5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Data Iklim di Indonesia
Basis data iklim yang handal dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi iklim yang dinamis dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, data
iklim harus diperbaharui agar didapatkan data yang akurat. Data iklim yang akurat dan seri waktu yang panjang sangatlah penting. Karena untuk kebutuhan
analisis iklim biasanya membutuhkan data iklim seri yang cukup panjang agar didapatkan hasil analsis yang tepat. Oleh sebab itu pengkayaan dan pemutakhiran
data iklim sangatlah penting. Selain adanya interaksi antar unsurnya, kondisi iklim suatu lokasi saling
berkorelasi dengan lokasi lainnya, baik dalam skala lokal meso maupun regional dan global makro. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan informasi iklim dan
analisis resiko iklim yang efektif dan akurat dibutuhkan data iklim dari berbagai stasiun pengamatan iklim yang satu sama lain saling melengkapi dan bersifat
sinergis Las et al, 2000. Menurut Sandy dalam Damayanti 2001, Pulau Jawa adalah salah satu
wilayah di Indonesia dengan kerapatan jaringan stasiun meteorologi tertinggi. Hingga akhir tahun 1941 terdapat sejumlah 3.128 pengukur hujan yang tercatat
ada di Pulau Jawa dengan kerapatan 15 km
2
pengukur hujan, namun tidak satupun yang mengumpulkan basis data secara lengkap dan seri waktu yang panjang.
Oleh karena itu untuk keperluan penelitiannya Sandy hanya dapat menggunakan 94 stasiun.
Pernyataan Sandy tersebut diperkuat dengan pendapat Fahrizal 2008, yang menyatakan bahwa saat ini ketersediaan data iklim di Indonesia masih
sangat terbatas dan sebaran yang tidak merata. Kondisi tersebut diperburuk dengan adanya over lapping data iklim akibat belum efektifnya sistem koordinasi
dan jaringan kerjasama antar instansi penyedia dan pengguna data iklim. Jenis unsur iklim yang diamati dan periode pengamatannya pun masih sangat beragam
dan sering terputus. Akibatnya sebagian data tidak dapat dimanfaatkan.
6 Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,
keterbatasan basis data iklim di atas dapat ditanggulangi dengan penggunaan teknologi penginderaan jauh, misalnya dengan citra satelit ataupun dengan
pemodelan iklim.
Dengan penginderaah
jauh dan pemodelan
iklim memungkinkan mendapatkan data iklim pada wilayah-wilayah yang susah
dijangkau dengan menggunakan peralatan konvensional.
2.2 Model Iklim