Pengertian Pola Komunikasi KERANGKA TEORITIS
lama akan semakin efektif dan efisien, karena didukung oleh teknologi informasi yang semakin canggih.
3. Pola Komunikasi Linear
Linear di sini mengandung makna lurus yang berarti perjalanan dari satu titik ke titik yang lain secara lurus, yang berarti penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Jadi, dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi
tatap muka face to face, tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Dalam proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan
efektif apabila ada perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi. 4.
Pola Komunikasi Sirkular Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam
proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu
utama keberhasilan komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara
komunikator dan komunikan. Komunikasi yang efektif dan terbuka juga akan memudahkan penjabaran
kebijakan, sekaligus juga memberikan fasilitas kelancaran kerja. Komunikasi juga menjadi sarana primer untuk mengubah tingkah laku, dengan jalan
mempengaruhi dan menyakinkan para pengikut. Maka ada dua bentuk komunikasi dalam kepemimpinan organisasi, yaitu komunikasi satu arah one
way communication dan komunikasi dua arah two way communication. Masing-masing bentuk komunikasi memiliki kelebihan dan kelemahannya.
5
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan horizontal, yaitu:
1. Komunikasi vertikal Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah atau
sebaliknya, adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pemimpin secara timbal balik. Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, penjelasan-penjelasan, dan
lain-lain kepada bawahannya. 2. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan
sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya lebih formal. Mereka berkomunikasi satu sama lain bukan pada waktu
sedang bekerja, melainkan pada waktu istirahat, sedang rekreasi, atau pada waktu pulang kerja.
6
Menurut arah aliran informasi, komunikasi dapat dibedakan menjadi lima bagian, yaitu :
7
5
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008, h. 138-139
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek Bandung: Rosdakarya, 2007, h. 122-124
7
Wursanto, Etika Komunikasi Kantor Yogyakarta: Kanisius, 1987, h. 44-56
a. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah komunikasi dari bawahan kepada atasan. Tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memperoleh
informasi, keterangan tentang kegiatan dan pelaksanaan tugas para pegawai pada tingkat rendah. Bentuk-bentuk informasi yang dapat
disampaikan oleh para bawahan kepada atasan atau pimpinan adalah laporan, keluhan, pendapat dan saran.
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukan. Komunikasi ke
atas yang efektif sangat sukar dicapai, terutama dalam organisasi yang besar.
8
b. Komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah mengalir dari pimpinan kepada bawahan,
dari manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah terus mengalir kepada para pegawai bawahan atau
pekerja. Setiap pimpinan dalam bidang dan tingkat apapun harus mampu mengadakan komunikasi, memberikan informasi, ide-ide
kepada para bawahan, baik secara langsung maupun tidak. Komunikasi ke bawah dimaksudkan agar para bawahan mengetahui
yang harus dikerjakan, bagaimana pelaksanaannya dan bagaimana metode kerjanya serta apa tujuannya.
8
James L. Gibson, dkk, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses Jakarta: Erlangga, 1993, h. 110