Komposisi Campuran Tanah dan Arang untuk Media Tanam

hara N, P, K dan nutrisi lainnya tetapi juga mempunyai pengaruh fisik dan fisiologi terhadap tanaman.

2.4 Komposisi Campuran Tanah dan Arang untuk Media Tanam

Arang adalah suatu bahan padat berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan yang mengandung karbon dimana sebagian porinya tertutup oleh hidrokarbon dan senyawa organik lainnya. Arang tersusun dari atom-atom yang secara kovalen membentuk struktur heksagonal datar dengan satu atom C pada setiap sudutnya Djatmiko et al. 1985. Arang dapat dijadikan media tanam karena sifat arang antara lain tahan lama, tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri, dapat menyerap senyawa yang bersifat racun atau toksik. Komposisi kimiawi arang kayu sebagian besar mengandung karbon C, sedangkan kandungan sulfur S dan fosfor P sangat sedikit serta mengandung zat abu Ahmad 2006. Telah banyak dilakukan penelitian yang menunjukkan bahwa penambahan arang ke dalam tanah terutama di daerah tropis dapat meningkatkan hasil tanaman yang disajikan dalam bentuk hubungan antara perubahan arang dan tanah dengan respon tanaman untuk berbagai jenis tanah. Menurut Gusmalina 1999 fungsi penambahan arang ke dalam media tanam dapat memperbaiki struktur dan tekstur media dalam polybag. Hal ini terjadi karena dengan pemberian arang akan mengurangi kepadatan media dengan semakin banyaknya ruang pori pada media. Struktur dan tekstur yang baik akan merangsang pertumbuhan akar sehingga tingkat penyerapan unsur hara akan semakin tinggi sesuai yang dibutuhkan tanaman. Selain itu penambahan arang menghasilkan tanaman yang lebih tinggi dan warna daun yang lebih hijau karena arang memiliki kandungan karbon C yang tinggi sehingga mampu membuat tanah lebih gembur. Sifat absorpsi yang kuat terhadap air maupun senyawa-senyawa lain merupakan suatu kelebihan dari arang untuk dapat dikedepankan dan menjadikannya sebagai pembenah tanah. Adanya sifat ini membuat arang mampu meningkatkan daya serap dan daya jerap tanah terhadap air serta membatasi perkolasi air keluar dari tanah yang berarti membatasi perlindiran terlarutkan, selain itu arang juga dapat mengabsorpsi senyawa yang bersifat racun. Kebutuhan arang sebagai campuran untuk media tanam akan meningkat sejalan dengan perkembangan dunia kehutanan dan pertanian. Untuk meningkatkan produksi arang perlu dilakukan perhatian terhadap kualitas arang yang dihasilkan dari proses pembakaran. Secara ekologi penggunaan arang dapat memberikan beberapa dampak positif terhadap lingkungan. Dampak positif tersebut antara lain mengurangi penggunaan topsoil secara besar-besaran pada pembibitan skala luas, pemanfaatan sampah organik dan berkurangnya pemakaian pupuk kimia. Pada sektor kehutanan penggunaan arang telah lama diteliti penggunaannya. Bahan yang diteliti efektivitasnya antara lain adalah serbuk gergaji, sampah organik, kotoran hewan dan serasah. Selain meningkatkan kandungan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan mengurangi tingkat keasaman tanah, arang dapat memperbaiki struktur dan tekstur media dalam polybag Gusmalina 2009. Hal ini terjadi karena dengan pemberian arang akan mengurangi kepadatan media dengan semakin banyak ruang pori dalam media tanam. Struktur dan tekstur yang baik akan merangsang pertumbuhan akar sehingga tingkat penyerapan unsur hara akan semakin tinggi sesuai yang dibutuhkan tanaman. Analisis yang dilakukan terhadap tanah yang ditambah arang menunjukkan bahwa arang dapat memperbaiki tekstur, struktur dan pH tanah sehingga dapat memacu pertumbuhan akar, meningkatkan perkembangan mikroorganisme tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan menjaga kesuburan tanah. Pemberian bahan organik