1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi sebagai bentuk usaha yang bergerak dalam bidang penjaminan bagi pesertanya dari segala kemungkinan resiko semakin lama
tumbuh secara pesat dalam tantangan yang semakin bertambah. Asuransi telah menjadi kebutuhan bagi perseorangan, kelompok maupun industri. Artinya,
kini usaha perasuransian sudah merambah ke berbagai aspek, mulai dari yang paling sempit hingga ke yang paling luas.
Kebutuhan akan jasa perlindungan asuransi semakin lama kian diminati, menjadikan perusahaan-perusahaan asuransi dituntut lebih maksimal
dalam mengemas dan memasarkan produk yang akan diperdagangkan serta keunggulan dari produk itu sendiri. Semakin bertambahnya perusahaan
asuransi yang muncul dan tumbuh, membantu dalam menentukan pilihan sesuai dengan kebutuhan. Namun, senada dengan hal itu, muncul pula
tindakan-tindakan yang bersifat strategis dari perusahaan-perusahaan asuransi dalam memasarkan produknya kepada khalayak umum. Mempromosikan
produk asuransinya dengan berbagai inovasi dan fitur-fitur yang dimilikinya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Ahli
Manajemen Asuransi Indonesia AAMAI, 2013, menyatakan bahwa tren pembelian asuransi memang tumbuh setiap tahunnya. Diperkirakan hal ini
berkaitan dengan konsistensi fondasi ekonomi yang kokoh yang mempengaruhi peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah
1
. Hal ini yang menjadi salah satu faktor dalam peningkatan asuransi secara berkala.
Perusahaan asuransi senantiasa berusaha memenuhi kebutuhan para pesertanya dengan melakukan pemasaran yang masif melalui jalur-jalur
distribusi pemasaran yang mereka miliki, mencoba mengkomunikasikan sebuah nilai dan manfaat dari setiap produk asuransi. Sebab pemasaran harus
berputar di sekitar pencapaian keunggulan bersaing. Karena tujuan sebuah perusahaan adalah menciptakan pelanggan
2
, maka sumber daya yang ada dalam perusahaan asuransi harus saling berkontribusi, memikul tujuan yang
sama dalam memasarkan sebuah produk yang dihasilkan guna mencapai target yang diinginkan.
Pangsa pasar tentu menjadi salah satu tujuan bisnis sehingga perluasan pangsa pasar menjadi perhatian. Tujuan untuk mendapatkan pasar yang luas
tidak hanya tergantung pada kondisi perekonomian. Jumlah masyarakat yang besar
3
juga menjadi hal yang harus diperhatikan setiap perusahaan asuransi.
1
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia AAMAI, Optimisme Pertumbuhan Asuransi Indonesia: Proyeksi Perkembangan Lima Tahun 2014-2018, Jurnal Asuransi Dan Manajemen
Resiko, Vol.1, No.1, September 2013, h.2
2
Kotler, Philip Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Ed.6, Jakarta:Intermedia, 1995, h.64-65
3
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia AAMAI, Pengaruh Gender, Tingkat Pendidikan Dan Usia Terhadap Kesadaran Berasuransi Pada Masyarakat Indonesia, Jurnal Asuransi Dan Manajemen
Resiko, Vol.1, No.1. Februari 2013, h.54
Karena asuransi adalah salah satu cara yang digunakan oleh masyarakat untuk membantu dalam penyediaan jaminan finansial
4
, maka dari itu upaya-upaya perluasan jangkauan pemasaran guna menjual produk
asuransi semakin beragam. Mulai dari saluran distribusi Agency, yaitu agen - agen asuransi yang turun langsung ke lapangan untuk menjaring para calon
peserta, pemasangan iklan melalui media massa dan elektronik ataupun Employee Benefit, yang merupakan saluran distribusi dengan menggandeng
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan perlindungan asuransi bagi karyawannya dan jajaran eksekutifnya. Pemasaran terus dijalankan mengikuti
perkembangan zaman, dengan didukung teknologi yang berkembang pesat sebagai pendukungnya.
Karena tujuan dari perusahaan adalah menciptakan pelanggan dengan melakukan kegiatan pemasaran secara masif agar dapat menjangkau dan
memperluas pangsa pasarnya, utamanya adalah perusahaan asuransi yang dewasa ini semakin dibutuhkan, maka dari itu dilakukanlah kerjasama
perusahaan asuransi dengan pihak bank dalam rangka penjualan produk asuransi yang dikenal dengan metode Bancassurance. Kerjasama antara pihak
asuransi dengan pihak bank ini sudah menjadi bagian dari startegi pemasaran yang efisien dan proposional. Jalinan kerjasama yang dilakukan semata-mata
4
Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia AAMAI, Konsep Dan Implementasi Pengelolaan Dana Premi Unit Link Syari’ah, Jurnal Asuransi Dan Manajemen Resiko, Vol.1, No.2, September
2013, h.23
sebagai bentuk inovatif dari penjualan produk asuransi melalui jalur distribusi bank ataupun sebaliknya.
Metode Bancassurance sebelumnya sudah lebih dahulu dipraktekkan di Eropa. Konsep Bancassurance yang dijalani meliputi skenario yang
berbeda-beda. Seperti di Perancis, perusahaan asuransi menjadi bagian dari kelompok sebuah bank. Adapun Bancassurance yang berlaku di Spanyol,
yaitu joint venture yang dilakukan oleh bank terhadap satu atau lebih perusahaan asuransi. Skema berbeda dilaksanakan di Jerman, yaitu dengan
menempatkan penasehat asuransi di Dresdner Bank
5
untuk berkonsultasi ataupun memberikan pengarahan terhadap pengelolaan keuangan bagi para
nasabah. Gilles Benoist The Geneva Papers on Risk and Insurance, 2002
mengungkapkan bahwa Bancassurance adalah sebuah gerakan global yang harus diperhitungkan
6
. Karena menyangkut dari sebuah inovasi, waktu yang singkat untuk memasarkan produk baru, teknologi canggih dan biaya rendah.
Dan yang terpenting adalah membangun hubungan yang kuat dengan peserta asuransi.
Di sisi lain, Chiang Ku Fan dan Chen-Liang Cheng The Service Industries Journal, 2011 menjelaskan bahwa faktor kunci kesuksesan
5
Evolution of Distribution Channels, Scor Global Life, 2008, page 3
6
Benoist, Gilles, Bancassurance: The New Challenges, The Geneva Papaers on Risk and Insurance, Vol.27, No.3, July 2002, page 295
penerapan Bancassurance di Taiwan dan Cina Daratan meliputi beragam faktor. Seperti pada pasar Cina Daratan terfokus terhadap penempatkan upaya
yang lebih maksimal dalam meningkatkan kinerja dalam penciptaan kelompok terpadu dan joint venture. Di sisi lain, usaha mempertahankan
tingkat kinerja yang tinggi dalam waktu yang singkat, inovasi produk, pengeluaran biaya yang relatif kecil, kualitas layanan dan promosi penjualan
adalah hal yang mutlak untuk tetap dilakukan setiap waktu. Sedangkan dalam situasi pasar Taiwan terfokus pada penempatkan upaya-upaya yang lebih giat
ke dalam promosi penjualan dan kualitas pelayanan. Serta mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi dalam inovasi produk, kemitraan pemasaran dan
penciptaan kelompok terintegrasi
7
. Sedangkan, di Indonesia sendiri praktek Bancassurance sudah
diterapkan oleh para pelaku asuransi dan perbankan. Berbagai macam model atau skema yang diterapkan dalam menjual produk asuransi. Dengan tujuan
yang sama yaitu memperluas jangkauan pemasaran agar mendapatkan sebanyak-banyaknya calon peserta asuransi.
Seperti salah satu contohnya adalah PT. BNI Life Insurance BNI Life yang melakukan joint venture dengan PT. Bank Negara Indonesia Persero
Tbk. Produk-produk asuransi yang dimiliki oleh PT. BNI Life Insurance dapat
7
Chiang Ku Fan and Chen-Liang Cheng, An examination of key factors influencing bancassurance
success – Taiwan and mainland China evidence, Department of Risk Management and Insurance, Shih
Chien Universtiy, 70, Ta-Chih Street, Taipei, Taiwan, Republic of China, The Service Industries Journal, Vol. 31, No. 11, August 2011, page 1901
dipasarkan melalui jaringan pemasaran yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk. untuk kemudian dijual kepada calon-calon peserta.
Metode pemasaran dengan pengimplementasian Bancassurance dilakukan dalam rangka pencapian perluasan pangsa pasar untuk peningkatkan tingkat
penjualan produk asuransi. Maka dari itu, dengan uraian latar belakang diatas peneliti bermaksud
meneliti lebih lanjut
dengan mengangkat judul skripsi “Efektivitas Pemasaran Melalui Metode
Bancassurance Terhadap Pertumbuhan Penjualan Produk Asuransi
Studi Pada PT. BNI Life Insurance
”. B.
Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, Peneliti akan meneliti mengenai keefektivitasan dari metode Bancassurance sebagai kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh
PT. BNI Life Insurance dalam rangka memasarkan produk-produk asuransinya yang bekerjasama dengan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Oleh
karena itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Peneliti, maka Peneliti mengidentifikasikan akan ada beberapa masalah yang muncul dilihat dari
berbagai sudut pandang. Pertama, dampak yang ditimbulkan terhadap BNI Life terkait kegiatan pemasaran yang dilakukan melalui metode
Bancassurance. Dan kedua, adalah perkembangan seiring berjalannya waktu pelaksanaan dari kegiatan pemasaran melalui metode Bancassurance oleh
BNI Life dibandingkan dengan metode-metode pemasaran lainnya yang telah dilakukan sebelumnya.
C. Batasan Dan Rumusan Masalah