TINGKAT KELULUSAN HIDUP PENELITIAN SEBELUMNYA

Gambar 4. Jaring listrik yang dioperasikan oleh seorang operator Suyanto dan Takarina, 2009

D. TINGKAT KELULUSAN HIDUP

Tingkat kelulusan hidup udangikan dalam suatu pemanenan merupakan suatu parameter alat atau mesin yang digunakan efisien atau tidak untuk diterapkan. Subani dan Barus 1988, diacu dalam Soraya 2006 menyatakan bahwa dalam pemilihan alat tangkap atau alat pemanen ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu alat tersebut dapat digunakan secara efektif, efisien terhadap sasaran yang akan ditangkap agar memperoleh hasil semaksimal mungkin. Gambar 3. Jaring penadah yang berbentuk kantung dipasang di depan pintu air Suyanto dan Takarina, 2009

E. PENELITIAN SEBELUMNYA

1. Mesin pemanen udang, Hamdani 2005. Pada penelitian ini dirancang mesin pemanen udang dengan berbagai komponen. Komponen yang digunakan dalam merancang berupa : 1 casing input yang berbentuk penampang potongan kerucut dengan lobang input 6 inchi dan panjang 200 mm ; 2 casing output yang dibuat agar berbentuk mekanisme sentrifugal dengan lubang keluaran sebesar 4 inchi ; 3 penutup casing output yang berfungsi juga sebagai dudukan poros yang terbuat dari besi poros 3 inchi ; 4 pemegang poros dan flens yang digunakan untuk menstabilkan putaran poros ; 5 poros dengan diameter 1 inchi dan panjang 300 mm yang berfungsi sebagai tempat terpasangnya sudu pompa ; 5 sudu pompa dengan bentuk ulir yang mengkerucut yang terbuat dari plat 2 mm dan ; 7 rangka pompa yang tebuat dari besi siku. Sebagai tenaga penggerak digunakan motor listrik dengan daya 3 HP, 1 phase dengan putaran 1400 rpm. Dimensi p x l x t dari pompa pemanen udang dari hasil pembuatan adalah 1000x450x650 mm dan berat pompa 74 kg. Mekanisme dari alat ini adalah dengan cara menghisap udang secara langsung yang menyebabkan komoditas bergesekan langsung dengan impeler pompa yang mengakibatkan kecacatan pada komoditas hasil panen. Pengujian pemanenan udang dilakukan sebanyak 4 kali ulangan dengan jumlah sempel masing-masing ulangan adalah 30 ekor udang. Tingkat kelulusan berdasarkan jumlah udang yang hidup dan tidak cacat adalah sebesar 75, dalam keadaan mati sebesar 3.3, cacat sebesar 19.2, dan tidak terhisap sebesar 2.5 dengan waktu perjalanan travel time rata-rata yang dibutuhkan 1 ekor udang dari kolam sampai lubang keluaran adalah 7.23 detik. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Sistem penghisap pada mesin pemanen udangikan, Gumilang 2011. Peneliti telah merancang mekanisme sistem pengisap pada mesin pemanen udangikan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tingkat kelulusan komoditas dalam kondisi hidup sangat besar bahkan hampir mendekati sempurna yaitu sebesar 98.9, komoditas dengan kondisi mati sebesar 0.4, dan komoditas dengan kondisi cacat sebesar 0.7. Hasil pengujian tingkat kelulusan komoditas ini hampir mendekati sempurna yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Skema dari mekanisme kerja sistem peghisap ini disajikan pada Gambar 5 berikut ini : Keterangan : a : kolam penampungan komoditas dan air diasumsikan seperti tambak. b : tabung vakum. c : jaring perangkap. d : pompa. e : penampungan air. Gambar 5. Skema mekanisme sistem penghisap pada mesin pemanen udangikan Gumilang, 2011 Mekanisme kerja dari sistem penghisap ini adalah air dan komoditas yang akan di panen dihisap menggunakan tenaga yang berasal dari arus listrik yang memutar pompa. Air dan komoditas tersebut berada dalam kolam penampungan 1 dan akan terhisap ke dalam saluran penghisap 2 selanjutnya akan masuk ke dalam fish trap yang terdiri dari tabung vakum yang telah dilengkapi dengan jaring yang berfungsi untuk memerangkap komoditas supaya tidak terhisap dan masuk ke dalam pompa 3. Komoditas yang berada di dalam fish trap akan terus bertambah dengan bertambahnya waktu. Sedangkan air terus mengalir ke dalam pompa 4 dan dibuang ke penampungan yang lain 5 sedangkan fish trap kembali diisi oleh air dan komoditas. Setelah fish trap terisi penuh oleh komoditas yang dipanen maka katup manual diputar untuk menukarkan mekanisme pemanenan ke fish trap yang satunya lagi dan mekanisme berjalan seperti pada fish trap yang pertama. Komoditas yang terjebak pada fish trap dikeluarkan untuk dipindahkan ke wadah penampungan hasil pemanenan. Mekanisme ini berjalan terus menerus secara kontinyu hingga komoditas panen semuanya terambil.

F. ALIRAN FLUIDA