Perencanaan Lanskap Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

9 Untuk dapat memberikan fungsi yang maksimal maka sangat perlu dilakukan penataan terhadap tanaman pada tapak. Menurut Nurisyah 2004 sebaiknya vegetasi direncanakan untuk saling melengkapi untuk meningkatkan kualitas suatu lanskap atau bentang alam.

2.4 Perencanaan Lanskap

Simonds 1983 mendefinisikan lanskap sebagai bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana elemen-elemennya dibagi menjadi elemen-elemen lanskap utama dan elemen-elemen lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen yang tidak dapat diubah atau sukar sekali diubah seperti gunung, lembah, sungai, daratan, pantai, danau, lautan, dan sebagainya. Elemen lanskap penunjang adalah elemen lanskap yang dapat diubah sesuai keinginan perencana atau pemakainya seperti bukit, anak sungai, dan aliran air yang kecil. Sedangkan Menurut Thompson dan Frederick 1997, lanskap adalah tempat untuk memahami intraksi rumit antara kehidupan dan lahan. Lanskap dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia namun haruslah direncanakan dengan baik agar hubungan antara lanskap dan manusia tetap seimbang. Rencana menurut Chadwick 1978 merupakan setiap proses hirarki dalam organisme yang dapat mengontrol urutan-urutan kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan Perencanaan adalah proses, suatu proses pemikiran manusia dan tindakan berdasarkan pemikiran bahwa dalam titik fakta, pemikiran, berpikir untuk masa depan tidak lebih atau kurang dari ini adalah perencanaan, yang merupakan aktivitas manusia yang sangat umum . Menurut Gold 1980, perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan dan bertahap yang mengembangkan pedoman pembangunan, konsep pembangunan meliputi pelestarian, atau kesinambungan ruang dan pelayanan. Berikut proses perencanaan menurut Gold 1980. 10 Gambar 2. Proses Perencanaan Gold 1980 Salah satu prinsip dasar untuk mencapai kesuksesan dalam perencanaan menurut Gold 1980, setiap user harus memiliki akses terhadap aktivitas dan fasilitas serta terterintegrasi dengan fasilitas publik seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi.

2.5 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang diawali dengan adanya “wirid yasinan” masyarakat Paya Bundung. Pesantren ini didirikan pada tanggal 18 Oktober 1982 yang bertepatan pada tanggal 1 Muharram 1403 H di atas tanah wakaf seluas 4.432,5 m 2 dengan jumlah santri sebanyak 16 orang. secara resmi pesantren di-akte-notariskan pada tanggal 13 Agustus 1986 oleh Notaris Djaidir, SH di Medan, dengan nama “Badan Wakaf Pesantren Ar- Raudlatul Hasanah”. Meskipun baru di-akte-notariskan pada tahun 1986, namun tersirat bahwa Badan Wakaf ini didirikan tanggal berdirinya Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Nama-nama yang tercantum sebagai pendiri Badan Wakaf tersebut adalah: H. Hasan Tarigan, H. M. Arsyad Tarigan, Usman Husni Musyrif, H. Mochtar Tarigan Ketua Umum, H. Abdul Muthalib Sembiring Ketua I, H. M. Ardyan Tarigan Ketua II, H. M. Ilyas Tarigan Sekretaris Umum, H. Goman Rusydi Pinem Sekretaris I, H. Musa Sembiring Sekretaris II, H. Hilaluddin Sembiring Bendahara I, H. Panji Mohammad Bahrum Tarigan Bendahara II, Hj. Moendyah Mochtar, H. Syaad Afifuddin Sembiring, H. Sehat Keloko, H. Raja Syaf Tarigan, H. Benyamin Tarigan, H.M. Nurdin Ginting, H. Ja’far Tarigan Anggota. Direktur pertama pesantren Ar- Raudhatul Hasanah adalah ustad Usman Husni Alm, beliau merupakan alumni pondok pesantren Gontor yang memimpin pengajian masyarakat Paya Bundung pada saat itu. 11 Tahun-tahun berikutnya pesantren mengalami perluasan dengan adanya sumbangan tanah wakaf dan bantuan dana dari beberapa pemuka agama dan wali santri maka hingga saat ini pesantren memiliki tanah wakaf seluas 7,5 Ha dengan jumlah santri sebanyak 1489 orang dan santrwati sebanyak 1508 orang. Nama „Ar-Raudhatul Hasanah’ berasal kata ‘hadaiq’ pada Surah An- Naba’, yang memiliki penafsiran sebagai ‘Ar-Raudlatul Hasanah’ taman surga yang indah. Dengan harapan bahwa pesantren wakaf tersebut menjadi taman yang indah bagi para pewakif dan pelajarnya, dan bagi semua yang berjihad di dalamnya. Filosofi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah pesantren umat yang dicetuskan para pendirinya untuk mengabdi kepada agama serta membina umat untuk berbudi mulia dengan menjalin Ukhuwah Islamiah dan tetap berpegang teguh pada Al-quran dan Sunnah demi menuju ridho Allah SWT. Sejak awal didirikannya pesantren ini tetap mempertahankan nilai-nilai yang berlaku di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang tertuang dalam panca jiwa pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Panca jiwa pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah sebagai berikut: 1. Jiwa Keikhlasan 2. Jiwa Kesederhanaan 3. Jiwa Berdikari 4. Jiwa Ukhuwah Islamiah 5. Jiwa Bebas Konsep pendidikan yang diterapkan pada pesantren ini sejak dahulu hingga sekarang adalah konsep pendidikan Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiya KMI. KMI Ar-Raudlatul Hasanah adalah sekolah pendidikan guru Islam yang model dan kurikulumnya diambil dari KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, yang merupakan perpaduan antara Sekolah Normal Islam Padang Panjang dengan model pendidikan pondok pesantren di Jawa. Pelajaran agama, seperti yang diajarkan di beberapa pesantren pada umumnya dengan sistem sorogan, diajarkan di kelas-kelas. Pada saat yang sama, para santrisantriwati sudah wajib tinggal di dalam asrama dengan mempertahankan jiwa dan suasana kehidupan pesantren. jenjang pendidikan di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berlangsung selama enam 12 atau empat tahun. Enam tahun bagi santri yang memulai pendidikan dari tingkat Tsanawiyah sederajat SMP dan empat tahun bagi santri yang memulai pendidikan dari tingkat Aliyah sederajat SMA Lembaga tertinggi dalam organisasi Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah adalah Badan Wakaf. Badan Wakaf adalah semacam badan legislatif yang beranggotakan 17 orang, berfungsi sebagai nazhir wakaf dan berperan menjaga serta menyuburkan wakaf Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Sementara untuk pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran di pesantren, Badan Wakaf membentuk Majelis Pimpinan terdiri dari 3 orang anggota Badan Wakaf, yang berperan sebagai mandataris Badan Wakaf dan sebagai mediator antara pengelola dalam Pesantren dengan Badan Wakaf. Untuk tugas dan kewajiban keseharian amanat ini dijalankan oleh Majelis Pengasuh yang dikoordinir oleh Direktur Pesantren. Direktur dan Majelis Pengasuh Pesantren merupakan semacam badan eksekutif, bertanggungjawab terhadap operasional keseharian pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, dibantu oleh semua guru dan karyawan. Untuk penataan lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berada dibawah tanggung jawab Bidang Kesejahteraan dan Pekerjaan Umum melalui Biro Kebersihan dan Tata lingkungan yang berkoordinasi dengan Biro Pembangunan terutama dalam perencanaan dan pengelolaan lanskap pesantren saat ini. Adapun untuk pemeliharaan lanskap sehari-hari diserahkan kepada Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah melalui Bagian Tata Lingkungan. Waktu pemeliharaan biasanya dilakukan pada sore hari setelah shalat ashar menjelang maghrib dan jadwal mingguan setiap jumat pagi. 13

BAB III METODOLOGI