8 Banyak peneliti ergonomika percaya bahwa meningkatnya tingkat denyut jantung menunjukkan beban
kerja fisik maupun mental, karena adanya korelasi yang linier terhadap konsumsi energi fisik physical energy cost. Oleh karena itu, sampel data kontinyu laju denyut jantung pada suatu aktivitas
berguna sebagai indikator dari beban kerja psiko-fisiologis. Selain itu, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja fisik manusia, yaitu faktor personal dan lingkungan. Beberapa
faktor personal adalah umur, berat badan, jenis kelamin, konsumsi rokok, gaya hidup, olah raga, status nutrisi, dan motivasi dalam melakukan kegiatan. Sedangkan beberapa faktor lingkungan yaitu polusi
udara, kebisingan, faktor suhu udara, dan ketinggian tempat. Terdapat dua macam terminologi beban kerja, yaitu beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif Lovita 2009.
2.4.1 Beban Kerja Kuantitatif
Beban kerja kuantitatif adalah besarnya total energi yang dikeluarkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Beban kerja kuantitatif adalah besarnya total energi yang
dikeluarkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dalam penelitian ini digunakan terminologi TEC Total Energy Cost, BME Basal Metabolic Energy, dan WEC Work
Energy Cost. TEC adalah energi total yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas. BME adalah energi yang digunakan oleh seseorang hanya untuk menjalankan proses
metabolisme dalam tubuh sehingga BME ini selalu ada walaupun seseorang tidak melakukan pekerjaan. WEC adalah energi yang digunakan oleh seseorang hanya saat melakukan kerja atau
dengan kata lain respon energi dari tubuh kita terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang.
2.4.2 Beban Kerja Kualitatif
Beban kerja kualitatif adalah suatu indeks yang mengindikasikan berat atau ringan suatu pekerjaan dirasakan oleh seseorang. Beban kerja kualitatif dihitung sebagai rasio relatif suatu
beban kerja seseorang. Dalam penelitian ini, terminologi yang digunakan adalah IRHR Increase Ratio of Heart Rate. IRHR adalah indeks perbandingan relatif denyut jantung
seseorang saat melakukan suatu aktivitas terhadap denyut jantungnya saat beristirahat. Tinggi rendahnya nilai IRHR mencerminkan tingkat beban kerja kualitatif dari suatu aktivitas Lovita
2009.
Tabel 1. Kategori tingkat beban kerja berdasarkan IRHR
Kategori Nilai IRHR
Ringan 1.00 IRHR 1.25
Sedang 1.25 IRHR 1.50
Berat 1.50 IRHR 1.75
Sangat berat 1.75 IRHR 2.00
Luar biasa berat 2.00 IRHR
Sumber : Lovita 2009
2.5 METODE STEP TEST
Pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode denyut jantung ini mudah dilakukan namun memiliki kelemahan, yaitu denyut jantung berbeda-beda menurut waktu dan individunya, serta
9 denyut jantung tidak saja dipengaruhi oleh kerja fisik akan tetapi juga beban mental sehingga
diperlukan metode sistem kalibrasi data yang akurat Kastaman dan Herodian 1998. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk kalibrasi data pengukuran denyut jantung adalah dengan
menggunakan metode step test. Metode step test dimaksudkan untuk mengukur karakteristik denyut jantung individual dari operator tersebut. Penggunaan metode step test ini berfungsi untuk mengetahui
suatu pola hubungan antara denyut jantung manusia dalam setiap aktivitas kerjanya dengan daya yang dikeluarkannya melalui penyesuaian-penyesuaian dalam cara pengukuran maupun kalibrasi data hasil
pengukurannya Kastaman dan Herodian 1998. Faktor-faktor individual untuk menentukan karakteristik individu pada metode ini adalah umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan.
Denyut jantung sebanding dengan konsumsi oksigen. Beban kerja yang pasti dapat diketahui dengan mengkalibrasi antara kurva denyut jantung saat bekerja dengan beban kerja denyut jantung
yang ditetapkan sebelum bekerja metode step test Hayashi et al dalam Anindita 2003. Dengan metode ini, beberapa faktor individual seperti umur, jenis kelamin, berat, dan tinggi badan harus
diperhatikan sebagai faktor penting untuk menentukan karakteristik individu yang diukur. Metode ini memiliki keunggulan di antaranya dapat dengan mudah mengatur selang beban
kerja dengan hanya mengubah tinggi bangku dan intensitas langkah Lovita 2009. Selain itu, metode ini mempunyai komponen pengukuran yang mudah, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja,
sehingga dengan metode ini ketidakstabilan denyut jantung seseorang dapat dengan mudah dianalisa Amelia dalam Irawan 2008.
2.6 PRODUKTIVITAS