merupakan alternatif yang tepat guna meningkatkan kesuburan tanah, terutama untuk menambahkan ketersediaan bahan organik yang cenderung didapati rendah dan cepat menurun serta bagi perbaikan sifat fisik dan fisiko –kimia tanah. Selain itu pemberian bahan organik dirasa lebih ramah terhadap lingkungan, karena bentuk pemupukan ini sebenarnya merupakan adopsi dari praktek penyediaan hara yang terjadi secara alami. Bahan organik dalam hal ini arang yang diberikan sebagai salah satu sumber penyedia bagi terciptanya kondisi tersebut. Pemberian bahan organik berupa arang dapat menciptakan suatu lingkungan tumbuh yang baik bagi perakaran dan pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Soepardi 1983 tentang pengaruh arang sebagai bahan organik terhadap sifat-sifat tanah bahwa secara fisik bahan organik merangsang granulasi, menurunkan plastisitas, kohesi dan kekerasan tanah, mengatur aerasi, meningkatkan kemampuan menahan air serta merupakan pemantap agregat tanah. Bahan organik juga berpengaruh langsung terhadap fisiologi tanaman yang merangsang serapan hara sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Arang yang dihasilkan dijadikan untuk komposisi campuran tanah dan arang yang digunakan sebagai media tanam di persemaian dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar. Media tanam ini dapat ditanami untuk tanaman meranti dan sengon, sesuai dengan sistem silvikultur yang akan digunakan maka jenis yang diambil adalah jenis sengon saja. Komposisi yang baik dapat dilihat dari kualitas pertumbuhan tanaman dilakukan pada jenis sengon dengan nama ilmiah Paraserianthes falcataria L. Nielsen yang termasuk ke dalam famili Leguminosae. Jenis ini termasuk jenis cepat tumbuh fast growing species. Pada dasarnya pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh kualitas tanahnya dalam hal ini menyangkut aspek kesuburan tanah yang dicirikan oleh terciptanya sinergisme kondisi fisik, kimia dan biologi tanah dalam siklus biogeokimia pada proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Oleh karena itu menjaga kesuburan tanah dalam arti menjadikan unsur hara tersedia dan dapat diserap oleh tanaman dalam alur siklus merupakan hal penting. Upaya untuk ini dapat dilakukan melalui tindakan pemupukan. 2.5 Tanah Podsolik Merah Kuning PMK, ordo Ultisol Tanah podsolik merah kuning memiliki penyebaran paling luas di Indonesia yaitu sekitar 47,526 juta Ha atau meliputi kira-kira 24,9 dari total daratan Indonesia Mulyadi dan Soepraptohardjo 1975. Tanah ini merupakan tanah mineral di daerah iklim sedang, sub-tropik dan tropik dengan curah hujan antara 2.500-3.500 mm tiap tahun tanpa bulan kering yang nyata. Jenis tanah ini dapat berkembang dari berbagai jenis bahan induk, umumnya mempunyai solum dalam ± 2 m, tekstur liat, struktur gumpal dengan kemantapan agregat kurang mantap lemah serta tingkat kesuburan dan aktivitas mikroba yang rendah Soepraptohardjo 1976. Rendahnya daya dukung kesuburan tanah dan tingkat kemantapan agregat diakibatkan oleh bahan induk tanah yang bersifat masam, miskin unsur hara dan proses pelapukan yang intensif. Tanah podsolik merah kuning banyak dijumpai di daerah iklim basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H + melebihi konsentrasi ion OH - serta mengandung Al, Fe dan Mn terlarut dalam jumlah yang besar sehingga dapat meracuni tanaman. Menurut Rachim dan Darmawan 1991 tanah podsolik merah kuning berdasarkan taksonomi tanah USDA United Stated Department of Agriculture 1990 termasuk ke dalam Haplohumult kerena memiliki kejenuhan basa dengan jumlah kation 35, kadar bahan organik 0,9 dan distribusi liat menurut kedalaman menunjukkan perbedaan 20 dari iluviasi maksimum di atas kedalaman. Tanah podsolik merah kuning