Analisis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi terhadap Dana Pihak

79 Gambar 4.5 Return On Asset ROA Periode Tahun 2007 - 2014 Sumber: Bank Indonesia BI, data sekunder diolah

2. Analisis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi terhadap Dana Pihak

Ketiga dan Penyaluran Kredit serta Dampaknya pada Return on Assets ROA pada Bank Umum. Analisis ini dibagi menjadi tiga substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh suku bunga SBI dan inflasi sebagai variabel eksogen terhadap variabel dana pihak ketiga sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh suku bunga SBI, inflasi, dan dana pihak ketiga sebagai variabel eksogen terhadap penyaluran kredit sebagai variabel endogen. Subtruktur yang ketiga menganalisis pengaruh suku bunga SBI, inflasi, dana pihak ketiga, dan penyaluran kredit sebagai variabel eksogen terhadap ROA sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 18, maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut: 80 Gambar 4.6 Diagram Jalur Hasil Perhitungan Sumber: Output AMOS 18

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dilakukan untuk menganalisis hubungan antar variabel eksogen. Dengan AMOS 18, koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 4.7 pada kolom estimate. Tingkat signifikansi korelasi antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.6 pada kolom probabilitas. Korelasi antara variable suku bunga SBI dan inflasi kelompok Bank Umum dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Covariances Estimate S.E. C.R. P Label SBI -- INFLASI .053 .098 .541 .589 par_1 Sumber: Output AMOS 18 Tabel 4.7 Estimasi Korelasi antara Variabel SBI dan Inflasi Estimate SBI -- INFLASI .056 Sumber: Output AMOS 18 SBI ROA ,072 INFLASI KREDIT DPK ,056 e3 ,381 1,030 ,998 e2 ,306 e1 -4,073 4,297 -,553 ,061 ,012 ,,029 -,273 81 1 Korelasi antara Suku Bunga SBI dan Inflasi Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel suku bunga SBI dan Inflasi sebesar 0,56. Untuk mentafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: – 0,25 : korelasi sangat lemah dianggap tidak ada 0,25 – 0,50 : korelasi cukup kuat 0,50 – 0,75 : korelasi kuat 0,75 – 1,00 : korelasi sangat kuat Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: a H o : tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. b H a : ada hubungan korelasi yang signifikan antara dua variabel. Pengujian berdasarkan signifikan: a Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. b Jika probabilitas penelitian 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Korelasi sebesar 0,56 mempunyai maksud hubungan antara variabel suku bunga SBI dan inflasi kuat dan searah, searah artinya apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga SBI maka Inflasi juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,589 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi tidak signifikan. 82

