Evaluasi Tata Hijau sebagai Upaya Mendukung Pendidikan dan Aktivitas di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan, Sumatera Utara

(1)

EVALUASI TATA HIJAU SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG PENDIDIKAN DAN AKTIVITAS DI PESANTREN

AR-RAUDHATUL HASANAH, MEDAN

ADI PUTRA DAULAY

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Evaluasi Tata Hijau Sebagai Upaya Mendukung Pendidikan dan Aktivitas di Pesantren

Ar-raudhatul Hasanah, Medan” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada daftar pustaka skripsi ini.

Bogor, Februari 2013 Adi Putra Daulay A44080061


(3)

RINGKASAN

ADI PUTRA DAULAY. Evaluasi Tata Hijau Sebagai Upaya Mendukung Pendidikan dan Aktivitas di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan. Dibimbing oleh NURHAYATI H.S. ARIFIN.

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang berada di Kota Medan. Pesantren ini merupakan pesantren terluas di Kota Medan dengan luas 7,5 Ha dan jumlah santri sebanyak 2997 orang. Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah menggunakan sistem asrama selama 24 jam dalam menjalankan aktivitas pendidikannya, seluruh santri dan santriwati diwajibkan menetap di asrama dengan mengikuti segala disiplin dan peraturan yang ada. Dengan sistem seperti ini maka lingkungan yang baik sangat diperlukan untuk memberikan kenyamanan bagi santri dan santriwati dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Tidak adanya rencana penataan lanskap pesantren menjadi salah satu kendala yang perlu diperhatikan untuk menjaga kenyamanan user di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Selain itu, kebutuhan pesantren terhadap ruang terbangun yang disebabkan oleh peningkatan jumlah santri tiap tahunnya menjadi suatu pertimbangan bagi pengelola lanskap pesantren untuk tetap menjaga keseimbangan ruang terbangun dengan ruang terbuka hijau pada tapak. Dengan adanya kendala tersebut maka diperlukan adanya evaluasi tata hijau untuk mendukung pendidikan dan aktivitas di dalamnya.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, menganalisis lanskap eksisting pesantren Ar-Raudhatul Hasanah untuk mengetahui potensi dan kendala dalam memenuhi kebutuhan RTH, serta menyusun rencana tata hijau pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari yang diawali dengan tahap persiapan sampai bulan September 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode perencanaan yang dikemukakan oleh Gold (1980). Tahapan penelitian adalah inventarisasi tapak untuk mengetahui kondisi fisik-biofisik, data sosial, serta rencana pengembangan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, selanjutnya pengumpulan data yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis, data


(4)

dianalisis secara deskriptif dan spasial untuk mengetahui potensi dan kendala pada tapak. Tahap berikutnya adalah sintesis dan terakhir tahap perencanaan yang menghasilkan site plan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Batasan dalam penelitian ini adalah mengevaluasi tata hijau dengan asumsi jumlah santri sebanyak 3500 orang dan dengan lahan seluas 7,5 Ha (tidak adanya penambahan lahan)

User pesantren Ar-Raudhaatul Hasanah terdiri dari santri sebanyak 1489 orang dan santriwati 1508 orang. User lainnya adalah pengajar (ustad dan ustazah) sebanyak 163 orang serta pengunjung pesantren Ar-Raudhatul Hasanah sebanyak 7464 orang ( periode 2011).

Lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dikelola oleh Bidang Kesejahteraan dan Pekerjaan Umum melalui Biro Kebersihan dan Tata Lingkungan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang terdiri dari guru-guru pesantren Ar-Raudhatul Hasanah itu sendiri. Biro ini juga mengawasi Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah melalui Bagian Tata Lingkungan untuk membantu pelaksanaan pemeliharaan lanskap sehari-hari.

Lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat ini memiliki RTH seluas 8.696 m2 atau sebesar 11,54% dari luas tapak, adapun ruang terbangun seluas 28.990 m2 atau 38,46% dari luas tapak dan ruang terbuka non-hijau seluas 37.696 m2 atau sebesar 50% dari luas tapak. Kebutuhan RTH pada tapak dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan Kebutuhan RTH di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berdasarkan jumlah santri dan santriwati, pengajar, serta pengunjung dengan mengacu pada standar kebutuhan RTH per individu (1,5 m2/orang, berdasarkan kebutuhan per individu untuk bermain dan berolahraga) adalah 16.691 m2. Dengan demikian RTH pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang saat ini seluas 8.696 m2 masih kurang seluas 7.995 m2 untuk dapat memenuhi kebutuhan RTH tersebut.

Belum adanya rencana tata hijau pada tapak menjadi salah satu kendala yang perlu diperbaiki untuk mempertahankan keseimbangan antara ruang terbangun dan ruang terbuka pada tapak. Selain itu kondisi tapak saat ini seperti banyaknya pola sirkulasi, adanya interaksi antara putra dan putri pada beberapa


(5)

area juga merupakan kendala yang perlu diperhatikan agar disiplin dan kegiatan pesantren dapat berjalan dengan baik.

Perencanaan tapak pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan perencanaan yang berbasis pendidikan dan aktivitas pesantren dengan konsep mesjid sebagai pusat tata ruang. Hal ini sejalan dengan filosofi Pesantren yang menjadikan mesjid sebagai pusat aktivitas dan kegiatan sehari-hari. Tapak direncanakan dengan dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona putra, zona putri, dan zona netral. Sirkulasi direncanakan dengan menghubungkan ruang-ruang yang ada pada tapak. Sirkulasi secara umum dibagi dua berdasarkan fungsi utamanya, yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Rencana vegetasi disesuaikan dengan fungsinya pada tapak, seperti fungsi pengarah, fungsi screen, fungsi penyangga, serta fungsi estetika.

Setelah perencanaan, dengan memanfaatkan ruang terbuka non-hijau maka pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki ruang terbuka hijau seluas 17.869 m2. Luasan ini telah memenuhi kebutuhan pesantren Ar-Raudhatul Hasananh terhadap ruang terbuka hijau. Keberadaan ruang terbuka hijau pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah diaplikasikan dalam bentuk taman, jalur hijau serta lapangan olahraga pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Setelah perencanaan, dengan memanfaatkan ruang terbuka non-hijau luas taman di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah 3.811 m2, dengan demikian luasan ini telah memenuhi kebutuhan taman per individu (0,5 m2/individu berdasarkan Ketetapan Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008 dengan jumlah santri sebanyak 3500 orang). Adapun kegiatan yang dapat dilakukan pada taman adalah diskusi (muhadatsah, latihan berbahasa), latihan berpidato, pramuka, aktivitas belajar – mengajar, serta duduk-duduk di taman.

Untuk dapat menjaga kualitas lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, sehingga dapat mendukung pendidikan dan aktivitas di dalamnya, maka disarankan agar pembangunan yang dilakukan dapat mengacu pada site plan. Dengan demikian pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat menjadi pesantren acuan dalam pembangunan pesantren-pesantren di Kota Medan.


(6)

® Hak Cipta IPB, tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini


(7)

EVALUASI TATA HIJAU SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG PENDIDIKAN DAN AKTIVITAS DI PESANTREN

AR-RAUDHATUL HASANAH, MEDAN

ADI PUTRA DAULAY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR


(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Tata Hijau sebagai Upaya Mendukung Pendidikan dan Aktivitas di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan, Sumatera Utara

Nama : Adi Putra Daulay NRP : A44080061

Departemen Arsitektur Lanskap

Menyetujui Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, M.Sc

NIP. 19620121 198601 2 001

Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap IPB

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP 19480912 197412 2 001


(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan studinya dengan skripsi yang berjudul Evaluasi Tata Hijau sebagai Upaya Mendukung Pendidikan dan Aktivitas di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian IPB.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa izin dari Allah SWT serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Nurhayati H.S. Arifin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi dan dosen pembimbing akademik atas kesabaran dan keikhlasannya serta ilmu yang telah diberikan selama masa bimbingan.

2. Ayahanda Alm. Marwan Daulay, ibunda Nur ’Aini Lubis selaku motivator terbesar penulis dalam penyelesaian skripsi ini, serta kedua abang (Ahmad Fadli Daulay, dan Ahmad Fauzi Daulay) dan adik (Nurul Azizah Daulay) yang telah memberikan doa selama ini.

3. Kementrian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa selama masa studi serta pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang telah bersedia dan memberikan izin sebagai tempat penelitian. 4. Alfi Syarifah, Fathul Munir, Rijal Chandra serta M. Zaen Nawawi

yang telah membantu dalam pengambilan data di lapang.

5. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kritik dan saran yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat diterima dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya sehingga memberi manfaat bagi semua pihak terkait khususnya bagi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, amin.

Bogor, Februari 2013


(10)

RIWAYAT HIDUP

Adi Putra Daulay lahir di Medan pada tanggal 23 September 1989. Penulis adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, putra dari pasangan Bapak Alm. Marwan

Daulay dan Ibu Nur ‘Aini Lubis. Penulis memulai pendidikan formal di SDN

060849 Medan pada tahun 1997 dan lulus tahun 2002, kemudian menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiah di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan pada tahun 2005, dilanjutkan ke jenjang Madrasah Aliyah pada pesantren yang sama dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan jenjang perguruan tinggi melalui beasiswa Kementrian Agama di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kegiatan berorganisasi, penulis pernah bergabung dalam beberapa kegiatan organisasi diantaranya: Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasah (OPRH) selaku Ketua OPRH priode 2006-2007, Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) selaku Ketua Divisi Fund Rising priode 2010-2011, Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affair (CSS MoRA) selaku wakil Ketua periode 2009-2010 dan ketua periode 2010-2011. Selain kegiatan berorganisasi penulis juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Kementrian Agama RI seperti Pembinaan dan Pengabdian Santri Nasional yang diadakan setiap tahunnya, selain itu penulis juga melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Kepakisan, Batur Banjar Negara dengan membuat program Desain Taman Sekolah Desa Kepakisan pada tahun ajaran 2010-2011.


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

I. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan Penelitian ...2

1.3 Manfaat Penelitian ...3

1.4 Kerangka Pikir Penelitian ...3

II. TINJAUAN PUSTAKA ...5

2.1 Pendidikan dan Lingkungan Alami ...5

2.2 Kelembagaan Pesantren ...6

2.3 Ruang Terbuka Hijau dan Tata Hijau ...7

2.4 Perencanaan Lanskap ...9

2.5 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...10

III. METODOLOGI ...13

3.1 Lokasi Penelitian ...13

3.2 Waktu Penelitian ...13

3.3 Batasan Penelitian ...14

3.4 Metode Penelitian...14

3.4.1 Tahap Persiapan ...15

3.4.2 Inventarisasi Tapak ...15

3.4.3 Analisis ...16

3.4.4 Sintesis ...17

3.4.5 Perencanaan...17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...18

4.1 Aspek Fisik dan Biofisik ...18

4.1.1 Lokasi, Luas, dan Batas Tapak ...18

4.1.2 Aksesibilitas dan Sirkulasi ...20

4.1.3 Pembagian Zona ...22

4.1.4 Penutupan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah...26

4.1.5 Penggunaan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...28

4.1.6 Hidrologi ...32

4.1.7 Iklim ...34

4.1.8 Vegetasi ...35

4.1.9 Kualitas Visual Lanskap ...39

4.1.10 Fasilitas ...43

4.2 Aspek Sosial ...47

4.2.1 Karakter User ...47

4.2.2 Aktivitas User ...49


(12)

4.2.4. Pengelolaan Limbah Pesantren ...52

4.3 Hasil Analisis dan Sintesis ...54

4.4 Konsep dan Perencanaan...57

4.4.1 Konsep Dasar ...57

4.4.2 Konsep Ruang dan Aktivitas ...57

4.4.3 Konsep Sirkulasi ...61

4.4.4 Konsep Tata Hijau...61

4.4.5 Block Plan dan Site Plan ...66

V. KESIMPULAN DAN SARAN ...71

5.1 Kesimpulan ...71

5.2 Saran ...72

VI. DAFTAR PUSTAKA ...73

LAMPIRAN ...75


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ...4

2. Proses Perencanaan Gold (1980) ...10

3. Peta Lokasi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...13

4. Proses Perencanaan Lanskap (Gold, 1980) ...15

5. Peta Dasar...19

6. Pets Analisis Sirkulasi ...21

7. Peta Analisis Zonasi ...24

8. Peta Kesesuaian Zonasi ...25

9. Peta Analisis Penutupan Lahan ...27

10.Peta Penggunaan Lahan ...29

11.Master Plan Pesantren A-Raudhatul Hasanah ...30

12.Peta Kesesuaian Penggunaan Lahan ...31

13.Sumur dan Penampungan Air, Saluran Drainase Terbuka, Salah Satu Titik Genangan Air ...32

14.Peta Hidrologi ...33

15.Rumput Tidak Terawat ...37

16.Peta Analisis Vegetasi ...38

17.Good View ...40

18.Bad View ...41

19.Peta Visual ...42

20.Raudhah Cafe, Wartel, Kantin Raudhah, Komplek Makam ...45

21.Salah Satu Asrama yang Digunakan Sebagai Asrama dan Kelas ...45

22.Peta eksisting Asrama dan Kelas ... 46

23.Peta Aktivitas ...51

24.Struktur Pengelolaan Lanskap Pesantren ...53

25.Peta Sintesis ...56

26.Peta Rencana Zonasi ...58

27.Peta Rencana Tata Ruang...59

28.Diagram Hubungan Antar Ruang...60

29.Peta Rencana Sirkulasi ...64

30.Peta Rencana Vegetasi ...65

31.Block Plan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...69

32.Site Plan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...70

33.Ilustrasi 1 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah...81

34.Ilustrasi 2 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah...81

35.Ilustrasi 3 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah...82


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Alokasi dan Standar Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ...8

2. Tahapan Penelitian ...14

3. Data yang Dibutuhkan...16

4. Data Luasan Masing-Masing Zona ...22

5. Data Penutupan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...26

6. Data Iklim Kota Medan ...35

7. Vegetasi Pada Tapak ...36

8. Fasilitas Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...43

9. Jumlah Santri dan Santriwati Periode 2012 ...47

10.Asal Daerah Santri dan Santriwati ...48

11.Staff Pengajar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah ...48

12.Jumlah Pengunjung Periode 2011 ...49

13.Hasil Analisis dan Sintesis ...54

14.Jenis Ruang, Fungsi, Aktivitas, dan Luas yang harus direncanakan ...66


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kegiatan Harian Santri dan Santriwati ...76

2. Hasil Kuisioner Persepsi User ...77

3. Kegiatan Mingguan Santri dan Santriwati ...80


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. Lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Kementerian Agama ini, menggunakan sistem pendidikan asrama dengan masjid sebagai pusat aktivitasnya dan dipimpin oleh kyai atau ustad sebagai tenaga pengajar. Menurut Sukamdani (2006), istilah pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu pondok dan pesantren. Ada yang menyebut pondok saja, atau pesantren saja, namun kebanyakan menyebut dengan lengkap yaitu pondok pesantren. “Pondok” artinya tempat berteduh dan menginap. Adapun “pesantren” berasal dari kata “santri” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri.

Pesantren memiliki dua pola dalam pendidikannya: pertama, pola pesantren salafi, dan kedua pola pesantren modern. Perbedaan keduanya terdapat pada kurikulum yang diajarkan, pesantren salafi lebih dominan menggunakan kurikulum yang berbasis agama seperti Figh, Hadist, Tafsir dan lain-lain. Adapun pesantren modern merupakan perpaduan antara kurikulum agama dan kurikulum umum seperti Matematika, Fisika, Biologi dan lain-lain. Meskipun keduanya berbeda namun terdapat kesamaan bahwa sebuah lembaga pendidikan dapat disebut pesantren jika memiliki lima unsur utama, yaitu Kyai, santri, pondok, masjid, dan kitab kuning (buku-buku agama Islam berbahasa arab yang ditulis oleh ulama zaman dahulu).

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan salah satu dari pesantren yang memiliki pola pesantren modern. Kurikulum pesantren Ar-Raudhatul Hasanah terdiri dari kurikulum agama dan kurikulum umum. Sebagian besar kurikulum pendidikannya mengacu pada Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah mendidik setiap elemen di dalamnya, mulai dari kyai, santri dan santriwati hingga karyawan pesantren agar mampu mencapai tujuan pesantren, yaitu sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran serta sebagai garda terdepan dalam membimbing masyarakat baik aspek sosial, ekonomi, maupun budaya. Kondisi pesantren


(17)

Ar-2 Raudhatul Hasanah saat ini memiliki santri sebanyak 2997 orang dengan luas lahan 7,5 Ha.

Dengan jumlah santri yang banyak tentunya kebutuhan ruang terbangun semakin meningkat, hal ini dapat berdampak negatif terhadap ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) di area pesantren. Peningkatan kebutuhan ruang terbangun dapat mengurangi luasan ruang terbuka hijau. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 1 tahun 2007, RTH memberikan manfaat sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan serta dapat dijadikan sebagai sarana rekreasi aktif dan pasif. Dalam hal ini RTH di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat difungsikan sebagai alternatif tempat berlangsungnya proses belajar- mengajar untuk mengurangi kejenuhan santri saat melakukan kegiatan belajar di dalam ruangan. Selain itu, RTH pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah juga dapat dijadikan sebagai media edukasi untuk lebih mengenal alam sehingga para santri dapat lebih mengenal alam serta dapat melaksanakan perannya sebagai khalifah di muka bumi ini untuk menjaga kelangsungan alam. Dengan demikian untuk dapat menyeimbangkan kebutuhan ruang terbangun dengan keberadaan RTH maka perlu dilakukan evaluasi tata hijau pesantren yang sesuai dengan kegiatan dan aktivitas di dalamnya, baik berupa disiplin dan lain-lain.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

2. Menganalisis lanskap eksisting Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah untuk mengetahui potensi dan kendala dalam memenuhi kebutuhan RTH yang mendukung aktivitas di pesantren.

3. Menyusun rencana tata hijau Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang mendukung pendidikan dan aktivitas di dalamnya.


(18)

3 1.3 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Masukan bagi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berupa rencana tata hijau. 2. Referensi bagi pesantren lain yang sejenis sebagai rencana pengembangan

pesantren.

3. Masukan bagi Kementrian Agama selaku instansi pemerintahan yang bertanggung jawab atas pesantren yang ada di Indonesia untuk pengembangannya.

1.4 Kerangka Pikir

Lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan lanskap pendidikan yang harusnya dapat mendukung kegiatan dan aktivitas di dalamnya. Jumlah santri setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga kebutuhan ruang terbangun akan meningkat, hal ini mengakibatkan menurunnya ruang terbuka hijau (RTH) pada tapak, selain itu kurangnya pengelolaan pada lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Penurunan RTH dan kurangnya pengelolaan lanskap berdampak pada menurunnya tingkat kenyamanan pada lanskap pesantren.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat tiga aspek yang perlu dianalisis, yaitu: aspek fisik, aspek sosial, dan aspek pengelolaan lanskap. Aspek fisik baik yang alami maupun buatan perlu dianalisis untuk mendukung penggunaan dan pengelolaan pesantren yang digunakan selama 24 jam, hal ini yang menjadi salah satu pembeda antara lanskap pesantren dengan lanskap pendidikan lainnya.

Dengan adanya analisis pada tiga aspek tersebut maka akan menghasilkan konsep-konsep dalam perencanaan lanskap, seperti: konsep tata ruang dan sirkulasi, konsep fasilitas dan utilitas, serta konsep tata hijau. Konsep ini direncanakan dengan mempertimbangkan tiga hal, pertama potensi lanskap pesantren yang merupakan pesantren terluas di Medan, kedua kendala lanskap pesantren yang memiliki tantangan kedepan dalam hal penataan lanskap, dan ketiga konsep pendidikan pesantren yang memiliki perbedaan dengan konsep


(19)

4 pendidikan secara umum. Dengan demikian maka terbentuk perencanaan tata hijau pesantren yang mendukung kegiatan dan aktivitas di dalamnya. Bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.


(20)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan dan Lingkungan Alami

Hakikat pendidikan itu adalah pembentukan manusia kearah yang dicita-citakan (Daulay, 2006). Jika pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab (Arifin, 2008).

