2
Raudhatul Hasanah saat ini memiliki santri sebanyak 2997 orang dengan luas lahan 7,5 Ha.
Dengan jumlah santri yang banyak tentunya kebutuhan ruang terbangun semakin meningkat, hal ini dapat berdampak negatif terhadap ketersediaan ruang
terbuka hijau RTH di area pesantren. Peningkatan kebutuhan ruang terbangun dapat mengurangi luasan ruang terbuka hijau. Berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No 1 tahun 2007, RTH memberikan manfaat sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan serta dapat dijadikan sebagai sarana
rekreasi aktif dan pasif. Dalam hal ini RTH di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat difungsikan sebagai alternatif tempat berlangsungnya proses belajar-
mengajar untuk mengurangi kejenuhan santri saat melakukan kegiatan belajar di dalam ruangan. Selain itu, RTH pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah juga dapat
dijadikan sebagai media edukasi untuk lebih mengenal alam sehingga para santri dapat lebih mengenal alam serta dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah di
muka bumi ini untuk menjaga kelangsungan alam. Dengan demikian untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan ruang terbangun dengan keberadaan RTH maka
perlu dilakukan evaluasi tata hijau pesantren yang sesuai dengan kegiatan dan aktivitas di dalamnya, baik berupa disiplin dan lain-lain.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau RTH pada pesantren Ar-
Raudhatul Hasanah
2. Menganalisis lanskap eksisting Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah untuk
mengetahui potensi dan kendala dalam memenuhi kebutuhan RTH yang mendukung aktivitas di pesantren.
3. Menyusun rencana tata hijau Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang
mendukung pendidikan dan aktivitas di dalamnya.
3
1.3 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Masukan bagi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berupa rencana tata hijau.
2. Referensi bagi pesantren lain yang sejenis sebagai rencana pengembangan
pesantren. 3.
Masukan bagi Kementrian Agama selaku instansi pemerintahan yang bertanggung jawab atas pesantren yang ada di Indonesia untuk
pengembangannya.
1.4 Kerangka Pikir
Lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan lanskap pendidikan yang harusnya dapat mendukung kegiatan dan aktivitas di dalamnya. Jumlah
santri setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga kebutuhan ruang terbangun akan meningkat, hal ini mengakibatkan menurunnya ruang terbuka
hijau RTH pada tapak, selain itu kurangnya pengelolaan pada lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Penurunan RTH
dan kurangnya pengelolaan lanskap berdampak pada menurunnya tingkat kenyamanan pada lanskap pesantren.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat tiga aspek yang perlu dianalisis, yaitu: aspek fisik, aspek sosial, dan aspek pengelolaan lanskap. Aspek
fisik baik yang alami maupun buatan perlu dianalisis untuk mendukung penggunaan dan pengelolaan pesantren yang digunakan selama 24 jam, hal ini
yang menjadi salah satu pembeda antara lanskap pesantren dengan lanskap pendidikan lainnya.
Dengan adanya analisis pada tiga aspek tersebut maka akan menghasilkan konsep-konsep dalam perencanaan lanskap, seperti: konsep tata ruang dan
sirkulasi, konsep fasilitas dan utilitas, serta konsep tata hijau. Konsep ini direncanakan dengan mempertimbangkan tiga hal, pertama potensi lanskap
pesantren yang merupakan pesantren terluas di Medan, kedua kendala lanskap pesantren yang memiliki tantangan kedepan dalam hal penataan lanskap, dan
ketiga konsep pendidikan pesantren yang memiliki perbedaan dengan konsep
4
pendidikan secara umum. Dengan demikian maka terbentuk perencanaan tata hijau pesantren yang mendukung kegiatan dan aktivitas di dalamnya. Bagan
kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA