PEMANENAN TEH TINJAUAN PUSTAKA

4 3. Curah Hujan Kadar air tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman teh adalah lebih dari 30 . Jika kadar air tanah kurang dari 30 , pertumbuhan mulai terhambat. Jika kadar air kurang dari 15 , tanaman teh mulai mati. Untuk tumbuh optimal diperlukan curah hujan minimal 1.150-1.400 mmtahun. 4. Kelembaban Kelembaban udara berpengaruh pada keseimbangan air dalam tanah dan tanaman. Jika kelembaban udara optimal, fotosintat akan mengalir ke bagian pucuk dan cadangan dibongkar. Jika kelembaban udara rendah, sebagian besar fotosintat dialirkan ke akar sebagai cadangan makanan dan produksi pucuk turun. 5. Cahaya Tanaman teh membutuhkan panas untuk pertumbuhan yang diperoleh dari suhu udara sekeliling. Daun-daun yang terletak pada bagian bawah kanopi yang terlindung lebih efisien menggunakan energi surya jika dibandingkan daun-daun teh yang langsung menerima cahaya matahari.

2.2 PEMANENAN TEH

Tanaman teh memerlukan budidaya yang tepat agar pucuk teh yang dihasilkan memiliki mutu yang tinggi. Tahapan budidaya tanaman teh antara lain meliputi: pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman pemupukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, penyulaman, penyiangan, pembuatan rorak dan pemangkasan, serta pemanenan yaitu pemetikan pucuk teh. Pada penelitian ini, hanya difokuskan pada proses pemetikan teh. Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan hasil, berupa pucuk teh yang memenuhi syarat olah, yang juga berfungsi membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Daun teh yang dipetik umumnya berupa pucuk-pucuk daun teh muda dan dua daun berikutnya. Kriteria pucuk yang baik adalah pucuk medium P+2, P+3, atau burung muda, keadaan pucuk segar dan mulus, dan bebas dari benda lain selain pucuk teh. Jenis pemetikan yang dilakukan terdiri dari tiga jenis di antaranya : 1. Pemetikan jendangan Pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas dan dimaksudkan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun yang cukup agar tanaman mempunyai potensial produksi yang tinggi. Untuk ketinggian petikan jendangan antara 15 sampai 20 cm dari bidangluka pangkasan. 2. Pemetikan produksi Pemetikan yang dilakukan setelah lepas pemetikan jendangan sampai menjelang pemetikan gendesan, dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Pemetikan ini dilakukan dengan dua metode yaitu pemetikan secara manual dengan tangan dan pemetikan dengan gunting petik. Pemetikan dengan gunting dilakukan bila tenaga kerja kurang dan kondisi kesehatan tanaman memungkinkan. Oleh karena itu, pemetikan dengan gunting jarang dilakukan. Adapun pada masa-masa tertentu di saat pucuk melimpah sedangkan tenaga petik sangat terbatas, dilakukan pemetikan dengan menggunakan mesin petik teh. Akan tetapi kondisi ini sangat jarang terjadi. 5 3. Pemetikan gendesan Pemetikan yang dilakukan pada tanaman segera menjelang dipangkas dengan cara dipetik habis semua pucuk yang layak olah tanpa memperhatikan bagian pucuk yang ditinggalkan pada perdu dan hanya dilakukan sekali menjelang dipangkas a b Gambar 1. Penggunaan mesin pemanen teh a pemetikan dengan tangan b Pucuk teh sebagai hasil pemetikan merupakan bahan baku yang harus memenuhi standar mutu yang spesifik agar layak diolah, untuk menghasilkan produk teh yang bermutu sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk itu pelaksanaan penyediaan bahan olahannya, berupa kegiatan pemetikan teh, memerlukan disiplin teknis yang relatif tinggi oleh para pelaksananya serta perhatian pengawasan yang intensif oleh segenap tatanan serta manajemen di setiap kebun teh Rachman 2005. Jenis petikan dapat dibedakan atas 3 kategori, yaitu Rachman 2005 : 1. Petikan halus, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko P dengan satu daun atau pucuk burung b dengan satu daun muda, ditulis dengan rumus P+1, B+1M 2. Petikan medium, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda P+2, P+3, B+1M, dan B+2M 3. Petikan kasar, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua P+4, P+5, B+5, burung tua, dan daun tua. Gambar 2. Standar analisa pucuk PTPN VIII Kebun Gunung Mas 6

2.3 ERGONOMIKA