Untuk dapat mencapai hakikat pendidikan maka sangat diperlukan adanya lingkungan yang sesuai, baik dari sisi sumber daya maupun pemanfaatannya. Menurut Zakiah dkk (1996), lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. Ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, atau alam yang bergerak atau tidak bergerak, kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang. Iskandar (2012) menyatakan bahwa manusia membutuhkan berbagai sumber daya yang berada di alam, seperti misalnya air, tempat tinggal, tempat kerja, atau mengeksploitasi alam untuk digunakan sebagai energi, dan sebagainya.

Pemanfaatan lingkungan secara berlebihan akan mengakibatkan hilangnya keseimbangan antara manusia dan alam. Manusia dengan nafsunya yang berlebihan tidak lagi memperhatikan kondisi alam yang selama ini telah memberikan kehidupan. Interaksi antara manusia dan lingkungan, khususnya lingkungan fisik menjadi tidak seimbang (Iskandar,2012).

Hubungan antara manusia dengan lingkungan dapat dilihat sebagai suatu sistem. Lingkungan merupakan suatu input yang menerpa pada manusia, dan didalam diri manusia akan diproses masukan lingkungan tersebut. Hasil dari proses dalam diri manusia akan menjadi keluarannya yang berupa tingkah laku (Iskandar, 2012)

Menurut Arifin (2008) lingkungan sekitar dapat dibagi menjadi lingkungan yang disengaja seperti lingkungan kependidikan, kebudayaan, dan masyarakat serta lingkungan tidak disengaja seperti lingkungan alam dan


(21)

6 lingkungan hidup (ekosistem). Namun, semua lingkungan tersebut mengandung pengaruh yang bersifat mendidik atau tidak mendidik terhadap anak didik baik di dalam lembaga pendidikan formal, nonformal, maupun dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan pembagian lingkungan yang diutarakan oleh Arifin maka dapat disimpulkan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu lingkungan yang disengaja. Dengan demikian lanskap atau lingkungan pesantren haruslah memperhatikan pengaruhnya terhadap perkembangan anak didik (Arifin, 2008).

2.2 Kelembagaan Pesantren

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari. Tradisional dalam batasan ini menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun (300-400 tahun) yang lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia yang merupakan golongan mayoritas bangsa Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai perjalanan hidup umat; bukan “ tradisional” dalam arti tetap tanpa mengalami penyesuaian (Mastuhu, 1994). Sedangkan menurut Daulay (2006), Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan dididikkan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri

Secara etimologi istilah pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu pondok dan pesantren. Ada yang menyebut pondok saja, atau pesantren saja, namun kebanyakan menyebut dengan lengkap yaitu pondok pesantren. “Pondok” artinya tempat berteduh dan menginap. Adapun “pesantren” berasal dari kata “santri” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri (Sukamdani, 2006).

Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Ditengah pengapnya problematika kependidikan di tanah air sepanjang perjalanan republik ini, pesantren tetap survive dengan semangat tradisi yang mengagumkan (Dahri, 2007).


(22)

7 Dengan sistem pendidikan 24 jam maka lingkungan pesantren menjadi satu faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan. Menurut Arifin (2008), dalam proses kependidikan Islam suatu lingkungan harus dapat dimanipulasikan menjadi lingkungan yang memberikan suasana yang memperlancar jalannya proses kependidikan Islam. Sedang suasana demikian harus mengandung pengaruh yang edukatif (mendidik).

Menciptakan suasana religius yang kental di lingkungan pendidikan meliputi tata pergaulan, pakaian, lingkungan sekolah, praktik ibadah, dan lain-lain. Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana kependidikan. Iklim yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan adalah merupakan kurikulum tersembunyi bagi pencapaian tujuan pendidikan (Daulay, 2006).

2.3 Ruang Terbuka Hijau dan Tata Hijau

Menurut undang-undang No 26 tahun 2007 RTH adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alami maupun yang sengaja ditanam. Keberadaan RTH sangat penting terutama dalam menciptakan kenyamanan pada suatu lingkungan.

Menurut Permendagri No 1 Tahun 2007, lokasi RTH terbagi menjadi enam kawasan peruntukan ruang kota, yaitu: 1) Kawasan pusat perdagangan meliputi taman lingkungan sekitar pusat perdagangan, 2) Kawasan perdagangan meliputi taman lingkungan kantor, dan jalur hijau jalan, 3) Kawasan pendidikan (sekolah/kampus) meliputi jalan lingkungan kampus, pusat lingkungan dan taman, 4) Kawasan industri dan fasilitasnya meliputi jalur hijau jalan, taman lingkungan pabrik, 5) Kawasan permukiman meliputi halaman rumah, taman lingkungan, fasilitas perumahan, bantaran sungai, daerah rawan erosi, jalur hijau jalan raya dan jalan lingkungan, 6) Kawasan pertanian dan perkebunan meliputi ladang, kebun, sawah, hutan, cagar alam, daerah rawan erosi, bantaran sungai dan konservasi pesisir pantai.


(23)

8 Mengacu pada UU No 26 Tahun 2007 proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas kota. Adanya peraturan batas minimal luas RTH pada kota diharapkan dapat menjamin keseimbangan ekosistem kota, yang selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta dapat meningkatkan nilai estetika kota. Laurie (1986) menyatakan salah satu dari pembagian ruang terbuka berdasarkan fungsinya adalah untuk kesehatan, kenyamanan, antara lain untuk melindungi kualitas air, pengaturan pembuangan air dan sampah, rekreasi, taman lingkungan, dan taman kota.

Tujuan pembentukan RTH di wilayah perkotaan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 antara lain: a) Menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan; b) Mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan; dan c) Meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih, dan nyaman. Lingkungan pesantren sebagai bagian dari lanskap perkotaan diharapkan mampu berperan dalam mencapai tujuan RTH tersebut.

Sedangkan manfaat RTH bagi lingkungan pesantren adalah sebagai sarana penelitian, pendidikan, dan penyuluhan serta sebagai sarana rekreasi aktif dan rekreasi pasif bagi pengguna lingkungan pesantren. manfaat tersebut juga tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007.

Alokasi dan standar kebutuhan RTH menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 05/PRT/M/2008 berdasarkan jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alokasi dan Standar Kebutuhan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk No Unit Lingkungan Tipe RTH Luas Minimal/Unit

(m2)

Luas Minimal/Kapita (m2)

1 250 Jiwa Taman RT 250 1,0

2 2.500 jiwa Taman RW 1.250 0,5

3 30.000 jiwa Taman Kelurahan 9.000 0,3

4 120.000 jiwa Taman Kecamatan 24.000 0,2

Pemakaman Disesuaikan 1,2

5 480.000 jiwa Taman Kota 144.000 0,3

Hutan Kota Disesuaikan 4,0

Untuk Fungsi-Fungsi Tertentu

Disesuaikan 12,5


(24)

9 Untuk dapat memberikan fungsi yang maksimal maka sangat perlu dilakukan penataan terhadap tanaman pada tapak. Menurut Nurisyah (2004) sebaiknya vegetasi direncanakan untuk saling melengkapi untuk meningkatkan kualitas suatu lanskap atau bentang alam.

2.4 Perencanaan Lanskap

Simonds (1983) mendefinisikan lanskap sebagai bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu, dimana elemen-elemennya dibagi menjadi elemen-elemen lanskap utama dan elemen-elemen lanskap penunjang. Elemen lanskap utama adalah elemen yang tidak dapat diubah atau sukar sekali diubah seperti gunung, lembah, sungai, daratan, pantai, danau, lautan, dan sebagainya. Elemen lanskap penunjang adalah elemen lanskap yang dapat diubah sesuai keinginan perencana atau pemakainya seperti bukit, anak sungai, dan aliran air yang kecil.

Sedangkan Menurut Thompson dan Frederick (1997), lanskap adalah tempat untuk memahami intraksi rumit antara kehidupan dan lahan. Lanskap dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia namun haruslah direncanakan dengan baik agar hubungan antara lanskap dan manusia tetap seimbang.

Rencana menurut Chadwick (1978) merupakan setiap proses hirarki dalam organisme yang dapat mengontrol urutan-urutan kegiatan yang akan dilakukan. Sedangkan Perencanaan adalah proses, suatu proses pemikiran manusia dan tindakan berdasarkan pemikiran bahwa dalam titik fakta, pemikiran, berpikir untuk masa depan tidak lebih atau kurang dari ini adalah perencanaan, yang merupakan aktivitas manusia yang sangat umum .

Menurut Gold (1980), perencanaan merupakan proses yang berkesinambungan dan bertahap yang mengembangkan pedoman pembangunan, konsep pembangunan meliputi pelestarian, atau kesinambungan ruang dan pelayanan. Berikut proses perencanaan menurut Gold (1980).


(25)

10 Gambar 2. Proses Perencanaan Gold (1980)

Salah satu prinsip dasar untuk mencapai kesuksesan dalam perencanaan menurut Gold (1980), setiap user harus memiliki akses terhadap aktivitas dan fasilitas serta terterintegrasi dengan fasilitas publik seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi.

2.5 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah merupakan sebuah lembaga pendidikan Islam yang diawali dengan adanya “wirid yasinan” masyarakat Paya Bundung. Pesantren ini didirikan pada tanggal 18 Oktober 1982 yang bertepatan pada tanggal 1 Muharram 1403 H di atas tanah wakaf seluas 4.432,5 m2 dengan jumlah santri sebanyak 16 orang. secara resmi pesantren di-akte-notariskan pada tanggal 13 Agustus 1986 oleh Notaris Djaidir, SH di Medan, dengan nama “Badan Wakaf Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah”. Meskipun baru di-akte-notariskan pada tahun 1986, namun tersirat bahwa Badan Wakaf ini didirikan tanggal berdirinya Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Nama-nama yang tercantum sebagai pendiri Badan Wakaf tersebut adalah: H. Hasan Tarigan, H. M. Arsyad Tarigan, Usman Husni (Musyrif), H. Mochtar Tarigan (Ketua Umum), H. Abdul Muthalib Sembiring (Ketua I), H. M. Ardyan Tarigan (Ketua II), H. M. Ilyas Tarigan (Sekretaris Umum), H. Goman Rusydi Pinem (Sekretaris I), H. Musa Sembiring (Sekretaris II), H. Hilaluddin Sembiring (Bendahara I), H. Panji Mohammad Bahrum Tarigan (Bendahara II), Hj. Moendyah Mochtar, H. Syaad Afifuddin Sembiring, H. Sehat Keloko, H. Raja Syaf Tarigan, H. Benyamin Tarigan, H.M. Nurdin Ginting, H. Ja’far Tarigan (Anggota). Direktur pertama pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah ustad Usman Husni (Alm), beliau merupakan alumni pondok pesantren Gontor yang memimpin pengajian masyarakat Paya Bundung pada saat itu.


