Pengolahan Data METODE PENELITIAN

19

3.3.3 Pengolahan Data

Secara umum setiap individu memiliki karakteristik fisik dan fisiologi yang berbeda dan spesifik, termasuk didalamnya BME. Pengolahan data diawali dengan menghitung nilai BME Basal Metabolic Energy untuk masing-masing subjek. BME merupakan konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi minimal fisiologisnya. Secara umum, nilai BME dipengaruhi oleh berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, dan usia. Salah satu metode yang umum digunakan untuk mengetahui nilai BME adalah dengan menghitung dimensi tubuh, ditentukan oleh perhitungan luasan tubuh yang kemudian dapat dikonversi ke dalam volume oksigen VO 2 . Luas permukaan dapat dihitung dengan persamaan Du’Bois Syuaib dalam Lovita 2009: A = H 0.725 x W 0.425 x 0.007246 Keterangan : A = luas permukaan tubuh m 2 H = tinggi badan cm W = berat badan kg Berdasarkan perhitungan luasan tubuh dengan menggunakan persamaan tersebut, BME ekuivalen terhadap VO 2 bisa ditentukan dengan menggunakan tabel konversi yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Konversi BME ekivalen VO 2 berdasarkan luas permukaan tubuh 1100 m 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1.1 136 137 138 140 141 142 143 145 146 147 1.2 148 150 151 152 153 155 156 157 158 159 1.3 161 162 162 164 166 167 168 169 171 172 1.4 173 174 176 177 178 179 181 182 183 184 1.5 186 187 188 189 190 192 193 194 195 197 1.6 198 199 200 202 203 204 205 207 208 209 1.7 210 212 213 214 215 217 218 219 220 221 1.8 223 224 225 226 228 229 230 231 233 234 1.9 235 236 238 239 240 241 243 244 245 246 untuk perempuan, nilai VO 2 harus dikalikan 0.95 Syuaib dalam Irawan 2008 Selanjutnya, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hasil rekaman data denyut jantung HR saat step test kemudian data-data tersebut dicatat untuk diolah dan dibuat dalam bentuk grafik. Subjektivitas nilai denyut jantung HR yang umumnya dipengaruhi faktor- faktor personal, psikologis dan lingkungan perlu dihindari sehingga perhitungan nilai HR harus dinormalisasi agar diperoleh nilai HR yang objektif Syuaib 2003 dalam Irawan 2008. Normalisasi nilai HR dilakukan dengan membandingkan nilai HR relatif saat bekerja terhadap nilai HR saat istirahat. Perbandingan tersebut dinamakan IRHR Increase Ratio of Heart Rate. …………………. 1 20 IRHR digunakan untuk meminimalisir perbedaan karakteristik dari masing-masing subjek. IRHR dapat dirumuskan sebagai berikut : rest work HR HR IRHR  Keterangan : HR work = Denyut jantung saat melakukan pekerjaan watt HR rest = Denyut jantung saat istirahat watt Kemudian, dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti berat badan subjek, frekuensi step test, dan tinggi bangku step test maka dapat diketahui nilai konsumsi energi saat step test WEC ST untuk masing-masing subjek. WEC ST yaitu energi total yang digunakan pada saat melakukan step test, perhitungannya dilakukan melalui persamaan :          1000 2 . 4 2 f h g w WEC ST Keterangan : WEC ST = Work Energy Cost work load step test kkalmenit w = berat badan kg g = percepatan gravitasi h = tinggi bangku step test m f = frekuensi step test siklusmenit Masing-masing subjek memiliki 4 empat data WEC ST karena subjek-subjek tersebut melakukan step test dengan 4 empat frekuensi, sehingga ada empat titik plot konsumsi energi WEC ST dengan denyut jantung HR. Titik-titik tersebut nantinya membentuk grafik korelasi linier antara WEC ST terhadap IRHR. Grafik tersebut dapat menghasilkan persamaan linier yang dapat digunakan untuk mengkonversi nilai IRHR saat bekerja menjadi nilai WEC. Persamaan yang dihasilkan dari hubungan IRHR ST dan WEC ST adalah : Y = aX + b Keterangan : Y = IRHR X = WEC kkalmenit Setiap subjek mempunyai persamaan yang berbeda-beda. Persamaan inilah yang digunakan untuk menduga nilai WEC pada saat bekerja untuk masing-masing subjek. Pengukuran beban kerja saat aktivitas pemetikan teh menghasilkan nilai denyut jantung saat istirahat dan denyut jantung selama kerja. Kemudian data-data tersebut dinormalisasikan dengan menggunakan Persamaan 1 sehingga menghasilkan nilai IRHR. Dengan memasukkan nilai IRHR ke dalam Persamaan 4 maka nilai WEC saat aktivitas pemetikan dapat diketahui. Selanjutnya, energi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan TEC dapat dihitung menggunakan data BME Basal Metabolic Energy dan WEC Work Energy Cost. TEC = WEC + BME ……………………………. 