atau red yellow podzolic termasuk ordo Ultisol, sub ordo Udult, yang ditandai dengan adanya akumulasi lempung pada lapisan bawah. Umumnya merupakan tanah yang lembab dan berkembang di bawah iklim tropika. Tanah ini telah mempunyai perkembangan profil, berkonsistensi teguh, bereaksi asam, memiliki selaput lempung dan tingkat kejenuhan basanya rendah. Tanah podsolik merah kuning dapat terbentuk dari bahan yang berbeda-beda. Menurut Soepraptohardjo 1979 tanah podsolik merah kuning terbentuk melalui proses podsolisasi dari bahan induk tuf masam, batuan pasir dan sedimen kuarsa melalui proses podsolisasi. Podsolik bereaksi masam hingga sangat masam dengan pH H 2 O 3,5-5,0 dan kejenuhan basa yang rendah 20 serta kadar organik rendah 10. Tanah podsolik merah kuning memiliki solum agak tebal 1-2 m dengan batas horison nyata. Tanah ini mempunyai lapisan permukaan yang sangat tercuci highly leached berwarna kelabu cerah sampai kekuningan di atas horison akumulasi yang bertekstur relatif berat berwarna merah atau kuning dengan struktur gumpal, agregat kurang stabil dan permeabilitas rendah. Perkembangan lapisan permukaan yang tercuci terkadang kurang nyata Soepraptoharjo 1979. Daya menahan air kurang dan kepekaan terhadap erosi besar, mineral lempungnya terutama kaolinit serta memiliki produktivitas rendah sampai sedang Soepardi 1983. Tanah podsolik merah kuning termasuk jenis tanah yang kesuburannya rendah. Masalah kesuburan tanah yang buruk ini berkaitan erat dengan cepat menurunnya kandungan bahan organik tanah serta sifat fisik dan fisiko-kimia tanah kurang baik. Metode pengukuran karakteristik tanah dapat dilakukan dengan pengambilan sampel tanah di lapangan dan menguji di laboratorium tanah. Pengujian sampel tanah adalah sifat kimia meliputi pH tanah, C-organik, unsur hara P dan unsur hara K Setyorini et al. 2009. Rendahnya kesuburan tanah podsolik merah kuning disebabkan oleh bahan induknya miskin akan mineral primer yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kandungan hara pada tanah podsolik merah kuning umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan cepat dan sebagian terbawa erosi. Dengan penambahan arang dapat memperbaiki kondisi tanah sehingga tanaman yang tumbuh di atasnya dapat berkembang dengan optimal. Tanah podsolik merah kuning yang mendominasi pada lahan hutan Kalimantan memiliki karakteristik kesuburan tanah yang rendah. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah podsolik merah kuning derajat keasaman yang tinggi, kandungan C, N, P dan K yang rendah. Unsur hara N dan P terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam tanah dan sebagian besar dari kedua unsur tersebut berada dalam bentuk senyawa yang tidak tersedia bagi tanaman. Tanah podsolik merah kuning yang digunakan untuk penelitian ini berasal dari hutan penelitian Haurbentes, Kecamatan Jasinga yaitu tanah di bawah tegakan pohon meranti. Tanah yang diambil disesuaikan dengan keadaan tanah di lokasi penelitian yang mempunyai jenis tanah yang sama dengan yang ada di Haurbentes. Tanah podsolik merah kuning mempunyai perkembangan profil sedang, berwarna merah sampai kuning, mempunyai horizon Argilik, bersifat asam, miskin hara, serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa rendah. Permeabilitas tanah podsolik merah kuning lambat sampai dengan baik, oleh karena itu di musim kemarau tanaman mudah menderita kekurangan air. Sebaliknya di musim hujan perakaran tanaman dapat mati karena penggenangan air. Rendahnya kesuburan tanah podsolik merah kuning disebabkan oleh bahan induknya miskin akan mineral primer yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan curah hujan yang tinggi sehingga sering terjadi erosi.

BAB III METODE PENELITIAN