a. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan. Tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh
informasi, keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas para pegawai pada tingkat rendah. Bentuk-bentuk informasi yang dapat
disampaikan oleh para bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukan. Komunikasi ke
atas yang efektif sangat sukar dicapai, terutama dalam organisasi yang besar.
8
b. Komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan,
dari manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah terus mengalir kepada para pegawai bawahan atau
pekerja. Setiap pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus mampu mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide
kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak. Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan mengetahui
yang harus dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya serta apa tujuannya.
8
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses Jakarta: Erlangga, 1993, h. 110
Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum ialah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku
pedoman dan publikasi perusahaan. Dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah sering tidak lengkap dan tidak akurat.
9
c. Komunikasi Horisontal Komunikasi horisontal disebut juga komunikasi ke samping atau
mendatar, yang berarti bahwa komunikasi antar pegawai yang mempunyai kedudukan setingkat atau sama. Komunikasi ini pada
umumnya bersifat pemberian informasi, keterangan-keterangan antarpemimpin satuan unit organisasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan kebijaksanaan pemimpin. Mekanisme untuk menjamin adanya komunikasi horisontal
biasanya tidak ada dalam desain sebuah organisasi, maka pelaksanaanya terserah kepada para manajer. Komunikasi antar rekan
sejawat sering diperlukan untuk mengadakan koordinasi dan juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
10
d. Komunikasi Diagonal Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung
antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung
terhadap pihak lain. Komunikasi ini merupakan saluran yang paling jarang dipakai dalam organisasi, saluran ini penting dalam situasi
9
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 110
10
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
dimana para anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui saluran lainnya.
11
e. Komunikasi satu arah dan dua arah Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari
satu pihak saja, yakni pihak komunikator. Dalam pihak komunikan tidak diberi kesempatan memberikan reaksi terhadap pesan-pesan
yang diterima dari komunikator. Dalam hal ini dapat memberikan kesan kepada pemimpin yang bersifat otoriter.
Komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal balik baik dari pihak komunikator maupun dari pihak komunikan.
Dalam hal ini komunikan diberi kesempatan untuk memberikan reaksi atau tanggapan terhadap berita yang diterima dari komunikator.
Komunikasi individual lebih terbuka dan efektif dengan orang-orang di lingkungannya, serta yang mempunyai kedudukannya lebih tinggi. Pertukaran
informasi secara horisontal antara organisasi yang sama kurang menimbulkan distorsi karena adanya persamaan ciri-ciri antar pertemanan yang memiliki
kerangka pengalaman yang sama. Isi pesan yang dibawa oleh arus horisontal lebih berhubungan dengan tugas informasi koordinasi. Sedangkan arus
informasi ke bawah dan ke atas menyediakan umpan balik bagi hasil pelaksanaan organisasi. Hal ini berarti bahwa arus komunikasi vertikal
11
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, h. 111
membawa pesan yang memiliki potensi lebih bersifat mengancam, sedangkan arus informasi horisontal lebih bersifat informal.
12
C. Ruang Lingkup Organisasi
Organisasi Yunani: ὄργανον, organon - alat adalah suatu kelompok
orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi,
ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi organizational studies, perilaku organisasi
organizational behaviour, atau analisis organisasi organization analysis.
13
Peneliti akan mengemukakan pengertian organisasi dari beberapa ahli. Adapun pengertian organisasi menurut para ahli diantaranya dikemukakan oleh
Siagian, dalam bukunya Filsafat Administrasi 2006:6, menjelaskan organisasi seperti berikut :
“Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorangatau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.” Definisi di atas menunjukkan bahwa organisasi dapat ditinjau dari dua
segi pandangan, yaitu sebagai berikut:
1.
Organisasi sebagai wadah di mana kegiatan – kegiatan administrasi dijalankan.
12
Tommy Suprapto, Pengantar Ilmu Komunikasi Yogyakarta: CAPS, 2011, h. 108-109
13
http:id.wikipedia.orgwikiOrganisasicite_ref-Keith_Davis_0-15 diunggah tanggal 9 November 2012, Jam 15:00
2. Organisasi sebagai rangkaian hierarki dan interaksi antara orang –
orang dalam suatu ikatan formal.
Menurut Dimock dalam Tangkilisan dengan bukunya Manajemen Publik 2005:132, mendefinisikan organisasi sebagai berikut:
“Organisasi adalah suatu cara yang sistematis untuk memadukan bagian- bagian yang saling tergantung menjadi suatu kesatuan yang utuh di mana
kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dilatih untuk mencapai tujuan ya
ng telah ditentukan.” Definisi di atas dapat disimpulkan organisasi antara lain adalah sebagai
berikut: 1.
Wadah atau tempat terselenggaranya administrasi. 2.
Di dalamnya terjadi hubungan antar individu atau kelompok, baik dalam
3. Organisasi itu sendiri maupun keluar organisasi.
4. Terjadi kerja sama dan pembagian tugas dalam organisasi tersebut.
5. Berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja masing – masing.
Dikatakan organisasi jika ada aktifitaskegiatan yang dikerjakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama dan dilakukan oleh dua orang
atau lebih dan bukan satu orang. Karena jika kegiatan itu dilakukan oleh satu orang bukan dikatakan organisasi.
14
Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup di dunia dengan memanfaatkan segala
kelebihan yang terdapat di dalam organisasi. Untuk menyelesaikan masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah
terselesaikan, dibanding satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu
14
Mesiono, Manajemen dan Organisasi, Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2010, hal 39
persoalan akan selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong. Tak salah pepatah mengatakan “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”. Faktor
penentu terbentuknya organisasi adalah manusia sedangkan faktor yang berkaitan dengan kerja adalah kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk
mempenaruhi orang lain dan kemampuan melaksanakan asas-asas atau prinsip- prinsip organisasi.
15
Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhanya telah
menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi. hal ini didukung pula dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak
memungkinkan hidup wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk sejak manusia pertama hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang
mempunyai orientasi dan tujuan yang relatif sama berhimpun dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan hal tersebut, memang organisasi memiliki arti yang sangat strategis dan peran yang dapat mengelola kehidupan manusia agar lebih
mempunyai hakikat yang bermakna. Hakikat organisasi pada dasarnya berorientasi terhadap aspirasi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan
terhadap organisasi. Hakikat organisasi menjadi pondasi dasar dan asas dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai tujuannya demi terciptanya sistem
manajerial yang baik. Dapat dikatakan jika suatu organisasi kehilangan hakikat maka perlu dipertanyakan kontinuitas dari organisasi tersebut.
15
Nasrul Syakur Chaniago, Manajemen Organisasi, Bandung : citapustaka Media Perintis, 2011, hal 20
Lahirnya organisasi akibat adanya tujuan yang ingin hendak dicapai oleh pihak tertentu karena melihat adanya urgensi dari keberadaaan organisasi.
Organisasi tidak hanya dibutuhkan pada lingkup yang kecil tetapi juga pada lingkup yang besar terlihat dari motif didirikannya organisasi. Organisasi yang
kita ketahui bersama juga memiliki tingkatan tertentu tergantung pada tujuan dan objek dari organisasi tersebut. Contoh dari organisasi yaitu organisasi
rumah tangga, organisasi perusahaan, organisasi kemasyarakatan, organisasi kelompok tertentu, organisasi kesamaan keyakinan, organisasi kenegaraan, dan
lain-lain.
1. Prinsip Dalam Organisasi
Menurut Roco Carzo, asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas
Sebelumnya juga sudah dijelaskan bahwa tujuan yang jelas yang benar-benar urgen bagi setiap organisasi agar terarah apa
yang dicita-cita orang-orang yang berada diorganisasi tersebut. b.
Skala Hirarki Skala Hirarki dapat diartikan sebagai perbandingan
kekuasaan di setiap bagian yang ada. Kekuasaan yang terukur, jika jelas berapa banyak bawahan dan jenis pekerjaan apa saja yang
menjadi titik tumpu sebuah organisasi. Artinya tidak sama antara kepala sekolah dengan pembantu kepala sekolah dalam ukuran
hirarki kekuasaan. Yang hanya bisa memerintah bawahan adalah