Kelembagaan Pesantren TINJAUAN PUSTAKA

6 lingkungan hidup ekosistem. Namun, semua lingkungan tersebut mengandung pengaruh yang bersifat mendidik atau tidak mendidik terhadap anak didik baik di dalam lembaga pendidikan formal, nonformal, maupun dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan pembagian lingkungan yang diutarakan oleh Arifin maka dapat disimpulkan bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu lingkungan yang disengaja. Dengan demikian lanskap atau lingkungan pesantren haruslah memperhatikan pengaruhnya terhadap perkembangan anak didik Arifin, 2008.

2.2 Kelembagaan Pesantren

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman prilaku sehari-hari. Tradisional dalam batasan ini menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun 300-400 tahun yang lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia yang merupakan golongan mayoritas bangsa Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai perjalanan hidup umat; bukan “ tradisional” dalam arti tetap tanpa mengalami penyesuaian Mastuhu, 1994. Sedangkan menurut Daulay 2006, Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan dididikkan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri Secara etimologi istilah pondok pesantren terdiri dari dua kata yaitu pondok dan pesantren. Ada yang menyebut pondok saja, atau pesantren saja, namun kebanyakan menyebut dengan lengkap yaitu pondok pesantren. “Pondok” artinya tempat berteduh dan menginap. Adapun “pesantren” berasal dari kata “santri” ditambah awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri Sukamdani, 2006. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Ditengah pengapnya problematika kependidikan di tanah air sepanjang perjalanan republik ini, pesantren tetap survive dengan semangat tradisi yang mengagumkan Dahri, 2007. 7 Dengan sistem pendidikan 24 jam maka lingkungan pesantren menjadi satu faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan. Menurut Arifin 2008, dalam proses kependidikan Islam suatu lingkungan harus dapat dimanipulasikan menjadi lingkungan yang memberikan suasana yang memperlancar jalannya proses kependidikan Islam. Sedang suasana demikian harus mengandung pengaruh yang edukatif mendidik. Menciptakan suasana religius yang kental di lingkungan pendidikan meliputi tata pergaulan, pakaian, lingkungan sekolah, praktik ibadah, dan lain- lain. Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana kependidikan. Iklim yang kondusif bagi pencapaian tujuan pendidikan adalah merupakan kurikulum tersembunyi bagi pencapaian tujuan pendidikan Daulay, 2006.

2.3 Ruang Terbuka Hijau dan Tata Hijau