b. Analsis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Dana

Pihak Ketiga DPK Adapun gambar hasil analisis diagram jalur substruktur pertama adalah sebagai berikut: Gambar 4.7 Diagram Jalur Substruktur I Sumber: Output AMOS 18 Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh suku bunga SBI, dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga DPK baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada table Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antar variabel secara parsial atau individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada table Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di table Regression Weight kolom Probability. lihat Lampiran. Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 18 adalah sebagai berikut: ,072 -,553 ,056 INFLASI SBI DPK e1 ,306 83 Tabel 4.8 Pengaruh antara Suku Bunga SBI, dan Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga DPK Pengaruh antar variabel Estimasi Probability R Square SBI -- DPK -0,553 0,000 0,306 INF -- DPK 0,072 0,403 Sumber: Output AMOS 18 Untuk melihat pengaruh variabel suku bunga SBI, dan inflasi terhadap dana pihak ketiga DPK secara simultangabungan dapat dilihat pada table 4.8 kolom R Square. Besarnya angka R square r 2 adalah 0,306. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel suku bunga SBI, dan inflasi secara gabungan terhadap DPK dengan cara menghitung koifisien determinasi KD dengan menggunakan rumus berikut: KD = r 2 x 100 KD = 0,306 x 100 KD = 30,6 Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel suku bunga SBI, dan inflasi terhadap DPK adalah 30,6, sedangkan sisanya 69,4 100 - 30,6 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Dengan kata lain, variabilitas yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel suku bunga SBI, dan inflasi adalah sebesar 30,6, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini adalah sebesar 69,4. 84 Untuk melihat besarnya pengaruh suku bunga SBI, dan inflasi terhadap DPK secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4,8, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1 Pengarauh antara variabel suku bunga SBI terhadap Dana Pihak Ketiga DPK Untuk melihat apakah ada hubungan linear antara variabel suku bunga SBI dengan DPK, dapat dilakukan langkah analisis sebagai berikut: a H o : Tidak ada hubungan linear antara suku bunga SBI dengan DPK. b H a : Ada hubungan linear antara suku bunga SBI dengan DPK. Dengan kriteria sebagai berikut: a Jika probabilitas penelitian 0,05 maka H o ditolak dan H a diterima. b Jika probabilitas penelitian 0,05 maka H o diterima dan H a ditolak. Hasil perhitungan menunjukan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linear antara variabel suku bunga SBI dengan DPK. Besarnya pengaruh suku bunga SBI terhadap DPK sebesar -0,553 atau -55,3. Suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila suku bunga SBI mengalami kenaikan maka akan menurunkan jumlah DPK. Pada umumnya kenaikan suku bunga SBI akan meningkatkan pula jumlah DPK, peningkatan suku bunga SBI instrument yang dikeluarkan Bank Indonesia akan berpengaruh terhadap suku bunga 85 depsito dan kredit perbankan. Kenaikan suku bunga SBI menyebabkan perbankan harus melakukan penataan uang kembali terhadap komposisi pendanaan maupun pembiayaan. Dari sisi konsumen deposan meningkatnya suku bunga akan menyebabkan dana pihak ketiga DPK perbankan meningkat. Triadi 2010:3, mengatakan bahwa keberadaan bank konvensional dan syariah secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Namun, pengaruh kondisi perekonomian di Indonesia bank variabel ekonomi makro maupun variabel monoter yang perkembangannya dapat dikendalikan oleh bank sentral juga memiliki andil dalam penyerapan dana masyarakat yang dilakukan oleh perbankan. Variabel-variabel tersebut dapat berupa tingkat inflasi, tingkat pengangguran, tingkat pertumbuhan ekonomi, suku bunga interest rate , dan nilai tukar rupiah. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wibowo dan Suhendra 2009:13 menyatakan bahwa suku bunga SBI terhadap DPK di 10 Bank Devisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008 memiliki pengaruh negatif atau berlawan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Cahyono 2009 dan Triadi 2010 yang menyatakan bahwa suku bunga SBI memberikan pengaruh berlawanan arah negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga DPK. 86 2 Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga DPK Hasil perhitungan menunjukan angka 0,403 0,05. Maka tidak cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linear antara variabel inflasi dengan DPK. Besarnya pengaruh inflasi terhadap DPK adalah sebesar 0,072 atau 0,72. Inflasi memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila inflasi mengalami kenaikan, maka jumlah DPK akan mengalami kenaikan. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yunita 2007:17 bahwa inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPK. Ini berarti apabila terjadi peningkatan inflasi, maka DPK akan mengalami penurunan diakibatkan oleh penarikan dana oleh nasabah untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya. Selain tingkat suku bunga, besarnya saving masyarakat juga dipengaruhi oleh tingkat inflasi ekonomi Negara. Menurut teori Prof. Gregory Mankiw 2001:565 dalam Yunita 2007:19 menjelaskan bahwa dalam kondisi makroekonomi dimana terjadi perubahan tingkat harga akibat inflasi, kuantitas penawaran, supply dan permintaan demand market of loanable funds tergantung pada besarnya real interest rate. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wibowo dan Suhendra 2009:13, menyatakan bahwa tingkat Inflasi mempunyai pengaruh kecil terhadap DPK di 10 Bank Devisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008. Wibowo 87 dan Suhendra menyatakan bahwa Inflasi terhadap DPK di 10 Bank Devisa pada periode Triwulan I 2003 – Triwulan III 2008 memiliki pengaruh positif atau searah. Hal ini terjadi kemungkinan dengan kenaikan inflasi maka banyak masyarakat yang tidak mau membelanjakan uangnya karena inflasi naik mengakibatkan jumlah harga barang mahal sehingga mereka lebih suika menyimpan uangnya di Bank.

