52
4.2.3 Persepsi dan Harapan User
Untuk mengetahui persepsi dan harapan user, maka dilakukan penyebaran kuisioner kepada 100 santri dan santriwati. Santri dan santriwati dipilih sebagai
responden karena santri dan santriwati merupakan user utama pada tapak dengan jumlah terbanyak. Berdasarkan hasil survei lapang yang didapat melalui kuisioner
kepada 50 santri dan 50 santriwati, maka informasi dari responden ini dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik, persepsi dan harapan user.
Sebesar 46 dari seluruh responden menyatakan bahwa alasan utama memilih pesantren Ar-Raudhatul Hasanah untuk melanjutkan pendidikan adalah
melihat aspek pendidikan yang ada di pesantren itu sendiri. Untuk kurikulum pesantren 47 responden menyatakan bahwa kurikulum pesantren tergolong baik.
Persepsi responden terhadap ruang terbuka hijau pesantren Ar-Raudhatul Hasanah menyatakan bahwa 45 menyatakan RTH pesantren luas dan dengan
persentase 39 menyatakan pesantren memiliki RTH yang cukup luas. Adapun persepsi responden terhadap pengelolaan pesantren terhadap RTH dari kebersihan,
keamanan serta fasilitas menyatakan baik. Untuk penggunaan RTH di pesantren 53 menyatakan sering menggunakan RTH, adapun aktivitas yang menggunakan
RTH adalah pramuka, olah raga, drumband, silat, dll. Sebagian besar responden berharap adanya penambahan RTH dan pengelolaan yang lebih baik lagi terhadap
RTH. Untuk hasil kuisioner dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2.4 Pengelolaan Pesantren
Laskap pesantren saat ini dikelola oleh Bidang Kesejahteraan dan Pekerjaan umum melalui Biro Kebersihan dan Tata Lingkungan. Bidang dan Biro
ini terdiri dari para guru yang diberikan amanah untuk mengelola lanskap pesantren. Biro Kebersihan dan Tata Lingkungan membawahi bagian pada
Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah OPRH, yaitu Bagian Tata Lingkungan BATALING. Bagian ini digerakkan oleh santri dan santriwati yang telah duduk
di kelas enam serta diberikan kepercayaan untuk mengelola OPRH. BATALING diamanahkan untuk memelihara lanskap khususnya dalam hal kebersihan sehari-
hari. Berikut hirarki pengelolaan lanskap pesantren Gambar 24.
53
Gambar 24. Struktur Pengelolaan Lanskap Pesantren Saat ini pengelolaan sampah di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah diawali
dengan pemisahan sampah organik dengan sampah non-organik. Sampah organik dikelola menjadi kompos dan sampah non-organik dikelola untuk bahan kerajinan
tangan dan lain-lain. Namun konsep ini belum berjalan secara maksimal dikarenakan masih rendahnya kesadaran santri dan santriwati terhadap pentingnya
pemanfaatan sampah ini. Pemisahan sampah dilakukan mulai dari setiap asrama yang ada dan dilakukan oleh piket asrama yang berjumlah dua sampai empat
orang tiap asrama. Pemilihan piket asrama diatur oleh ketua asrama dengan membuat jadwal piket asrama sebelumnya, dari asrama sampah ini akan diangkut
ke tempat pembuangan akhir dengan menggunakan mobil pick up. Pengangkutan ini dikordinir oleh tiga hingga lima orang karyawan yang diamanahkan oleh
pesantren. Jadwal pengangkutan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 08.00-09.30 WIB dan sore hari pada pukul 17.00-18.00 WIB.
Setiap asrama diberikan alat pemeliharaan dan diberikan tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara ketersediaan alat. Alat-alat pemeliharaan yang
diberikan disetiap asrama berupa: sapu lidi, sapu ijuk, serokan sampah, tempat sampah, kain lap, gunting pangkas tanaman, dan lain-lain. Untuk jumlah alat
disesuaikan berdasarkan kebutuhan tiap asrama. Bataling memiliki tanggung jawab terhadap pesantren dalam hal
kebersihan lingkungan pesantren. Untuk menjaga dan memelihara taman Bataling memberikan sangsi bagi setiap santri yang melanggar disiplin terkait lingkungan,
54
seperti membuang sampah sembarangan, merusak taman, dan lalai dari piket yang telah diamanahkan. Sangsi yang diberikan dapat berupa mengumpulkan sampah
di lingkungan pesantren danatau mencari santri lain yang melanggar disiplin Bataling.
4.3 Hasil Analisis dan Sintesis