5. Pada awalnya asap dari pembakaran potongan atau kayu serpih umpan
terlihat putih dan tipis. Setelah proses pembakaran berjalan asap akan semakin tebal.
6. Pemasangan tutup drum dan cerobong asap untuk mengarahkan asap hasil
pembakaran yang keluar setelah pembakaran bahan baku berjalan. Proses dari pembakaran umpan sampai bahan baku terbakar dengan sempurna ± 30
menit. 7.
Setelah proses pembakaran berjalan lancar, di bagian bawah tungku dan sekelilingnya ditutup dengan pasir atau tanah untuk memperkecil lubang
udara, hanya diberi 3 lubang dengan diameter ± 3 cm. 8.
Proses pengarangan biasa ini memerlukan waktu selama 6 jam. Hal ini dilakukan bila kayu relatif basah.
9. Proses pendinginan dapat dilakukan jika asap yang dikeluarkan semakin tipis.
Pendinginan dilakukan dengan menyiram air atau menutup drum dengan kain basah dan rumput basah.
10. Proses pembakaran dilakukan sebanyak 30 kali ulangan.
11. Penimbangan berat kering hasil arang.
3.3.2 Pengukuran Rendemen Arang dan Potensi Arang
Pengukuran rendemen arang hasil pembakaran dilakukan dengan menghitung perbandingan berat kering arang yang dihasilkan dengan berat bahan
baku kayu yang digunakan dengan rumus Djatmiko et al. 1985 : Rendemen =
Berat kering arang kg X 100
Berat kering bahan baku kg Pengukuran faktor konversi arang dilakukan dengan menghitung
perbandingan arang yang dihasilkan dengan contoh uji bahan baku kayu yang digunakan, dengan rumus :
Faktor konversi arang = Berat arang ton
Berat contoh uji bahan baku m³ Pengukuran potensi arang dilakukan dengan menghitung potensi limbah
kayu dikalikan dengan faktor konversi arang, dengan rumus : Potensi arang = potensi limbah kayu m³ha X faktor konversi arang
3.3.3 Penyiapan Media
Pengambilan tanah untuk bahan media tanam berasal dari hutan percobaan Haurbentes Jasinga yang disesuaikan dengan keadaan tanah di lokasi penelitian.
Hal ini dikarenakan jenis tanah di Haurbentes sama dengan jenis tanah di lokasi penelitian PT. Austral Byna. Sebelum dimasukkan ke dalam polybag dengan
ukuran 10 cm x 15 cm 500 gram, tanah diayak dan dijemur terlebih dahulu agar steril. Arang yang digunakan sebelumnya ditumbuk hingga halus dan ditimbang
dengan kadar : 0 0 gram, 10 50 gram, 20 100 gram dan 30 150 gram. Tanah dan arang tersebut dicampurkan sampai merata kemudian
dimasukkan ke dalam polybag. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan
sebanyak 10 kali. Setiap polybag diberi label sesuai dengan perlakuan.
3.3.4 Penyapihan dan Pemeliharaan Setiap polybag yang telah diisi media tanam dimasukkan bibit anakan
sengon yang berumur dua minggu dengan tinggi 4-5 cm dan berdaun muda sebanyak empat helai.
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pengendalian hama, dan pemupukan. Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan
sore hari. Pengendalian hama dilakukan secara manual dengan mencari dan mematikan hama yang menyerang. Pemupukan dilakukan dengan pemberian
pupuk NPK sebanyak 0,1 gram ke dalam setiap polybag pada minggu ke-8 setelah
tanam. 3.3.5
Pengamatan Parameter Pertumbuhan
1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu selama 14 minggu setelah tanam. Tinggi diukur dari permukaan media sampai pangkal pertumbuhan
daun yang paling muda. 2.
Diameter tanaman Pengukuran diameter dilakukan pada awal penanaman bibit semai,
pertengahan dan akhir pengamatan. Diameter diukur 1,5 cm di atas permukaan media tanam.
3. Berat kering total BKT
Setelah pengamatan tinggi dan diameter selesai, pada akhir penelitian semai sengon dipotong menjadi dua bagian yaitu bagian bawah bagian akar dan
bagian atas semai batang dan daun. Sebelum pengovenan masing-masing bagian dilakukan penimbangan. Tanaman tersebut dikeringudarakan terlebih dahulu
dengan cara dianginkan beberapa saat. Bagian akar serta bagian batang dan daun dibungkus dengan kertas, selanjutnya dioven pada suhu 105°C selama 24 jam.
Berat kering total merupakan hasil penjumlahan kedua bagian yaitu bagian akar dengan bagian batang dan daun.
4. Kekokohan semai
Kekokohan semai digunakan untuk mengetahui kualitas semai yang didasarkan atas perbandingan tinggi dan diameter semai di akhir pengamatan,
dengan rumus Hendromono 2003. Kekokohan semai =
Tinggi akhir semai sengon cm Diameter akhir semai sengon mm
5. Rasio pucuk akar RPA
Rasio pucuk akar dihitung dengan membandingkan berat kering bagian atas batang dan daun dengan berat kering bagian bawah akar.
3.3.6 Rancangan Percobaan