c. Analsis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, dan Dana Pihak

Ketiga DPK terhadap Penyalura Kredit Adapun gambar hasil analisis diagram jalur subtruktur kedua adalah sebagai berikut: Gambar 4.8 Diagram Jalur Subtruktur II Sumber: Output AMOS 18 Analisis jalur subtruktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh suku bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga DPK, terhadap Penyaluran Kredit baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom INFLASI KREDIT DPK SBI e2 ,998 ,012 ,061 1,030 ,056 88 estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability. lihat lampiran. Adapun ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 18 adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Pengaruh antara Suku Bunga SBI, Inflasi, dan DPK terhadap Penyaluran Kredit Pengaruh antar variabel Estimasi Probability R square SBI -- KREDIT 0,61 0,000 0,998 INF -- KREDIT 0,12 0,021 DPK -- KREDIT 1,030 0,000 Sumber: Output AMOS 18 Untuk melihat pengaruh variabel suku bunga SBI, inflasi, dan DPK terhadap penyaluran kredit secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.9 kolom R Square. Besarnya angka R Square r 2 adalah sebesar 0,998. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh suku bunga SBI, inflasi, dan DPK terhadap penyaluran kredit secara gabungan adalah 99,8 0,998 x 100, sedangkan sisanya sebesar 0,2 100 - 99,8 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Dengan kata lain, variabelitas yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel suku bunga SBI, inflasi, dan DPK terhadap penyaluran kredit sebesar 99,8, 89 sementara pengaruh 0,2 disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini yang tidak dijelaskan dalam peneletian. Untuk melihat besarnya pengaruh suku bunga SBI, inflasi, dan DPK terhadap penyaluran kredit secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.9, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1 Pengaruh antara variabel suku bunga SBI terhadap Kredit Hasil perhitungan menunjukan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel suku bunga SBI terhadap kredit. Besarnya pengaruh suku bunga SBI terhadap kredit sebesar 0,061 atau 0,61. Suku bunga SBI memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan suku bunga SBI, maka jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum juga akan mengalami kenaikan. Dalam kajian yang dilakukan oleh kantor Bank Indonesia Ambon 2007 dalam Musaddad 2010:98, kenaikan harga BBM yang diikuti kenaikan inflasi dan direspon oleh BI dengan menaikan suku bunga SBI telah menyebabkan kenaikan suku bunga perbankan baik suku bunga DPK maupun kredit. Kenaikan suku bunga DPK telah menyebabkan naiknya DPK yang menyebabkan likuiditas perbankan meningkat. Peningkatan likuiditas ini berarti meningkatnya 90 kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit dengan kata lain meningkatnya kapasitas kredit. Peningkatan kapasitas kredit ini telah meningkatkan penawaran kredit yang ditandai dengan hasil regresi terhadap data yang menunjukan kapasitas kredit signifikan mempengaruhi realisasi kredit. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bancin 2005:4 yang menyatakan bahwa suku bunga SBI memiliki pengaruh positif signifikan. 2 Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap Kredit Hasil perhitungan menunjukan angka 0,021 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel inflasi dengan kredit. Besarnya pengaruh suku bunga SBI terhadap kredit sebesar 0,012 atau 0,12. Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka jumlah kredit yang disalurkan oleh Bank Umum juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Menurut Bank Indonesia 2007:52 dalam Musadad 2010:116, kenaikan inflasi dan direspon oleh BI dengan menaikan suku bunga SBI telah menyebabkan kenaikan suku bunga perbankan baik suku bunga DPK maupun kredit. Kenaikan suku bunga DPK telah menyebabkan naiknya DPK yang menyebabkan likuiditas perbankan meningkat. Peningkatan likuiditas ini berarti meningkatnya 91 kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit dengan kata lain meningkatnya kapasitas kredit atau penawaran kredit kepada masyarakat. Dalam prakteknya, setiap bank mempunyai target kredit yang harus disalurkan untuk suatu periode tertentu, maka bank akan melakukan strategi penawaran kredit sampai mencapai target yang diinginkan. Hal inilah yang menyebabkan inflasi berpengaruh positif terhadap kredit. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Musaddad 2010:98 yang menyatakan bahwa Inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan. 3 Pengaruh antara variabel DPK terhadap Kredit Hasil perhitungan menunjukan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK dengan kredit. Besar pengaruh DPK terhadap kredit adalah sebesar 1,030 atau 103,0. DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka jumlah kredit juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Menurut Sugiarto 2006:4, dana pihak ketiga DPK merupakan simpanan-simpanan yang dilakukan nasabah pada bank berupa giro, tabungan, deposito dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini bank bertugas memberikan pelayanan 92 kepada masyarakat dan bertindak selaku perantara keuangan bagi masyarakat. Oleh karena itu, bank harus selalu berada ditengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat dihimpun dan disalurkan kembali kepada masyarakat. Semakin tinggi jumlah DPK yang dimiliki bank memang semestinya tinggi juga penyaluran dana tersebut dalam bentuk kredit karena sesuai fungsi utama bank adalah sebagai lembaga intermediary. Selain itu bila tidak disalurkan kembali DPK yang diperoleh memiliki beban bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah tentunya hal tersebut akan merugikan bank. Penelitian ini juga menunjukan bahwa peran intermediasi perbankan dalam menghidupkan sektor UMKM di Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun bank umum di Indonesia. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Haryati 2009, Nona 2009, Pratama 2010 bahwa DPK secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

d. Analasis Jalur Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak

Ketiga DPK, dan Penyalura Kredit terhadap Return on Assets ROA Adapun gambar hasil analisis diagram jalur subtruktur kedua adalah sebagai berikut: 93 Gambar 4.9 Diagram Jalur Subtruktur III Sumber: Output AMOS 18 Analisis jalur subtruktur yang ketiga adalah menganalisis pengaruh suku bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga DPK, dan Penyaluran Kredit terhadap ROA baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability. lihat lampiran. Adapun ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 18 adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Pengaruh antara Suku Bunga SBI, Inflasi, DPK, dan Penyaluran Kredit terhadap ROA Pengaruh Antar Variabel Estimasi Probability R square SBI -- ROA -,273 0,048 0,381 INF -- ROA ,029 0,725 DPK -- ROA 4,297 0,010 KREDIT -- ROA -4,073 0,012 Sumber: Output AMOS 18 DPK INFLASI SBI ROA KREDIT e3 ,381 ,056 -,273 ,029 -4,073 4,297 94 Untuk melihat pengaruh variabel suku bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga DPK, dan Penyaluran Kredit terhadap ROA secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.10 kolom R Square. Besarnya angka R Square r 2 adalah sebesar 0,381. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh suku bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga DPK, dan Penyaluran Kredit terhadap ROA secara gabungan adalah 38,1 0,381 x 100, sedangkan sisanya sebesar 61,9 100-38,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Dengan kata lain, variabelitas yang dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel suku bunga SBI, Inflasi, Dana Pihak Ketiga DPK, dan Penyaluran Kredit terhadap ROA sebesar 38,1, sementara pengaruh 61,9 disebabkan oleh variabel-variabel lain diluar model ini yang tidak dijelaskan dalam peneletian. Untuk melihat besarnya pengaruh suku bunga SBI, inflasi, DPK, dan penyaluran kredit terhadap ROA secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.10, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1 Pengaruh antara Variabel Suku Bunga SBI terhadap ROA Hasil perhitungan menunjukan angka 0,048 0,05. Maka cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel suku bunga SBI dengan ROA. Besarnya pengaruh suku bunga SBI terhadap ROA sebesar -0,273 atau -27,3. 95 Suku bunga SBI memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan suku bunga SBI maka ROA akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Musaddad 2010:120 dan Sophan 2013:110 menyatakan bahwa suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Menurut Bancin dalam Musadad 2010:210 bahwa suku bunga SBI dapat mempengaruhi perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan karena tingkat suku bunga SBI juga diikuti oleh perkembangan tingkat suku bunga kredit pinjaman dan meningkatkan juga biaya bunga kredit. Semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka tingkat suku bunga kredit juga akan naik sehingga akan mengurangi minat masyarakat untuk mengambil kredit kepada bank. Kredit merupakan aktivitas utama perbankan dalam menghasilkan keuntungan. Apabila tingkat suku bunga kredit meningkat maka akan direspon dengan penurunan permintaan kredit. Dengan menurunnya permintaan kredit maka akan berimbas pada penurunan keuntunganlaba yang akan diperoleh bank. 2 Pengaruh antara Variabel Inflasi terhadap ROA Hasil perhitungan menunjukan angka 0,725 0,05. Maka tidak cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel Infasi dengan ROA. Besarnya pengaruh Inflasi terhadap ROA sebesar 0,029 atau 0,29. 96 Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jiang, Tang, Law dan Sze 2003:76 yang menyatakan inflasi berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Musaddad 2010:106 bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Teori menurut Cynara 2006:16, bahwa tinggi rendahnya rentabilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membentuk rentabilitas tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah profit margin, assets utilization dan total equity. 3 Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga DPK terhadap Return on Assets ROA Hasil perhitungan menunjukan angka 0,010 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK dengan ROA. Besarnya pengaruh DPK terhadap ROA sebesar 4,297 atau 429,7. DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka ROA juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Musaddad 2010:101, bahwa DPK memiliki pengaruh negatif signifikan pada ROA. Hal ini dikarenakan apabila jika DPK tinggi berarti masyarakat mempercayakan uangnya untuk dikelola bank. Total DPK diperoleh dengan menjumlahkan rekening dari dana pihak ketiga yaitu tabungan, giro, dan deposito. Kemampuan bank dalam menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul adalah tinggi, maka 97 semakin tinggi pula kredit yang diberikan pihak bank. Ketika tingkat penyaluran kredit suatu bank meningkat maka bank tersebut dapat mengoptimalkan kegiatan pokoknya sebagai penyalur dana kepada masyarakat sehingga tingkat laba yang dihasilkan pun meningkat. Dengan kata lain kenaikan DPK akan meningkatkan ROA, sehingga kinerja keuangan bank akan semakin baik dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit macet akan kecil. Dana pihak ketiga DPK merupakan dana yang bersumber dari masyarakat luas merupakan sumber penting untuk aktivitas operasional bank dan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu bank apabila bank dapat menanggung biaya operasinya dari sumber dana ini Kasmir, 2012:59. Bank diharapkan selalu berada ditengah masyarakat, agar aliran uang dari masyarakat yang mempunyai kelebihan dana dapat ditampung kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Keuntungan utama bank berasal dari sumber-sumber dana dengan bunga yang akan diterima dari alokasi tertentu. DPK meningkat maka bank mempunyai peluang serta kesempatan yang lebih besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Dapat dikatakan DPK memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas yang dihitung dengan rasio ROA. Anggreni dan Suardhika 2014:32. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggreni dan Suardhika 2014:32, menyatakan bahwa dana pihak ketiga DPK mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. 98 4 Pengaruh antara variabel Kredit terhadap ROA Hasil perhitungan menunjukan angka 0,012 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK dengan ROA. Besarnya pengaruh DPK terhadap ROA sebesar -4,073 atau -407,3. Kredit memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan Kredit, maka ROA akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati 2012:9 menyatakan bahwa penyaluran kredit memiliki pengaruh positif tidak signifikan pada ROA. Menurut Bancin dalam Musadad 2010:210 bahwa penyaluran kredit dapat dipengaruhi oleh suku bunga SBI, suku bunga SBI dapat mempengaruhi perkembangan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan karena tingkat suku bunga SBI juga diikuti oleh perkembangan tingkat suku bunga kredit pinjaman dan meningkatkan juga biaya bunga kredit. Semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka tingkat suku bunga kredit juga akan naik sehingga akan mengurangi minat masyarakat untuk mengambil kredit kepada bank. Kredit merupakan aktivitas utama perbankan dalam menghasilkan keuntungan. Apabila tingkat suku bunga kredit meningkat maka akan direspon dengan penurunan permintaan kredit. 99 Dengan menurunnya permintaan kredit maka akan berimbas pada penurunan keuntunganlaba yang akan diperoleh bank. Kenaikan bunga kredit tentu akan menghambat pertumbuhan kredit itu sendiri. Sementara pendapatan dari sektor kredit akan menjadi kecil. Hal ini berimbas kepada profitabilitas bank yang bersangkutan. Pasca krisis ekonomi global, pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan yang signifikan, terutama kredit dalam valuta asing valas. Selama tahun 2009, total kredit hanya tumbuh sekitar 10 yoy. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius karena rendahnya penyaluran kredit berpotensi menimbulkan instabilitas. Secara makro, dengan menurunnya pertumbuhan kredit, pertumbuhan ekonomi ke depan dapat tertekan. Secara mikro, penurunan pertumbuhan kredit dapat menyebabkan sektor korporasi dan rumah tangga menjadi semakin sulit untuk mendapatkan pendanaan untuk membiayai kegiatan usaha. Pada tahun 2009, meskipun kredit mengalami perlambatan pertumbuhan, hal itu tidak mengurangi kemampuan bank menghasilkan profit, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang berhasil diperoleh pada 2008. Perbankan juga berhasil menekan dampak resiko, terutama resiko kredit, yang sempat meningkat sampai dengan pertengahan tahun 2009. Salah satu faktor yang tampaknya mendorong peningkatan profitabilitas adalah upaya bank untuk memperlebar spread ditengah tren penurunan BI rate. Upaya memperlebar spread itu menjadi semakin mudah dilakukan setelah adanya kesepakatan sejumlah bank 100 terutama bank besar pada bulan agustus 2009 untuk menurunkan suku bunga pinjaman agar mendekati BI rate. Meskipun tujuan akhir kesepakatan tersebut adalah untuk mendorong pertumbuhan kredit, namun menjelang tujuan akhir itu tercapai, perbankan telah menikmati dampak positifnya dari sisi kenaikan profitabilitas. Jadi meskipun ROA cenderung mengalami peningkatan, namun hal tersebut tidak di barengi dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia, 2010. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap 2006:108, menyatakan bahwa pertumbuhan kredit mempunya pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan endogen dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.11 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan SBI -- DPK -,553 0,000 Signifikan INF -- DPK ,072 0,403 Tidak Signifikan SBI -- KREDIT ,061 0,000 Signifikan INF -- KREDIT ,012 0,021 Signifikan DPK -- KREDIT 1,030 0,000 Signifikan SBI -- ROA -,273 0,048 Signifikan INF -- ROA ,029 0,725 Tidak Signifikan DPK -- ROA 4,297 0,010 Signifikan KREDIT -- ROA -4,073 0,012 Signifikan Sumber: Output AMOS 18 101