2 ……………………. 3 …………….……………… 4 …………….……………… 5 21 Keterangan : WEC = Work Energy Cost kkalmenit TEC = Total Energy Cost kkalmenit BME = Basal Metabolic Energy kkalmenit Dalam terminologi kebutuhan energi kerja, terdapat istilah Total Energy Cost per Weight TEC’. TEC’ merupakan nilai dari TEC yang dinormalisasi untuk mengetahui nilai beban kerja objektif yang diterima oleh seseorang saat melakukan kerja. Nilai TEC’ perlu dihitung untuk mengetahui nilai TEC pada masing-masing subjek dengan menghilangkan faktor berat badan. Nilai T EC’ dapat dihitung dengan persamaan : w TEC TEC  Keterangan : T EC’ = TEC ternormalisasi kkalkg.menit TEC = Total Energy Cost kkalmenit w = berat badan kg Setelah diketahui nilai IRHR, TEC, dan produktivitas dari masing-masing subjek, perlu dilakukan uji statistik untuk mengetahui apakah variabel yang digunakan berpengaruh atau tidak terhadap model yang digunakan. Uji statistik yang digunakan adalah Uji t. Uji t berfungsi untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan satu sama lain. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1 Menentukan hipotetsis satu arah H dan H 1 2 Menghitung v = n 1 + n 2 – 2 3 Menghitung 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1       n n S n S n S gab 4 Uji statistik 1 1 2 1 2 1 2 1 n n S x x t gab        5 Menentukan titik kritis Nilai t kritis diperoleh untuk menaksir nilai t yang diperoleh dari hasil hitungan dengan menggunakan tabel nilai kritik sebaran t. Penentuan wilayah kritisnya dapat menggunakan persamaan: v t  6 Kesimpulan Jika - v t  t hitung v t  , maka terima H . Namun, jika t hitung - v t  atau t hitung. v t  , maka tolak H . …………….……………… 6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan dan pola kerja dari aktivitas pemetikan teh. Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk menyesuaikan metode pengambilan data yang cocok dengan mengamati aktivitas pemetikan teh, cara pemetikan teh, lama bekerja, dan lain-lain. Pemetik teh melakukan pemetikan secara manual. Setiap harinya, pemetik memulai pekerjaannya dari pukul 07.00 – 14.00 WIB. Untuk sampai ke lokasi pemetikan, para pemetik harus jalan terlebih dahulu dengan kondisi jalan yang naik-turun. Setelah tiba di tempat pemetikan, para pemetik istirahat terlebih dahulu dan kadang-kadang para pemetik tersebut sarapan di kebun sebelum bekerja. Disela-sela waktu istirahat tersebut, pemetik mempersiapkan diri untuk memulai bekerja, yaitu dengan memakai sarung tangan, plastik, dan celemek. Selanjutnya, para pemetik memulai untuk memetik pucuk teh. Pucuk-pucuk teh yang sudah dipetik tersebut diletakkan terlebih dahulu ke dalam carangka. Pemetik membutuhkan waktu 30 menit sampai 1 jam hingga carangka dirasa penuh dan berat. Setelah carangka penuh, pucuk-pucuk tersebut dipindahkan ke dalam waring. Lalu pemetik melanjutkan kembali aktivitas pemetikannya. Waring tersebut dapat terisi penuh apabila sudah 4-5 kali diisi. Pucuk-pucuk yang di dalam waring itulah yang nantinya akan ditimbang. Penimbangan dilakukan dua kali yaitu pada pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB. Kemudian pucuk-pucuk tersebut diangkut oleh truk ke pabrik. Satu siklus aktivitas pemetikan tehdisajikan pada Gambar 10. Melihat pola kerja di atas maka pengukuran beban kerja dimulai dari rumah subjek hingga aktivitas pemetikan di kebun. Data istirahat rendah subjek dapat diperoleh saat subjek masih di rumah, karena jika sudah di kebun maka denyut jantung sudah dipengaruhi oleh aktivitas jalan pada sebelumnya. Di rumah, subjek melakukan step test sebelum memulai aktivitasnya. Di kebun, subjek istirahat terlebih dahulu sekaligus melakukan persiapan sebelum kerja. Namun, aktivitas sarapan di kebun ditiadakan karena subjek sudah disarankan untuk makan 2 dua jam sebelum pengukuran dimulai. Pengukuran beban kerja dilakukan 3 tiga kali ulangan dengan masing-masing ulangan selama 30 menit. Waktu kerja saat pengukuran tersebut dipilih berdasarkan waktu ketika carangka sudah cukup penuh oleh pucuk-pucuk teh. Pengukuran beban kerja ini hanya dilakukan pada pagi hari, yaitu pada penimbangan pertama. Pucuk-pucuk yang diperoleh selama pengukuran ditimbang untuk mengetahui berat pucuk kuantitas dari masing-masing subjek.