29
3.3.3 Penentuan Kelas Tekstur Tanah dan Pendugaan Kapasitas Lapang dan Titik Layu Permanen
Kelas  tekstur  tanah  diadopsi  dari  peta  tanah  pada  Gambar  3.  Dari  peta tersebut  belum  diketahui  kelas  tekstur  tanahnya.  Untuk  mengetahuinya    perlu
disesuaikan  dengan Legenda Sistem Lahan Jawa dan Bali Lampiran 5.   Kelas tekstur tanah  hasil  penyesuaian  antara  peta tanah  dengan  Legenda  Sistem  Lahan
Jawa Bali  bisa diketahui kelas tekstur halus  hingga kasar, tetapi belum diketahui jenis  teksturnya,  oleh  karena  itu  perlu  disesuaikan  lagi  dengan  Tabel  3.
Selanjutnya  pendugaan nilai kapasitas lapang dan titik layu permanen, didasarkan pada jenis tekstur tanah seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 3.  Hubungan Kelas Tekstur dan Jenis Tekstur Tanah
Kelas Tekstur Jenis Tekstur
Kasar Pasir
Pasir berlempung Agak Kasar
Lempung berpasir
Sedang Lempung
Lempung berdebu Debu
Agak Halus Lempung liat berpasir
Lempung liat berdebu Lempung berliat
Halus Liat berpasir
Liat berdebu Liat
Sumber: Hardjowigeno,  1993
30
3.3.4  Perhitungan Evapotranspirasi Potensial
Perhitungan  evapotranspirasi  potensial  harian  pada  penelitian  ini menggunakan metode Thornthwaite and Mather yang sudah dimodifikasi Pereira
and Pruitt, 2004. Adapun  rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Etp harian adalah sebagai berikut.
a.  Persamaan untuk suhu udara rata-rata t ≤ 26,5 °C
b.  Persamaan untuk suhu udara rata-rata t  26,5 °C
Dimana :  ETP harian   = evapotranspirasi harian mm T
=  suhu udara harian
o
C I
= Indeks panas N
=  panjang  hari  Jam  besarnya  panjang  hari berdasarkan  letak  lingtang.  Untuk  Indonesia
bagian  belahan  bumi  selatan,  rata-rata  nilai  N adalah 12 jam.
31
3.3.5  Pendugaan Kekeringan dengan Metode Neraca Air
Risiko  kekeringan  diduga  dengan  menggunakan  analisis  neraca  air  tanah secara  umum  dengan  model  pendekatan  yang  dikembangkan  oleh  Thornthwaite
and  Mather  1955.    Hasil  perhitungan  neraca  air  ini  adalah  jumlah  air  tersedia pada  tiap-tiap  satuan  waktu  harian.  Untuk  mengetahui  suatu  waktu  kondisinya
kering  atau  tidak  berdasarkan  persentase  kapasitas  lapang.  Nilai  persentase kapasitas lapang didapat dengan menggunakan persamaan:
Semakin  kecil  persentase  kapasitas  lapang,  maka  kondisi  kelengasan  tanah akan  semakin  mendekati  kekeringan.  Untuk  mengetahui  batas  terjadinya
kekeringan  dilakukan  dengan  uji  coba  membandingkan  kondisi    beberpa  nilai persen kapasitas lapang 0 KL
– 50 KL dengan kondisi kekeringan aktual di lapangan.  Nilai  korelasi  antara  persentase  kapasitas  lapang  dengan  kondisi
kekeringan  aktual  yang  terbesar  akan  dijadikan  ambang  batas  threshold  mulai terjadinya  cekaman  kekeringan.  Selain  itu  didukung  juga  dengan  berbagai  studi
pustaka  yang  menyatakan  ambang  batas  tanaman  pertanian  tertentu  mulai mengalami  cekaman  kekeringan  berdasarkan  parameter  persentase  kapasitas
lapangnya.
3.3.6  Uji Kehandalan Kekeringan Model