e. Hasil Uji Kesesuaian Model Goodness of Fit

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model Goodness of Fit sebagai berikut: Table 4.12 Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga DPK dan Penyaluran Kredit Serta Dampaknya pada ROA Laporan Statistik Nilai Yang direkomendasikan Imam Ghozali 2008 Hasil Keterangan Absolute Fit Probabilitas χ2 Tidak signifikan p0,05 - Model tidak cocok χ2 df ≤5 2 - - RMSEA 0,1 0,05 0,01 0.05 ≤ x ≤ 0,08 0,821 Poor Fit GFI 0,9 1 Perfect Fit Incremental Fit AGFI ≥0,9 - - TLI ≥0,9 - - NFI ≥0,9 1 Perfect Fit Parsimonious Fit PNFI – 1.0 Poor Fit PGFI – 1.0 - - Sumber: data diolah Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang fit. Hal ini disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh antar variabel yang tidak signifikan. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming I. Analisis jalur model Trimming adalah model yang 102 digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien betanya eksogen tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur panah yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut: Table 4.13 Hasil Uji Goodness of Fit setelah modifikasi Indeks Goodness of Fit Cut Off Value Hasil Uji Sebelum Trimming Trimming 1 Absolute Fit Probabilitas χ2 Tidak signifikan p0,05 - 0.725 Df 1 χ2 df ≤5 2 - 0,123 RMSEA 0,1 0,05 0,01 0.05 ≤ x ≤ 0,08 0,821 0,000 GFI 0,9 1 0,999 Incremental Fit AGFI ≥0,9 - 0,992 TLI ≥0,9 - 1,014 NFI ≥0,9 1 1 Parsimonious Fit PNFI – 1.0 0,100 PGFI – 1.0 - 0,067 Sumber: data diolah Pada trimming pertama, jalur panah Inflasi pada Return On Asset ROA dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,725 0,05 tidak signifikan. Dari hasil modifikasi I model analisis jalur dengan menghilangkan jalur panah Inflasi pada Return On Asset ROA. Diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik dan masih ada 103 pengaruh antar variabel yang tidak signifikan yang lebih dari 0,05. Dari modifikasi pertama, maka dapat diperoleh hasil perhitungan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming I Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan SBI -- DPK -,553 0,000 Signifikan INF -- DPK ,072 0,403 Tidak Signifikan SBI -- KREDIT ,061 0,000 Signifikan INF -- KREDIT ,012 0,021 Signifikan DPK -- KREDIT 1,030 0,000 Signifikan SBI -- ROA -,278 0,043 Signifikan DPK -- ROA 4,165 0,011 Signifikan KREDIT -- ROA -3,942 0,013 Signifikan Sumber: Output AMOS 18 Dikarenakan terjadi trimming yaitu dengan membuang bagian jalur yang tidak signifikan, maka dari itu penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut: 1 Untuk menganalisis pengaruh suku bunga SBI, Inflasi terhadap DPK. 2 Untuk menganalisis pengaruh suku bunga SBI, inflasi, dan DPK terhadap penyaluran kredit. 3 Untuk menganalisis pengaruh sukui bunga SBI, DPK, dan penyaluran kredit terhadap ROA.

3. Analisis Jalur Setelah Trimming I

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

pANALISIS PENGARUH MODAL BANK UMUM, DANA PIHAK KETIGA, DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK UMUM DI INDONESIA (TAHUN 2001 3 – 2009 5)

0 5 93

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, PENYALURAN KREDIT DAN KUALITAS KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS BANK SURVEY PADA BANK JABAR BANTEN.

0 1 30

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA.

0 0 129

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, RETURN ON ASSET, INFLASI DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DASAR KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT DAN PERAN MEDIASI NPL PADA PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA DASAR KREDIT DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP PENYALURAN KREDIT DAN PERAN MEDIASI NPL PADA PENGARUH PENYALURAN KREDIT TERHADAP PROFITABILITAS - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh dana pihak ketiga, kinerja keuangan dan Suku bunga antar bank terhadap penyaluran Kredit umkm pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh dana pihak ketiga, kinerja keuangan dan Suku bunga antar bank terhadap penyaluran Kredit umkm pada bank pemerintah - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,SUKU BUNGA KREDIT, INFLASI TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA

0 0 20