sesuai perencanaan. Pelaksanaan pemanenan kayu pada kawasan hutan produksi dilaksanakan secara ekonomis dengan dampak buruk terhadap lingkungan hutan
yang minimal Elias 1999. Penebangan kayu merupakan proses mengubah pohon berdiri menjadi
kayu bulat yang dapat diangkut keluar hutan untuk dimanfaatkan. Penebangan kayu di hutan alam produksi dilakukan dengan empat prinsip yaitu meminimalkan
kecelakaan, meminimalkan kerugian dan kerusakan pohon, memaksimalkan nilai produk kayu dari tiap pohon dan tidak menyulitkan kegiatan pemanfaatan hasil
hutan berikutnya Budiaman 2001. Kegiatan penebangan kayu di hutan alam produksi dilakukan dengan
menggunakan batas diameter, dimana pohon-pohon yang boleh ditebang adalah pohon yang memiliki diameter atau lebih besar dari 50 cm. Batasan tersebut
ditetapkan untuk mengurangi jumlah limbah yang terlalu besar dan untuk memenuhi standar batang komersial yang dapat diterima untuk diperjualbelikan
Budiaman 2001. Kegiatan penebangan kayu merupakan salah satu dari kegiatan
pemanfaatan hutan pada kawasan hutan produksi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk menghasilkan kayu untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri hilir
dan untuk pemenuhan kebutuhan pasar. Banyaknya kayu yang dikeluarkan dari kawasan hutan produksi tergantung kepada kemampuan hutan produksi tersebut
menyediakan kayu serta bagaimana kegiatan pemanenan tersebut dilaksanakan. Dampak kegiatan pemanenan terhadap lingkungan adalah gambaran bagaimana
pemanenan tersebut dijalankan dan juga merupakan petunjuk bagaimana kualitas pekerjaan pemanenan pada akhirnya.
2.2 Potensi dan Pemanfaatan Limbah Kayu Akibat Penebangan Pohon di Hutan Alam Produksi
Kegiatan pemanenan hutan baik secara sadar ataupun tidak sadar akan memberikan dampak negatif dari aspek ekologis, ekonomis maupun sosial. Secara
ekonomis dan ekologis, pemanenan hutan terutama di hutan alam menyebabkan lima dampak besar bagi hutan yaitu keterbukaan areal, kerusakan tegakan tinggal,
pemadatan tanah, erosi dan limbah pemanenan Elias 1999. Menurut Matangaran et al. 2000 menyatakan bahwa limbah pemanenan merupakan
limbah mekanis yang terjadi akibat kegiatan pemanenan kayu, selain itu terdapat pula limbah alami defect yang terjadi secara alami karena tidak memenuhi
persyaratan yang diinginkan. Limbah pemanenan terdiri dari bagian-bagian pohon atau tumbuhan sebagai hasil dari kegiatan pemanenan hutan dapat berupa semua
kayu bulat yang merupakan bagian batang komersial, potongan pendek, tunggak, cabang dan ranting Budiaman 2000.
Limbah pemanenan sering ditimbulkan akibat kesalahan teknis di lapangan dan juga akibat perencanaan pemanenan yang kurang tepat. Selama ini
banyaknya limbah yang dihasilkan pada kegiatan pemanenan hutan akibat pemanenan kayu yang tidak dilakukan dengan perencanaan dan teknik yang
benar, hal itu juga mengakibatkan kerusakan hutan yang parah yang disebabkan oleh pemanenan kayu konvensional tidak dengan rencana dan teknik yang
memadai Direktorat Pengolahan Hasil Hutan 1989. Limbah kayu akibat pemanenan di areal tebangan berasal dari dua sumber
yaitu bagian pohon yang ditebang yang seharusnya dapat dimanfaatkan tetapi tidak diambil dan yang berasal dari tegakan tinggal yang rusak akibat dilakukan
pemanenan kayu. Perbaikan pemanfaatan kayu pada pengusahaan hutan dari sisi pemanenan hutan dapat dilakukan dengan memanfaatkan seluruh bagian batang
yang potensial batang, cabang dan ranting yang secara teknis, ekonomis dan ekologis masih layak untuk diusahakan Soewito 1980.
Penilaian potensi limbah dilihat dari tiap-tiap bagian kegiatan pemanenan yaitu di areal petak tebangan, limbah jalan sarad, limbah TPn, limbah jalan
angkutan dan limbah TPK. Semua kegiatan pemanenan yang berpotensi menghasilkan limbah yang besar dapat dicari alternatif pemanfaatan agar bisa
memberi keuntungan. Salah satu bentuk pemanfaatan yang dilakukan agar diperoleh nilai tambah adalah dengan mengolah kayu limbah tersebut menjadi
suatu barang yang mempunyai nilai manfaat tinggi nilai ekonomi. Berbagai upaya dilakukan untuk pendayagunaan limbah pemanenan hutan
agar dapat memberikan manfaat dan dengan sekecil mungkin menimbulkan kerusakan lingkungan. Dewasa ini terdapat beberapa bentuk usaha dengan
memanfaatkan limbah kayu seperti : industri papan partikel, papan serat, papan blok, papan sambungan serta industri arang kayu Direktorat Pengolahan Hasil
Hutan 1989. Pemanfaatan limbah penebangan baik yang berasal dari batang, cabang, ranting maupun daun-daun bekas tebangan
secara tradisional merupakan sumber energi alternatif yang disebut kayu bakar atau arang. Sebagian besar
karbon akan disimpan dalam bentuk arang jika bahan organik tersebut diproses melalui pembakaran.
Proses pembuatan arang tidak telalu susah untuk dilakukan dan tidak memerlukan banyak biaya. Limbah penebangan dikelompokkan berdasarkan jenis
dan bagian batang agar dapat memperoleh kandungan karbon yang lebih tinggi. Serta proses pembakaran disesuaikan dengan ukuran alat pembakar dan kapasitas
pembakaran tersebut agar diperoleh arang yang berkualitas baik. Pada sistem
pembakaran, pembuatan arang digunakan untuk mencegah banyaknya karbon yang hilang dan panas berlebihan dari pembakaran kayu dan melindungi oksigen
agar tetap diserap oleh permukaan bumi.
2.3 Pemanfaatan Arang untuk Media Tanam