(26)

11 Tahun-tahun berikutnya pesantren mengalami perluasan dengan adanya sumbangan tanah wakaf dan bantuan dana dari beberapa pemuka agama dan wali santri maka hingga saat ini pesantren memiliki tanah wakaf seluas 7,5 Ha dengan jumlah santri sebanyak 1489 orang dan santrwati sebanyak 1508 orang.

Nama „Ar-Raudhatul Hasanah’ berasal kata ‘hadaiq’ pada Surah An-Naba’, yang memiliki penafsiran sebagai ‘Ar-Raudlatul Hasanah’ (taman surga yang indah). Dengan harapan bahwa pesantren wakaf tersebut menjadi taman yang indah bagi para pewakif dan pelajarnya, dan bagi semua yang berjihad di dalamnya.

Filosofi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah pesantren umat yang dicetuskan para pendirinya untuk mengabdi kepada agama serta membina umat untuk berbudi mulia dengan menjalin Ukhuwah Islamiah dan tetap berpegang teguh pada Al-quran dan Sunnah demi menuju ridho Allah SWT.

Sejak awal didirikannya pesantren ini tetap mempertahankan nilai-nilai yang berlaku di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang tertuang dalam panca jiwa pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Panca jiwa pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah sebagai berikut:

1. Jiwa Keikhlasan 2. Jiwa Kesederhanaan 3. Jiwa Berdikari

4. Jiwa Ukhuwah Islamiah 5. Jiwa Bebas

Konsep pendidikan yang diterapkan pada pesantren ini sejak dahulu hingga sekarang adalah konsep pendidikan Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiya (KMI). KMI Ar-Raudlatul Hasanah adalah sekolah pendidikan guru Islam yang model dan kurikulumnya diambil dari KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, yang merupakan perpaduan antara Sekolah Normal Islam Padang Panjang dengan model pendidikan pondok pesantren di Jawa. Pelajaran agama, seperti yang diajarkan di beberapa pesantren pada umumnya dengan sistem sorogan, diajarkan di kelas-kelas. Pada saat yang sama, para santri/santriwati sudah wajib tinggal di dalam asrama dengan mempertahankan jiwa dan suasana kehidupan pesantren. jenjang pendidikan di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berlangsung selama enam


(27)

12 atau empat tahun. Enam tahun bagi santri yang memulai pendidikan dari tingkat Tsanawiyah (sederajat SMP) dan empat tahun bagi santri yang memulai pendidikan dari tingkat Aliyah (sederajat SMA)

Lembaga tertinggi dalam organisasi Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah adalah Badan Wakaf. Badan Wakaf adalah semacam badan legislatif yang beranggotakan 17 orang, berfungsi sebagai nazhir wakaf dan berperan menjaga serta menyuburkan wakaf Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Sementara untuk pelaksanaan dan perkembangan pendidikan dan pengajaran di pesantren, Badan Wakaf membentuk Majelis Pimpinan terdiri dari 3 orang anggota Badan Wakaf, yang berperan sebagai mandataris Badan Wakaf dan sebagai mediator antara pengelola dalam Pesantren dengan Badan Wakaf. Untuk tugas dan kewajiban keseharian amanat ini dijalankan oleh Majelis Pengasuh yang dikoordinir oleh Direktur Pesantren.

Direktur dan Majelis Pengasuh Pesantren merupakan semacam badan eksekutif, bertanggungjawab terhadap operasional keseharian pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah, dibantu oleh semua guru dan karyawan. Untuk penataan lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berada dibawah tanggung jawab Bidang Kesejahteraan dan Pekerjaan Umum melalui Biro Kebersihan dan Tata lingkungan yang berkoordinasi dengan Biro Pembangunan terutama dalam perencanaan dan pengelolaan lanskap pesantren saat ini.

Adapun untuk pemeliharaan lanskap sehari-hari diserahkan kepada Organisasi Pelajar Ar-Raudhatul Hasanah melalui Bagian Tata Lingkungan. Waktu pemeliharaan biasanya dilakukan pada sore hari setelah shalat ashar menjelang maghrib dan jadwal mingguan setiap jumat pagi.


(28)

13 BAB III

METODOLOGI

3.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang berlokasi di Jalan Setia Budi Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan, Medan – Sumatera Utara. Denah lokasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Lokasi Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

3.2Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2012 yang diawali dengan tahap persiapan hingga bulan Februari 2012. Selanjutnya tahap pengambilan data pada bulan Februari 2012 minggu keempat hingga bulan Mei 2012 minggu kedua. Tahap berikutnya adalah tahap pengolahan data pada bulan Mei 2012 minggu


(29)

14 pertama hingga bulan bulan Juni 2012 minggu keempat, selanjutnya tahap analisis dan sintesis yang dilaksanakan pada bulan Juni 2012 minggu ketiga hingga bulan Agustus 2012 minggu kedua dan diakhiri dengan tahap penyusunan skripsi yang dilaksanakan pada bulan Juli 2012 minggu keempat hingga bulan September 2012 minggu keempat. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tahapan Penelitian

Kegiatan Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agust Sept

2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4

Persiapan

Pengambilan Data

Pengolahan Data

Analisis dan Sintesis

Penyusunan Skripsi

3.3Batasan Penelitian

Batasan dalam perencanaan ini adalah dengan jumlah santri dan santriwati sebanyak 3500 orang dengan luas lahan 7,5 m2. Penentuan luas lahan disesuaikan dengan kondisi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat ini.

3.4Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan untuk perencanaan tapak yang dikemukakan oleh Gold (1980). Metode yang dikemukakan mencakup tahap persiapan, inventarisasi (pengambilan data), analisis-sintesis, perencanaan lanskap, dan perancangan lanskap. Namun penelitian ini hanya sampai pada tahap perencanaan lanskap. Bagan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4


(30)

15 Gambar 4. Proses Perencanaan Lanskap (Gold, 1980)

3.4.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan penetapan tujuan perencanaan sebagai langkah awal untuk mengarahkan suatu perencanaan. Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi awal yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan usulan penelitian, dengan harapan agar perencanaan yang dilakukan sesuai dengan rencana pengembangan pesantren.

3.4.2Inventarisasi Tapak

Inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data dan semua informasi yang berhubungan dengan kondisi tapak dan faktor-faktor di luar tapak yang dapat mendukung proses penelitian. Data yang dibutuhkan meliputi data fisik-biofisik dan sosial budaya yang ada di tapak maupun sekitar tapak. Penghayatan terhadap kondisi eksisting tapak juga termasuk dalam tahapan inventarisasi, hal ini perlu dilakukan agar peneliti dapat menghayati dan memahami kondisi tapak pada saat melakukan perencanaan. Data yang diperoleh beserta sumber data dapat dilihat pada Tabel 3. Metode pengambilan data yang dilakukan adalah metode survei lapang dan studi pustaka. Survei lapang dilakukan dengan pengamatan langsung, dokumentasi, serta wawancara dan penyebaran kuesioner terhadap user pada tapak. Studi pustaka diperoleh dari buku acuan, data informasi, dan peta dari instansi terkait.


(31)

16 Tabel 3. Data yang Dibutuhkan

Aspek Jenis Data Bentuk Data Sumber Data

Fisik-Biofisik Batas pesantren Primer, Sekunder Survei, Studi pustaka

Luas pesantren Primer, Sekunder Survei, Studi pustaka

Aksessibilitas Primer Survei

Penutupan lahan Primer Survei

Penggunaan Lahan Sekunder Studi pustaka

Hidrologi

Inlet dan outlet

Primer Survei

Iklim

 Suhu

 Kelembaban

 Arah angin

 Curah hujan

Primer, Sekunder Survei, Studi pustaka

Vegetasi

 Fungsi

 Spesies

 Jumlah

Primer, Sekunder Survei, Studi Pustaka

Utilitas dan Fasilitas

 Lokasi

 Kapasitas

 Bentuk

Primer Survei

Visual

Good view dan

bad view pada tapak

Primer Survei

Sosial Budaya Karakter dan Jumlah user

 Pengajar

 Santri/wati

 Pegawai

 Pengunjung

Primer Wawancara

Aktivitas user Primer Wawancara, Survei

Keinginan user Primer Kuisioner

Pengelolaan Lanskap

Kurikulum pendidikan Primer Wawancara

Sejarah pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Primer, Sekunder Wawancara, Studi

pustaka Pengembangan dan

pengelolaan pesantren

Primer Wawacara

3.5.2 Analisis

Untuk mengidentifikasi kebutuhan pesantren terhadap ruang terbuka hijau maka dilakukan perhitungan kebutuhan individu terhadap ruang terbuka hijau. Standar kebutuhan perindividu mengacu pada standar yang dikeluarkan oleh Departemen Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum 2008 yaitu 0,5 m2/individu.

Eksisting lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dianalisis baik secara deskriptif maupun secara spasial. Analisis secara deskriptif menghasilkan


(32)

17 informasi berupa potensi, kendala, kenyamanan, dan bahaya pada tapak. Analisis dilakukan pada masing-masing aspek yang dianalisis. Analisis secara spasial spasial menghasilkan informasi berupa peta analisis aspek biofisik.

3.5.3 Sintesis

Hasil analisis selanjutnya dikembangkan melalui sintesis. Sintesis pada setiap aspek yang telah dianalisis dideskripsikan secara keseluruhan dan diintegrasikan sehingga menghasilkan sintesis keseluruhan pada tapak. Setiap kendala yang ada diminimalisir, untuk potensi yang memungkinkan untuk dikembangkan tetap dipertahankan, hingga dari sintesis yang ada maka dihasilkan beberapa konsep perencanaan, seperti konsep ruang, konsep vegetasi, dan konsep sirkulasi yang kemudian dikembangkan menjadi block plan.

3.5.4 Perencanaan

Pada tahap perencanaan digambarkan dengan tata letak aktivitas dan fasilitas serta elemen yang mendukung keberadaan lanskap sebagai sarana edukasi bagi user dan tahapan-tahapan pengembangan fasilitas tersebut dalam rangka mewujudkan lanskap pesantren yang mendukung pendidikan dan aktivitas sesuai dengan tujuan perencanaan. Pada tahap ini dihasilkan site plan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah sebagai produk akhir dari penelitian ini.


(33)

18 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Aspek Fisik dan Biofisik

4.1.1 Lokasi, Luas, dan Batas Tapak

Secara administratif Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berada di Jalan Setia Budi Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan Provinsi Sumatera Utara. Tapak pesantren dapat dilihat pada (Gambar 5). Luas Tapak Perencanaan (Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah) saat ini adalah 7,5 Ha. Tapak perencanaan berbatasan dengan pemukiman masyarakat, sawah dan Jalan Bunga Pancur IX disebelah Utara, Sekolah Siti Hajar dan komplek perumahan Paya Bundung di sebelah Timur, Sekolah Telekomunikasi dan perumahan masyarakat di sebelah Selatan, serta Jalan Setia Budi dan pemukiman masyarakat disebelah Barat.

Perumahan yang terdapat disebelah timur tapak merupakan perumahan para tokoh masyarakat yang ikut berperan dalam proses pembentukan dan pengembangan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Keberadaan perumahan para tokoh masyarakat hingga saat ini secara garis besar masih dimiliki oleh keturunannya, Dengan adanya lanskap perumahan para tokoh masyarakat ini pesantren masih dapat mempertahankan dan memperkenalkan ideologi pesantren terutama dari aspek sejarahnya.

Sekolah Siti Hajar yang berada disebelah timur tapak juga merupakan lanskap pendidikan Islam yang memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan pesantren sebagai suatu lanskap pendidikan yang dapat saling mendukung. Untuk membatasi tapak dengan batas-batas tersebut saat ini pesantren dikelilingi oleh pagar seng yang kondisinya kurang mendapat perhatian dari pihak pengelola lanskap pesantren.


(34)

(35)

20 4.1.2 Aksesibilitas dan Sirkulasi

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berada di Kecamatan Medan Tuntungan. Dari pusat kota medan, pesantren ini dapat diakses menggunakan angkutan kota dan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam. Untuk memasuki kawasan pesantren, user dapat melalui jalan utama yaitu Jalan Setia Budi yang berada di sebelah barat pesantren. selain itu user juga dapat melalui Jalan Djamin Ginting Km 11 yang berada di sebelah Selatan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. User yang melalui Jalan Setia Budi dapat langsung memasuki kawasan pesantren namun untuk user yang melalui Jalan Djamin Ginting Km 11 harus terlebih dahulu melalui komplek perumahan Paya Bundung.

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki lima akses masuk, yaitu dua diakses melalui Jalan Setia Budi dan tiga lainnya diakses melalui Jalan Djamin Ginting Km 11. Kelima akses masuk ini tidak semuanya dapat digunakan oleh santri dan santriwati. santri, santriwati serta pengunjung hanya dapat keluar masuk pesantren melalui gerbang utama yaitu yang berada di sebelah Barat dan diakses melalui jalan Setia Budi. Adapun untuk staff pengajar dapat memasuki pesantren melalui setiap pintu.

Pada tapak terdapat jalur sirkulasi yang digunakan user dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sirkulasi ini dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. Kendaraan yang dapat memasuki kawasan asrama dan kelas adalah kendaraan pengajar saja, adapun kendaraan pengunjung tidak dibenarkan memasuki kawasan asrama. Peraturan ini sengaja dibuat oleh pengelola pesantren untuk menjaga keamanan dan kenyamanan santri dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Adapun untuk sirkulasi pejalan kaki menghubungkan antara asrama, ruang-ruang kelas, serta masjid pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Namun banyaknya pola sirkulasi pada tapak menyulitkan pengurus pesantren dalam mengontrol pergerakan santri dan santriwati. selain banyaknya pola sirkulasi, kondisi jalur yang rusak perlu menjadi perhatian pengelola lanskap pesantren sehingga kenyamanan user dapat diciptakan. Akses masuk pesantren serta pola sirkulasi pada tapak dapat dilihat pada Gambar 6.


(36)

(37)

22 4.1.3 Pembagian Zona

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki disiplin yang ketat terutama dalam pembagian area putra dan area putri. Disiplin ini dengan sendirinya membagi tapak menjadi dua zona, yaitu zona putra dan zona putri. Secara umum kedua zona ini dibatasi oleh masjid, sebelah Utara dan Timur masjid lebih didominasi oleh zona putri kemudian sebelah Barat dan Selatan Lebih didominasi oleh zona putra. Pembatas lainnya antara zona putra dan zona putri disebelah utara masjid adalah rumah tinggal guru. Tiap zona dapat diklasifikasikan lagi menjadi beberapa ruang aktivitas, yaitu ruang asrama, ruang edukasi, ruang olahraga. Pembagian ruang disetiap zona menyebar dengan tidak teratur dengan luasan masing-masing zona sebagai berikut; zona putra seluas 31.772 m2 atau 42,15% dari luas tapak, zona putri seluas 41.634 m2 atau 55,23% dari luas tapak, dan zona netral seluas 1976 m2 atau 2,62% dari luas tapak. Data luasan setiap zona dapat dilihat pada Tabel 4. Beberapa ruang edukasi berada berdekatan dengan ruang mukim dan ruang olah raga, begitu juga sebaliknya.

Tabel 4. Data Luasan Masing-Masing Zona

No Zona Luasan (m) Persentase Luasan (%)

1 Putra 31772 42,15

2 Putri 41634 55,23

3 Netral 1976 2,62

Total 75382 100

Zona santri dan santriwati dipisahkan oleh bangunan masjid sebagai zona netral atau zona yang digunakan oleh santri dan sasntriwati. Berdasarkan pengamatan dilapang santri masih memasuki zona santriwati saat berolah raga ke lapangan bola yang letaknya berada di zona santriwati. Hal ini dapat menyebabkan adanya interaksi antara santri dan santriwati. Maka diperluakan adanya sirkulasi yang mengatur santri menuju lapangan bola. Sehingga santri-santri yang menuju lapangan bola dapat dikontrol, pengontrolan ini diharapkan dapat menurunkan tingkat pelanggaran disiplin khususnya mengenai interaksi antara santri dan santriwati yang tertera pada Peraturan Tata Tertib Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Pasal VI No 2 mengenai kesalahan yang harus dihindari.


(38)

23 Kendala zonasi berikutnya adalah tidak adanya pemisah yang jelas antara zona yang ada, hal ini dapat dilihat pada zona putra dan zona putri yang tidak memiliki pemisah antara keduanya. Begitu juga dengan zona penerimaan yang berbaur dengan zona putra, hal ini dapat melanggar Peraturan Tata Tertib Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Pasal IV No 6 mengenai keamanan di dalam kampus yang menyatakan bahwa tidak dibenarkan pengunjung memasuki asrama baik santri maupun santriwati meskipun yang berkunjung adalah orang tua yang bersangkutan. Dengan demikian diperlukan adanya ruang pemisah antara zona, terutama zona putra, putri dan penerimaan. Peta analisis zonasi dapat dilihat pada Gambar 7.

Sedangkan peta kesesuaian zonasi dapat dilihat pada Gambar 8 dengan kriteria sesuai jika tata ruang tidak berhubungan langsung antar zona dan pemanfaatan ruang berada pada zona yang tepat. Dikatakan cukup sesuai jika tata ruang berhubungan langsung antar zona dan pemanfaatan ruang berada pada zona yang tepat. Dikatakan kurang sesuai jika tata ruang berhubungan langsung antar zona dan pemanfaatan ruang tidak berada pada zona yang tepat.

Area yang berwarna biru merupakan zona yang sesuai pada tapak, asrama putra dan asrama putri berada pada zona sesuai karena tidak adanya interaksi antara putra dan putri pada tapak, sehingga zona ini perlu dipertahankan. Adapun zona yang cukup sesuai (berwarna hijau) adalah masjid dan jalur sirkulasi utama yang menuju pintu gerbang utama. Dikatakan cukup sesuai karena meskipun ada interaksi antara putra dan putri pada area ini namun santriwati yang melewati jalur ini adalah santriwati yang telah mendapat izin dari penegak disiplin (guru pengawas). Selanjutnya yang berwarna kuning adalah zona kurang sesuai sebab terjadi interaksi antara santri dan santriwati terutama pada sore hari pada saat santri melakukan aktivitas olahraga.


(39)

(40)

(41)

26 4.1.4 Penutupan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki tanah wakaf seluas 7,5 Ha luasan ini ditutupi oleh penutupan yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe penutupan lahan. Pertama dengan jumlah luasan mencapai 28.990 m2 atau sebesar 38,46% tapak merupakan ruang terbangun, Ruang terbangun meliputi ruang-ruang kelas, asrama santri dan santriwati. Selanjutnya merupakan ruang terbuka non-hijau yang terdiri dari luasan tapak yang belum dimanfaatkan sebagai ruang terbangun maupun ruang terbuka hijau, luas ruang terbuka non-hijau mencapai 37.696 m2 atau sebesar 50,00% tapak. Dan yang terakhir dengan luasan terkecil adalah ruang terbuka hijau yaitu seluas 8696 m2 atau sebesar 11,54% tapak. Ruang terbuka hijau meliputi taman-taman di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Pemakaman komplek Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah serta lapangan (Gambar 9). Data penutupan lahan dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Data Penutupan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

No Ruang Luasan (m2) Persentase Luasan (%)

1 Ruang Terbangun 28.990 38,46

2 Ruang Terbuka Hijau 8.696 11,54

3 Ruang Terbuka Non-Hijau 37.696 50,00

Jumlah 75.382 100

Menurut Simonds (2006) berdasarkan jumlah penghuni dalam unit sosial maka lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah tergolong dalam unit sosial ketetanggaan (1200 keluarga, 4.320 jiwa), unit ini membutuhkan luas minimum ruang terbuka sebesar 12.000m2 per 1000 penduduk yang disediakan untuk lapangan bermain sekolah, rekreasi atau taman (Simonds, 2003). Mengacu pada standar tersebut maka lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memerlukan ruang terbuka seluas 36.000 m2. Berdasarkan tabel penutupan lahan maka diketahui luas ruang terbuka pesantren yang terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau adalah 46.392 m2, luasan ini sudah dapat memenuhi kebutuhan ruang terbuka yang dikemukakan oleh Simond (2006) namun lanskap pesantren Ar-Raudhatul Hasanah harus tetap direncanakan dengan baik sehingga kebutuhan ruang terbangun tetap seimbang dengan kebutuhan akan ruang terbuka pesantren.


(42)

(43)

28 4.1.5 Penggunaan Lahan Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Lahan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat ini digunakan sebagai asrama, fasilitas pendidikan, tempat ibadah serta sarana olahraga. Beberapa asrama terdiri dari tiga lantai, lantai pertama digunakan sebagai ruang kelas dan lantai kedua dan ketiga sebagai kamar tidur. Penggunaan lahan pesantren saat ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat ini telah memiliki rencana pembangunan sementara, rencana pembangunan ini masih pada tahap pelaksanaan. Rencana pembangunan pesantren dapat dilihat pada Gambar 11. Bangunan pada tapak saat ini terdiri dari asrama, ruang kelas, rumah guru, kamar mandi umum, dapur umum, gedung olah raga, masjid dll. Konsep dari master plan ini adalah memberikan fasilitas dan sarana yang baik untuk kemajuan pendidikan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Terdapat dua akses untuk memasuki pesantren, yaitu dari gerbang utama disebelah barat dan gerbang kedua disebelah utara. Kedua akses ini berpusat pada masjid pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Penggunakan akses ini dapat memudahkan pengurus pesantren dalam memobilisasi ataupun dalam memantau kegiatan santri dan santriwati.

Berdasarkan master plan yang ada dapat diketahui kondisi lanskap pesantren saat ini lebih dari 50% belum sesuai dengan acuan master plan yang ada. Masjid, gedung serba guna (GSG), dan beberapa asrama merupakan bangunan yang telah sesuai pembangunannya dengan master plan. hal ini disebabkan oleh pembuatan master plan dilakukan pada tahun 2005. Meskipun demikian kemungkinan pembangunan pesantren untuk mengikuti master plan masih dapat dilakukan sebab keberadaan bangunan khususnya pada zona santriwati masih terbuat dari kayu. Peta kesesuaian penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 12. Dikatakan sesuai jika kondisi eksisting dan fungsinya sudah tepat, cukup sesuai jika fungsi sesuai namun eksisting belum tepat, dan dikatakan kurang sesuai jika kondisi eksisting dan fungsinya belum tepat.


(44)

(45)

(46)

(47)

32 4.1.6 Hidrologi

Sumber air bersih Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah selain dari air hujan juga berasal dari sumur-sumur galian bawah tanah yang diambil menggunakan mesin pompa, dan kemudian dialirkan menggunakan pipa-pipa yang dihubungkan dengan tangki penampungan (Gambar 13a). Pemanfaatan air bersih ini digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, mencuci, minum dll.

Kondisi topografi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah tergolong relatif datar, kemiringan berkisar antara 0,5% hingga 4%. Dengan kemiringan yang relatif datar tersebut maka kemungkinan adanya genangan air pada saat hujan lebih besar, dengan demikian diperlukan adanya pemeliharaan yang baik terhadap drainase pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Jenis saluran drainase utama pada tapak menggunakan jenis saluran drainase terbuka yaitu saluran drainase yang permukaan bawahnya berupa tanah sehingga masih menyerap air kedalam tanah. Saluran ini berada sepanjang tapak menuju saluran drainase yang berada pada jalan raya (Gambar 13b). Untuk air permukaan tidak seluruhnya dapat mengalir dengan baik menuju drainase yang ada, sehingga pada saat turun hujan dapat menimbulkan genangan air terutama pada area yang relatif datar (Gambar 13c). Begitu juga dengan penyerapan air ke dalam tanah, air tidak dapat diserap dengan baik karena sebagian besar tapak sudah diberikan perkerasan berupa paving block. Meskipun masih memungkinkan melakukan penyerapan namun kecepatan penyerapan berkurang. Peta hidrologi pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 13. a) Sumur dan Penampungan Air Bersih b) Saluran Drainase Terbuka c) Salah Satu Titik Genangan Air

a

c b


(48)

(49)

34 4.1.7 Iklim

Berdasarkan data iklim yang diperoleh dari BMKG Pusat yang mengacu pada stasiun klimatologi Polonia Medan dalam rentang waktu Januari 2011 hingga Desember 2011 tercatat suhu maksimum terjadi pada bulan May dan Juli yaitu 28,0°C, dan suhu minimum terjadi pada bulan Januari yaitu 26,5°C serta suhu rata-rata sebesar 27,3°C. Kisaran suhu tersebut berada dalam kisaran ideal menurut Laurie (1986) yaitu udara bersih pada suhu 27-28oC. Meskipun suhu masih berada pada kisaran ideal namun penambahan vegetasi masih tetap perlu dilakukan.

Kelembaban tercatat pada stasiun klimatologi Polonia Medan berada pada kisaran 77,6% hingga 83,0% dengan kelembaban maksimum sebesar 83,0% yang terjadi pada bulan Desember dan kelembaban minimum sebesar 77,6% yang terjadi pada bulan Februari. Kelembaban rata-rata sebesar 80.19%, persentase tersebut berada di atas kisaran nyaman menurut Laurie yaitu 40-75%. Sehingga perlu dilakukan perencanaan vegetasi yang tepat agar dapat menurunkan tingkat kelembaban pada tapak.

Kecepatan angin rata-rata 4 Km/Jam dengan kecepatan angin terendah 3.5 Km/Jam pada bulan Mai dan tertinggi 4.8 Km/Jam pada bulan Maret. Data iklim periode Januari 2011 hingga Desember 2011 dapat dilihat pada Tabel 6.

Temperature Huminity Index (THI) adalah indeks kuantitatif kenyamanan suatu area berdasarkan nilai suhu dan kelembaban udara relatif. Kondisi nyaman jika 21≤THI≤28. Untuk menghitung THI maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:

THI = 0,8T + (RH X T)/500 Keterangan:

THI = Temperature Huminity Index RH = Relatif Huminity

T = Suhu Rata-Rata bulanan

Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat diketahui bahwa THI dikawasan pesantren Ar-Raudhatul Hasanah adalah 26,17. Dengan demikian pesantren Ar-Raudhatul Hasanah masih berada dalam kisaran nyaman.


(50)

35 Tabel 6. Data Iklim Kota Medan Periode 2011

Bulan Suhu Rata2 (oC) RH (%) THI Kecepatan Angin

Km/Jam Arah Angin

Jan 26.5 80.2 25.45 4.3 Tenggara

Feb 27.2 77.6 25.98 3.7 Timur

Mar 27.1 79.8 26.01 4.8 Barat Daya

Apr 27.4 80.5 26.33 4.2 Barat

May 28 79.4 26.85 3.5 Barat Daya

Jun 27.9 79 26.73 4.3 Tenggara

Jul 28 78.5 26.8 4.1 Tenggara

Aug 27.1 81.4 26.09 3.6 Barat

Sep 27.3 79.8 26.2 3.6 Barat

Oct 27 80.9 25.97 3.6 Timur Laut

Nov 26.9 82.2 25.94 4.4 Barat Daya

Dec 26.6 83 25.7 4.1 Tenggara

Rata-Rata 27.26 80.19 26.17 4

Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

4.1.8 Vegetasi

Pada tapak terdapat beberapa vegetasi dominan yang menyebar pada tapak yaitu pohon Mangga (Mangifera indica) sebanyak 41 batang, selanjutnya adalah pohon Glodongan tiang (Polyalthia longifolia) yang berjumlah 29 batang, kemudian tanaman Belinjo (Gnetum gnemon) yang berjumlah 22 batang. Untuk jenis vegetasi berikutnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Luasan RTH pada tapak masih jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan luasan ruang terbuka non-hijau pada tapak. Penambahan RTH dapat memanfaatkan luasan ruang terbuka non-hijau, sehingga luasan RTH dapat lebih ditingkatkan. Selain kurangnya luasan RTH pada tapak, pemeliharaan terhadap taman yang ada masih dapat dikatakan kurang, hal ini dapat dilihat dari kondisi taman dan vegetasi yang tidak terawat dengan baik (Gambar 15).

Pada jalur masuk pesantren telah dilakukan penanaman vegetasi pengarah sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan pada tapak, namun penanaman ini masih berada pada beberapa jalur sirkulasi, belum ditanam secara menyeluruh. Selain itu, peningkatan pemeliharaan terhadap tanaman yang ada sangat diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan keberadaannya. Peta analisis vegetasi dapat dilihat pada Gambar 16.


(51)

36 Tabel 7. Vegetasi Pada Tapak

No Nama Latin Nama Lokal Jumlah Letak

1 Acalypha microphylla The-Tehan 2 Taman Asrama 2 Annona muricata Sirsak 2 Menyebar 3 Araucaria heteropylla Cemara Jarum 1 Komplek

pemakaman 4 Areca catechu Pinang 15 Komplek

pemakaman 5 Artocarpus heterophyllus Nangka 2 Menyebar 6 Avverhoa bilimbi Belimbing Wuluh 5 Menyebar 7 Bougainvillea glabra chois Bugenvil 2 Taman kelas 8 Carica papaya Pepaya 9 Menyebar 9 Casuarina equisetifolia Cemara 8 Menyebar 10 Ceiba pentandra Bambu Apus 5 Belakang asrama 11 Ceiba pentandra Kapuk Randu 3 Menyebar 12 Cocos nucifera Kelapa 9 Menyebar 13 Desmanthus virgatus Asam-Asaman 6 Menyebar 14 Eugenia aquea Jambu Air 1 Depan asrama

putri 15 Ficus benjamina Beringin 6 Menyebar 16 Gnetum gnemon Melinjo 22 Komplek

pemakaman dan menyebar 17 Mangifera indica Mangga 41 Menyebar 18 Manilkara kauki Sawo Kecik 5 Menyebar 19 Morinda citrifolia Mengkudu 1 Depan asrama

putri 20 Nephelium lappaceum Rambutan 2 Menyebar 21 Phyllanthus acidus Cermai 2 Belakang kelas

putri 22 Polyalthia longifolia Glodogan Tiang 29 Komplek

pemakaman 23 Prunus apetala Ceri 1 Belakang kelas

putri 24 Psidium guajava Jambu Biji 4 Menyebar 25 Roystonea regia Palem Raja 10 Jalur sirkulasi 26 Syzygium oleana Pucuk Merah 3 Menyebar

Kebutuah RTH pada tapak dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan Kebutuhan RTH di pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berdasarkan jumlah santri dan santri wati, pengajar, serta pengunjung dengan mengacu pada standar kebutuhan RTH per individu (1,5 m2/orang, berdasarkan kebutuhan per individu untuk bermain dan berolahraga) adalah 16.691 m2. Dengan demikian RTH pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang saat ini seluas 8.696 m2 masih kurang


(52)

37 seluas 7.995 m2 untuk dapat memenuhi standar kebutuhan RTH tersebut. RTH pada tapak diaplikasikan dalam bentuk taman, jalur hijau, serta lapangan olahraga.

Gambar 15. Rumput Tidak Terawat

Untuk ketersediaan taman pesantren Ar-Raudhatul Hasanah berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008 (0,5 m2/orang) adalah 1750 m2 (skala 3500 santri dan santriwati. Saat ini luas taman pada tapak adalah 381 m2, dengan demikian kekurangan taman pada tapak adalah 1369 m2.

Berdasarkan pengamatan di lapang, beberapa kegiatan yang dilakukan di taman antara lain muhadatsah (latihan berbahasa), pramuka, olahraga, duduk-duduk, dan berdiskusi. Maka dari itu diperlukan beberapa vegetasi dengan fungsi arsitektural tertentu, diantaranya fungsi peneduh sehingga user dapat memperoleh teduhan, selain itu dengan adanya vegetasi dengan fungsi peneduh diharapkan dapat mengurangi pantulan cahaya matahari pada saat user berada di taman. Fungsi berikutnya adalah vegetasi dengan fungsi pembatas, sehingga fungsi ini dapat memperjelas area santri dan santriwati. Fungsi pengarah juga diperlukan agar dapat mengarahkan user saat melakukan pergerakan selain itu diharapkan fungsi ini dapat memberikan kesan aman pada pengunjung terutama yang menggunakan kendaraan. Fungsi terakhir adalah fungsi estetika untuk dapat memberikan keindahan pada pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.


(53)

(54)

39 4.1.9 Kualitas Visual Lanskap

Pesantren memiliki beberapa sisi yang merupakan good view yang perlu dipertahankan dan sisi bad view yang perlu diberikan solusi agar dapat mendukung kegiatan yang ada dipesantren. Diantara sisi good view adalah jalur masuk pesantren (Gambar 17a). Saat memasuki kampus Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah maka pengunjung akan disambut oleh jalur yang menjadi axis, axis pintu masuk ke pesantren merupakan salah satu good view yang dapat dipertahankan pada tapak.

Sesaat setelah melewati axis pintu masuk pesantren, sebuah bangunan yang menjadi tempat perkumpulan santri dan santriwati yaitu gedung serba guna (Gambar 17b). Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang menjadi pusat aktivitas santri pada sore hari. Selain sebagai tempat berkumpul bangunan ini juga terdiri dari dua buah lapangan badminton dan satu buah lapangan basket.

Bangunan masjid yang menjadi pusat aktivitas pesantren merupakan salah satu bangunan yang menjadi good view pada tapak (Gambar 17c) . Bangunan ini terdiri dari tiga lantai dimana lantai pertama digunakan sebagai pusat perkantoran dan lantai dua dan tiga digunakan sebagai tempat melakukan shalat berjamaah.

Bangunan berikutnya yang menjadi good view adalah gedung Al-Jihad (Gambar 17d). Bangunan ini merupakan bangunan yang ada di zona santri. Meskipun masih terbuat dari kayu bangunan ini termasuk bangunan yang memiliki nilai sejarah bagi pesantren, bangunan adalah asrama pertama yang dibangun di pesantren. Kemudian tepat di samping gedung Al-Jihad, berdiri sebuah rumah (Gambar 17e). Rumah ini adalah rumah direktur pesantren pertama yang sengaja dibangun pada saat berdirinya pesantren. Hingga saat ini rumah ini masih digunakan sebagai rumah wakil direktur pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.


(55)

40

Gambar 17. Good view: a) Sirkulasi Masuk Pesantren, b) Gedung Serba Guna, c) Masjid, d) Gedung Al-Jihad, e) Rumah Direktur Pertama Selain good view, pesantren juga memiliki beberapa sisi yang perlu diperbaiki (bad view). Berikut beberapa sisi yang termasuk bad view. Minimnya tempat parkir mengakibatkan para pengguna kendaraan bermotor terutama pengajar memarkirkan kendaraannya di sembarang tempat (Gambar 18a). Pengguna kendaraan bermotor memarkirkan kendaraannya di depan kamar pengajar. Untuk menertibkan parkir disekitar pesantren, perlu disediakan lahan parkir.

Kamar mandi santri merupakan salah satu sisi yang memerlukan perhatian. Kamar mandi ini terlihat kumuh (Gambar 18b), selain itu lokasinya yang berada di samping rumah direktur pertama atau di samping bangunan yang memiliki nilai sejarah bagi pesantren dapat mengurangi nilai kesejarahannya.

Selain kamar mandi santri, kamar mandi santriwati juga merupakan bad view (Gambar 18c). Kamar mandi santriwati ini dipenuhi oleh tumpukan kain kotor dan ember yang berserakan. Saat memasuki zona santriwati maka pemandangan ini langsung terlihat, sehingga menciptakan kesan kumuh. Secara umum kondisi visual tapak dapat dilihat pada peta visual tapak (Gambar 19)

c

e


(56)

41 Gambar 18. Bad view: a) Parkiran Tidak Teratur, b) Kamar Mandi Santri, c)

Kamar Mandi Santriwati

a b


(57)

(58)

43 4.1.10 Fasilitas

Sebagai pesantren terbesar di Kota Madya Medan sudah selayaknya Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada di pesantren. Pesantren memiliki fasilitas berupa fasilitas pendidikan, fasilitas praktikum, fasilitas umum, fasilitas ibadah, fasilitas organisasi, dan fasilitas olah raga (Tabel 8).

Tabel 8. Fasilitas Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

No Fasilitas Jenis Fasilitas Jumlah

(Unit)

Keadaan

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

1 Fasilitas

Pendidikan

Ruang Teori Belajar 32 32 - -

Perpustakaan 1 1 - -

2 Fasilitas

Praktikum

Ruang

Laboratorium Fisika 1 1 - -

Ruang Laboratorium Biologi

1 1 - -

Ruang

Laboratorium Kimia 1 1 - -

Ruang Laboratorium Komputer

2 2 - -

Ruang Laboratorium Bahasa

2 2 - -

Ruang Laboratorium Multimedia

2 2 - -

3 Fasilitas

Administrasi

Ruang komputer 1 1 - -

Ruang Kepala 1 1 - -

Ruang Guru 1 1 - -

Ruang Tata Usaha 2 2 - -

Ruang BP 1 1 - -

Ruang Komite 1 1 - -

Ruang perizinan 2 2 - -

4 Fasilitas Ibadah Musholla 1 1 - -

Masjid 1 1 - -

5 Fasilitas

Organisasi

Koperasi 2 2 - -

UKS 2 2 - -

Pramuka 2 2 - -

OSIS 2 2 - -


(59)

44

No Fasilitas Jenis Fasilitas Jumlah

(Unit)

Keadaan

Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

6 Fasilitas Olah

Raga

Lapangan Bola

Kaki 1 - 1 -

Lapangan Bola

Basket 4 2 2 -

Lapangan Voli 1 1 - -

Lapangan

Badminton 2 2 - -

Lapangan Takraw 2 - 2 -

Tenis Meja 1 1 - -

7 Fasilitas umum Warung

Telekomunikasi 2 2 - -

Kafe Raudhah 4 4 - -

Mesin ATM 1 1 - -

Komplek

Pemakaman 1 1 - -

Kamar Mandi 70 68 2 -

Selain fasilitas untuk mendukung proses belajar-mengajar pesantren Ar-Raudhatul Hasanah juga menyediakan fasilitas yang dapat memudahkan user dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Pesantren memiliki fasilitas berupa satu unit mesin ATM yang bekerja sama dengan salah satu bank untuk memberikan kemudahan bagi user dalam transaksi keuangan khususnya bagi santri yang berasal dari luar daerah dapat lebih mudah dalam penerimaan kiriman.

Selain mesin ATM pesantren juga memiliki kantin dan cafe raudhah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari santri dan santriwati serta pengunjung yang datang. Pada tapak juga terdapat komplek pemakaman bagi keluarga besar Ar-Raudhatul Hasanah yang telah meninggal dunia, makam ini berada di area putri tepatnya berada dibelakang dapur putri. Untuk membantu santri dan santriwati dalam berkomunikasi dengan keluarga maka pesantren menyediakan warung telekomunikasi (wartel). Fasilitas pesantren dapat dilihat pada Gambar 20.


(60)

45 Gambar 20. a) Raudhah Cafe b) Warung Telekomunikasi c) Kantin Raudhah d)

Komplek Makam Ar-Raudhatul Hasanah

Secara garis besar terutama pada area putri, bangunan asrama terdiri dari dua dan tiga lantai. Lantai pertama digunakan sebagai ruang kelas, lantai kedua dan ketiga digunakan sebagai asrama . Hal ini dapat menyulitkan para guru dalam memantau kegiatan akademik khususnya dalam hal memobilisasi santri dan santriwati untuk memasuki ruang kelas (Gambar 21). Posisi asrama dan kelas dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 21. Salah Satu Bangunan yang Digunakan Sebagai Asrama dan Kelas


(61)

(62)

47 4.2 Aspek Sosial

4.2.1 Karakter User

Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah memiliki karakter user yang berbeda-beda. User sendiri terdiri dari pelajar (santri dan santriwati), guru, pegawai pesantren, dan pengunjung pesantren Ar-Raudhatul Hasanah.

