hampir merata sepanjang tahun, artinya tidak terjadi musim kemarau atau bulan kering yang panjang. Jumlah hari hujan rata-rata bulanan terjadi dalam bulan
Desember dan terendah pada bulan Juni. Mengingat seluruh areal IUPHHK ini hanya terdiri dari satu tipe iklim yaitu A, maka tidak dilakukan pemetaan iklim
terpisah. Secara umum daerah termasuk lembab, sehingga tidak rawan terhadap kebakaran hutan.
4.4 Keadaan Hutan
Hutan areal IUPHHK PT. Austral Byna termasuk ke dalam hutan tropika basah dataran rendah. Bentuk vegetasinya merupakan areal berhutan primer,
bekas tebangan dan non hutan dengan luasan seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Luasan setiap bentuk vegetasi di areal IUPHHK PT. Austral Byna
No Bentuk Vegetasi
Luas Ha
Persentase 1
Hutan Primer -
- 2
Hutan Bekas Tebangan 156.293
53,10 3
Non Hutan 132.24
44,90 4
Tertutup Awan 6.067
2,10 Jumlah
294.6 100,00
Keterangan : Pengukuran Planimetris Peta Penafsiran Potret Udara Tahun 1995 dan Citra Landsat Tahun 2005. Hasil deniasi citra landsat 2005 Juni dan April dikompilasi data Juli
2005 menghasilkan areal Non Hutan menjadi 134.707 Ha dan eks tebangan 159.893 ha
4.5 Pengusahaan Hutan
Sistem pemanenan hutan yang diterapkan PT. Austral Byna adalah sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI akan tetapi mulai tahun 2007
PT. Austral Byna juga melaksanakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII atau Silvikultur Intensif SILIN. Oleh karena itu,
sistem yang diterapkan di PT. Austral Byna ini ada dua sistem TPTI dan TPTII. Sistem perencanaan yang dilakukan di PT. Austral Byna adalah sistem
pemanenan secara mekanis, artinya semua kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan bantuan mesin. Sistem yang digunakan pada Rencana Kerja
Tahunan RKT 2009 PT. Austral Byna yaitu TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia.
Kegiatan penebangan pada RKT 2009 dilaksanakan oleh dua pihak yaitu PT. Austral Byna dan mitra kerja. Petak tebang yang dikerjakan oleh PT. Austral
Byna sebanyak 34 petak dan 6 petak sisanya dikerjakan oleh mitra kerja. Penebangan dilaksanakan oleh regu tebang yang terdiri dari satu orang
chainsawman dan satu orang pembantu helper. Jenis-jenis pohon yang ditebang adalah Balau, Bangkirai, Binuang, Cengal, Jabon, Kapur, Kapur Naga, Keruing,
Kulim, Lambin, Melapi, Meranti, Mersawa, dan Nyatoh. Kayu hasil pemanenan dialokasikan untuk kebutuhan industri sendiri yaitu industri plywood dan
sawnmill.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN