahun 2012 Januari Februari Maret Volume Ton 40,248 91,61 131,851 Udang 2,518 5,237 8,309 Tuna, Cakalang, Tongkol 13,423 24,494 34,253 Ikan Lainnya termasuk darat 17,051 45,487 63,131 Kepiting 2,072 4,113 6,559 Lainnya 5,185 12,278 19,598 Sumber : http:statistik.kkp.go.idindex.phpdashboarddetail18Statistik-Volume-Ekspor- Hasil-Perikanan Produk yang dihasilkan dari sektor perikanan merupakan sumber protein hewani yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia. Beberapa produk yang mempunyai nilai protein tinggi adalah udang dan ikan. Udang dan ikan merupakan komoditas hasil perikanan yang memiliki posisi penting bagi perekonomian Indonesia dengan pemasaran di dalam maupun luar negeri. Permintaan konsumen akan udang dan ikan semakin meningkat, baik dari segi mutu maupun dari segi kualitasnya. Mutu tertinggi dari produk udang dan ikan berasal dari kesegaran produk dalam keadaan hidup. Kebutuhan akan kemudahan mendapatkan hasil budidaya dalam tambak semakin bertambah, termasuk dalam hal pemanenan hasilnya. Sejauh ini mekanisme pemanenan udang dan ikan khususnya masih menggunakan cara tradisional, meskipun ada yang sudah menggunakan cara modern. Cara yang paling modern untuk memanen udang dan ikan sudah menggunakan mesin pemanen, akan tetapi masih adanya kekurangan dalam mekanisme pemanen itu sendiri seperti masih bekerja untuk sekali pemanenan. Walaupun sebagian mesin pemanen sudah bekerja secara kontinyu, namun masih tetap membutuhkan tenaga pengoperasian yang tinggi kerena banyaknya komponen-komponen yang harus dioperasikan dalam waktu bersamaan. Cara lain adalah dengan menggunakan jaring trawl yang bagian mulutnya dialiri listrik dan ditarik oleh 3-4 orang dengan mengelilingi tambak. Hal ini selain dapat mengakibatkan udang stress yang akhirnya berdampak pada kematian, juga beresiko bagi pemanen yang harus masuk ke dalam tambak Suyanto dan Takarina, 2009. Dalam pemanenan hasil perikanan, alat pemanenan yang ada di Indonesia cukup beragam. Kendala yang dihadapi dalam pemanenan hasil perikanan ini adalah banyaknya membutuhkan sumber daya dan masih minimnya ilmu dan keterampilan dalam memanen. Salah satu cara untuk meminimalisir kendala tersebut adalah penggunaan mesin pemanen secara mekanis dalam pemanenan hasil tambak. Kendala lain yang dihadapi adalah hasil panen yang masih mengalami kecacatan dan tingkat mortalitas yang tinggi. Meskipun sudah mempergunakan mesin pemanen mekanis, namun kendala ini masih belum dapat secara sepenuhnya teratasi. Penelitian tentang hal ini sudah lama dilakukan, dimulai dari penelitian Hamdani 2005 yang kemudian dilanjutkan oleh Kharim 2006 yang keduanya meneliti pemanenan udang dengan melewatkan udang ke dalam aliran pompa. Hasilnya belum bisa dikatakan sempurna, karena masih banyaknya komoditas yang cacat saat dipanen. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Gumilang 2011 yaitu perancangan mekanisme baru dengan sistem pengisap pada mesin pemanen udangikan. Pada perancangan ini sistem penghisap yang terjadi pada tabung hanya bisa digunakan untuk sekali pemanenan, kemudian dibuat dua tabung silinder agar mesin pemanen dapat bekerja secara kontinyu. Hasil tingkat kelulusan hidup komoditas hampir mendekati sempurna. Namun masih adanya kekurangan pada mesin pemanen tersebut yaitu tingkat kesulitan yang cukup besar dalam pengoperasian saat pemanenan. Kesulitan pengoperasiannya yaitu pada pemanenan pertama, sistem penghisap akan bekerja pada tangki yang pertama, setelah tangki pertama ini sudah penuh dengan komoditas maka pemanenan dilakukan pada tangki kedua. Setelah tangki kedua sudah penuh, pemanenan akan dilanjutkan lagi dengan tangki pertama. Dimana komoditas yang ada di tangki pertama sudah dipindahkan ke dalam bak penampung. Begitu seterusnya pemanenan dilakukan dengan mesin ini. Pada saat pemanenan banyak sekali komponen-komponen yang dioperasikan. Oleh karena itu, mesin ini cukup mempersulit untuk pemanenan udangikan. Dalam penelitian ini akan merancang mekanisme hisap vakum pada mesin pemanenan udangikan agar bekerja semi kontinyu dengan tingkat kemudahan yang cukup tinggi dalam pengoperasian mesin pemanen. Sistem penghisap dirancang satu tangki. Agar bekerja secara semi kontinyu, tangki hisap ini dihubungkan dengan tangki pemanenan yang dirancang vakum dengan posisi vertikal. Oleh karena itu, dengan solusi ini berharap mampu membuat modifikasi sistem yang akan dipergunakan dalam memanen hasil udangikan dengan tetap mempertahankan tingkat efisiensi dan efektivitas mesin pemanenan dan tingkat kelulusan hidup produk hasil panen udangikan yang tinggi.

B. TUJUAN