Santri dan santriwati adalah jumlah user terbanyak, Jumlah santri dan santriwati Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah hingga tahun 2012 mencapai 2997 orang, dengan rincian santri sebanyak 1489 orang dan santriwati sebanyak 1508 orang. Jumlah santri terbanyak berada di kelas I yaitu sebanyak 396 orang, begitu juga jumlah santriwati terbanyak berada di kelas I yaitu sebanyak 372 orang. Dan unutk jumlah santri dan santriwati paling sedikit berada di kelas III intensif yaitu santri sebanyak 54 orang dan santriwati sebanyak 75 orang. Untuk lebih jelasnya rincian dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Santri dan Santriwati Periode 2012

Kelas Putra (orang) Putri (orang) Total

I 396 372 768

II 282 286 568

III 163 175 338

I Intensif (masuk tamatan SMP) 109 109 218 III Intensif (masuk tamatan SMP) 54 75 129

IV 148 135 283

V 187 182 369

VI 150 174 324

Total 1489 1508 2997

Seluruh santri tersebut berasal dari berbagai daerah baik dari Kota Medan maupun dari luar Kota Medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola pesantren diketahui bahwa santri dan santriwati yang berasal dari Kota Medan sebanyak 598 orang atau 19,95% dari jumlah santri dan santriwati mulai kelas I sampai kelas VI, dan 80,05% atau 2399 santri dan santriwati berasal dari luar daerah Kota Medan (Tabel 10).


(63)

48 Tabel 10. Asal Daerah Santri dan Santriwati

No Konsulat Jumlah (orang)

1 Aceh 137

2 Aceh Singkil 116

3 Aceh Tenggara 178

4 Asahan 234

5 Belawan 127

6 Binjai 84

7 Dairi 360

8 Deli Serdang 111

9 Labuahan Batu 162

10 Medan Barat 201

11 Medan Kota 77

12 Medan Sunggal 153

13 Medan Denai 68

14 Medan Tuntungan 99

15 Nusantara 152

16 Pematang Siantar 67

17 Percut Seituan 152

18 Serdang Bedagai 89

19 Tanah Karo 248

20 Tapanuli Selatan 182

Total 2997

Adapun staff pengajar terdiri dari 163 tenaga pengajar, jika diklasifikasikan menurut jenis kelamin maka pengajar putra (ustad) sebanyak 87 orang dan pengajar putri (ustadzah) sebanyak 76. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir guru non sarjana sebanyak 40 orang, S1 sebanyak 109 orang dan S2 sebanyak 14. Untuk rinciannya dapat dilihat Tabel 11.

Tabel 11. Staff Pengajar Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah

Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan (orang) Jumlah (orang)

Non-Sarjana S1 S2

Laki-Laki 13 62 12 87

Perempuan 27 47 2 76

Jumlah 40 109 14 163

User lainnya adalah pengunjung yang datang ke pesantren. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kunjungan periode 2011 mencapai 7464


(64)

49 pengunjung, dengan kunjungan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu sebanyak 871 pengunjung dan kunjungan terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebanyak 409 pengunjung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel data Pengunjung periode 2012 (Tabel 12).

Tabel 12. Jumlah Pengunjung Periode 2011

Bulan Putra (orang) Putri (orang) Total

Januari 333 76 409

Februari 480 147 627

Maret 480 313 793

April 466 405 871

Mei 431 350 781

Juni 649 182 831

Juli 356 146 502

Agustus 463 211 674

September 321 237 558

Oktober 417 160 577

November 296 119 415

Desember 312 114 426

Total 5004 2460 7464

4.2.2 Aktivitas User

Perbedaan karakter user tentunya mengakibatkan adanya perbedaan aktivitas user di dalam tapak. Berdasarkan hasil survei dan pengamatan pada tapak, dari santri sendiri memiliki aktivitas yang sangat intensif mengingat santri merupakan user utama pada tapak. Aktivitas yang intensif ini menggunakan beberapa sarana yang ada di pesantren baik dari asrama, masjid dan ruang belajar. Pada jam ibadah, masjid lebih berperan sebagai pusat aktivitas, pada jam belajar ruang kelas menjadi pusat aktivitas, dan pada jam olah raga, meskipun pada jam ini bebas melakukan aktivitas seperti mencuci dan lain-lain, namun kegiatan santri dan santriwati lebih dominan berada pada lapangan-lapangan pesantren. Pada jam makan pagi, siang dan malam para santri dan santriwati berkumpul di dapur umum. Fasilitas yang menjadi pusat pada jam-jam tertentu dapat dilihat pada Gambar 23.

Selanjutnya pesantren sendiri memiliki kegiatan rutin per semester yang telah ditetapkan pada awal tahun ajaran baru. Kegiatan ini ditentukan oleh bidang


(65)

50 pendidikan dan pengasuhan pesantren. Kelender kegiatan pendidikan dan pengasuhan semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah dapat di lihat pada Lampiran 1.

Untuk aktivitas pengajar terdiri dari mengajar dan memantau berjalannya disiplin yang ada di pesantren. Kegiatan mengajar berlangsung mulai dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 12.40 WIB. Adapun untuk beberapa pengajar yang mendapat piket mengajar melanjutkan proses mengajar mulai pukul 14.15 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Selain pada jam tersebut maka pengajar memantau kegiatan santri dan mengawasi berjalannya disiplin sesuai dengan bagian-bagian yang telah diamanahkan.

Selanjutnya untuk tamu yang berkunjung ke pesantren melakukan beberapa aktivitas di tapak, di antaranya makan, bercerita, duduk, serta shalat berjamaah. Adapun tujuan dari kedatangan tamu kebanyakan untuk mengunjungi anaknya. Waktu berkunjung tamu yang dibenarkan oleh pesantren adalah setiap hari sabtu hingga kamis selepas shalat asar hingga menjelang shalat maghrib dan pada hari libur (hari Jumat) bebas namun tidak mengganggu atau meninggalkan kegiatan-kegiatan rutin pesantren seperti shalat jamaah, pembersihan umum, dan lain-lain.


(66)

(1)

77 Lampiran 2

Hasil Kuisioner Persepsi User

No Variabel Frekwensi Relatif (%)

1 Alasan memilih pesantren RH

a. Melihat aspek pendidikan 46

b. Melihat aspek pengajaran 33

c. Lain-lain 21

2 kurikulum Pesantren

a. Sangat baik 34

b. Baik 47

c. Cukup baik 19

d. Kurang Baik 0

3 Intensitas Penggunaan RTH

a. sangat sering 14

b. Sering 53

c. Cukup sering 26

d. Jarang 7

4 Aktifitas di Ruang Terbuka a. Pramuka

b. Olah raga c. Drumband d. Silat e. Muhadharah f. Lainnya

5 Ketersediaan fasilitas

a. Sangat lengkap 10

b. Lengkap 50

c. Cukup lengkap 36

d. Kurang lengkap 4

6 Kondisi Fasilitas

a. Sangat baik 11

b. Baik 58

c. Cukup baik 24


(2)

78

No Variabel Frekwensi Relatif (%)

7 Penggunaan fasilitas

a. Sangat sesuai 9

b. Sesuai 40

c. Cukup sesuai 34

d. Kurang sesuai 17

8 Akses di dalam tapak

a. Sangat baik 10

b. Baik 67

c. Cukup baik 20

d. Kurang Baik 3

9 Akses di luar tapak

a. Sangat baik 20

b. Baik 47

c. Cukup baik 30

d. Kurang Baik 3

10 Luas lahan pesantren

a. Sangat luas 25

b. Luas 31

c. Cukup luas 35

d. Kurang luas 9

11 Luas RTH

a. Sangat luas 10

b. Luas 45

c. Cukup luas 39

d. Kurang luas 6

12 Kondisi RTH > Kebersihan

a. Sangat baik 23

b. Baik 46

c. Cukup baik 14

d. Kurang Baik 17

> Keamanan

a. Sangat baik 36

b. Baik 44

c. Cukup baik 18

d. Kurang Baik 2

> Fasilitas

a. Sangat baik 12

b. Baik 48


(3)

79

No Variabel Frekwensi Relatif (%)

13 Pengelolaan pesantren > Kebersihan

a. Sangat baik 17

b. Baik 30

c. Cukup baik 38

d. Kurang Baik 15

> Keamanan

a. Sangat baik 22

b. Baik 55

c. Cukup baik 20

d. Kurang Baik 3

> Fasilitas

a. Sangat baik 8

b. Baik 52

c. Cukup baik 38

d. Kurang Baik 2

> Pelayanan

a. Sangat baik 14

b. Baik 56

c. Cukup baik 24

d. Kurang Baik 6

> Tata Hijau/Taman

a. Sangat baik 17

b. Baik 49

c. Cukup baik 12

d. Kurang Baik 22

14 Harapan terhadap ruang terbuka RH a. Diperluas/ diperbanyak

b. Dikelola lebih baik lagi c. Lainnya


(4)

80 Lampiran 3

Kegiatan Mingguan Santri dan Santriwati

No. Hari Aktifitas Ruang Aktifitas

1 Ahad Setelah shalat Isya’ (20.15 – 21.00) diadakan latihan pidato (muhadharah) dalam bahasa Inggris untuk kelas satu sampai kelas empat, sedangkan kelas lima mengadakan diskusi, dan kelas enam menjadi

pembimbing untuk kelompok-kelompok dalam latihan pidato.

Ruang kelas

2 Selasa Pagi hari setelah shalat Shubuh berjamaah di masjid latihan percakapan bahasa Arab dan Inggris yang dilanjutkan lari pagi wajib untuk santri.

Lapangan Basket dan Depan Asrama

3 Kamis Dua jam terakhir pelajaran pagi pada hari kamis digunakan untuk latihan pidato (muhadharah) dalam bahasa Arab. Dan siang hari setelah makan siang jam 14.15 – 15.30 diadakan latihan kepramukaan. Dan malam harinya jam 20.15 – 21.30 diadakan latihan pidato dalam bahasa Indonesia.

Ruang Kelas dan Area Terbuka

4 Jum’at Pagi hari setelah shalat subuh berjamaah di masjid latihan percakapan bahasa Arab dan Inggris yang dilanjutkan lari pagi wajib untuk santri. Setelah lari pagi diadakan kerja bakti membersihkan asrama dan

lingkungan kampus, selanjutnya acara bebas.

Lapangan Basket dan Depan Asrama


(5)

81 Lampiran 4

Gambar 33. Ilustrasi 1 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah


(6)

82 Gambar 35. Ilustrasi 3 Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah