pembayaran, investasi yang dibutuhkan, produk yang ingin dibuat, dan sebagainya
23
.
b. Perencanaan Strategik
Perencanaan formal memberikan sejumlah manfaat, yakni, mendorong perusahaan memperbaiki kebijakannya dan mempertajam
sasarannya, memungkinkan terkoordinasikannya langkah-langkah perusahaan secara lebih baik, dan menyediakan kinerja baku yang
lebih jelas untuk pengendalian. Dan perencanaan yang baik membantu perusahaan mengantisipasi dan dengan cepat menanggapi perubahan
lingkungan serta
kesiapsiagaan yang
lebih baik
untuk menghadapiperkembangan-perkembangan mendadak. Perencanaan
strategik mengandalkann pada pengembangan suatu misi perusahaan yang jelas, sasaran pendukung, sebuah portfolio bisnis yang sehat, dan
strategi-strategi fungsional yang terkoordinasi
24
.
c. Mendefinisikan Misi Perusahaan
Sebuah organisasi atau perusahaan didirikian adalah untuk mencapai sebuah tujuan, yang dipikul secara bersama-sama dengan
para anggotanya untuk mencapai suatu tujuan yang hendak di capai. Tujuan tersebut tertuang dalam visi dan misi yang di emban oleh
sebuah perusahaan atau organisasi, agar dalam perjalanannya tetap
23
Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, Targeting, dan Positioning, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h.53-54
24
Kotler, Philip Gary Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Ed.6, h.51-52
poada jalur yang dikehendaki secara kolektif. Pernyataan misi merupakan
pernyataan paling
baik ketika
pernyataan itu
mencerminkan visi yang memberikan arah bagi perusahaan. Pernyataan misi yang baik mempunyai lima karakteristik
utama. Pertama, memfokuskan diri pada jumlah tujuan yang terbatas. Kedua, pernyataan misi menekankan kebijakan dan nilai utama
perusahaan. Ketiga, pernyataan misi mendefinisikan bidang kompetitif utama tempat perusahaan akan beroperasi. Karakteristik keempat dari
pernyataan misi adalah bahwa pernyataan misi mengambil pandangtan jangka panjang. Pernyataan misi harus dapat bertahan, pengubahan
pernyataan misi hanya ketika misi tersebut sudah tidak relevan lagi. Terakhir, pernyataan misi yang baik adalah pernyataan misi yang
pendek, mudah diingat dan mempunyai arti
25
. C.
Tinjauan Mengenai Asuransi 1.
Gambaran Umum Mengenai Sejarah Asuransi
Secara bahasa, kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, ‘insurance’,
yang dalam bahasa Indonesia telah menjadi populer dan diadopsi dengan padanan kata
‘pertanggungan’
26
. Sedangkan dalam bahasa lainnya, kata ‘asuransi’ berasal dari bahasa Belanda ‘assurantie’ yang dalam hukum
Belanda disebut verzekering bermakna ‘pertanggungan’. Dari peristilahan
25
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, h.43-45
26
Ningrum, Ririn Tri Puspita, ASURANSI SYARIAH Analisa Historis Prinsip-prinsip Asuransi Syari’ah Perspektif Manhaj Al-Kully, El-Wasathiya Jurnal Studi Agama, Vol. 1, No. 1, 2013, h.50
assurantie, kemudian muncul istilah assuradeur bagi ‘penanggung’ dan
greassureerde bagi’ tertanggung’. Dalam bahasa Inggris asuransi
diistilahkan dengan insurance , ‘penanggung’ diistilahkan dengan insurer
dan ‘tertanggung’ diistilahkan dengan insured
27
. Secara konsep, asuransi telah dipraktekkan sejak lama oleh manusia, khususnya dalam aspek
perdagangan. Hal ini disebabkan karena dalam wilayah perdagangan memuat
ketidakpastian dalam berbagai hal. Yang pada akhirnya dapat membuat kerugian bagi manusia atau kelompok manusia yang berkecimpung
didalamnya. Sejarah panjang asuransi merupakan usaha manusia untuk saling membantu menanggulangi risiko antara satu dengan lainnya.
Sebuah usaha bersama agar tetap menjaga stabilitas keadaan yang ada. Adapun diketahui bahwasannya sejarah asuransi tertua dapat ditelusuri
sampai sekitar 4.000 tahun silam dalam bentuk upaya para pemilik kapal atau para pedagang bangsa Babylonia yang hidup di antara sungai Euphrat
dan Tigris untuk melindungi usaha mereka terhadap ketidakpastian. Dengan cara bahwa mereka dapat meminjam uang dari pedagang lain
yang bertindak sebagai kreditur dengan menggunakan kapalnya atau barang dagangan sebagai sebuah jaminan. Pemilik kapal atau pedagang
27
Puspitasari, Novi, SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ASURANSI ISLAM SERTA PERBEDAANNYA DENGAN ASURANSI KONVENSIONAL, Jurnal Ekonomi Akuntansi dan
Manajemen, Vol. X, No. 12011, h.36
akan membayar utangnya setelah kapal selamat sampai tujuan beserta sejumlah tambahan biaya kepada kreditur yng bertindak sebagai
penanggung risiko. Peminjam dibebaskan dari utangnya apabila kapal atau barang dagangan tidak selamat samapai di tujuan.
Di sisi lain, pada masa pemerintahan Alexander The Great di Yunani, sebagai upaya untuk mengumpulkan dana, pemerintah memberikan
jaminan untuk menangkap setiap budak yang melarikan diri atau memberikan penggantian atas harga beli budak yang hilang dengan
imbalan pembayaran sejumlah uang. Perjanjian pemberian manfaat tersebut pada dasarnya sama dengan perjanjian asuransi umum dan
imbalan uang yang dibayar oleh peserta dapat disebut premi
28
. 2.
Konsep Asuransi
Dalam asuransi dikenal adanya Tertanggung dan Penanggung. Tertanggung adalah konsumenpeserta asuransi yang segala risiko atas
perjanjiannya dilindungi oleh Penanggung. Penanggung disini ialah perusahaan asuransi yang menjadi pelindung bagi para peserta asuransinya
dari segala bentuk risiko. Asuransi merupakan suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-
kerugian kecil sedikit yang sudah pasti sebagai pengganti subtitusi kerugian-kerugian besar yang belum pasti. Orang bersedia membayar
kerugian yang sedikit untuk masa sekarang, agar bisa menghadapi
28
Ganie, A. Junaidi, Hukum Asuransi Indonesia, h.31-32
kerugian-kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu mendatang. Dapat diartikan bahwa segala kerugian yang mungkin terjadi pada masa
yang akan datang, di transfer atau dipindahkan shift kepada perusahaan asuransi
29
. Dalam asuransi tidak dikenal istilah menang dan kalah layaknya dalam
sebuah perjudian. Munculnya pemikiran untuk menyandingkan asuransi dengan perjudian bisa dikatakan hal yang wajar karena asuransi
menanggung hal-hal yang tidak pasti terjadi, namun perkiraan-perkiraan untuk sebuah kejadian buruk sudah diprediksi melalui pembayaran premi.
Namun dalam asuransi lebih mengenal pada aspek kerugian. Tertanggung membayar premi sebagai biaya dan bila terjadi klaim akan menerima ganti
rugisantunan sebesar kerugian yang diderita. Apabila tidak terjadi klaim berarti tidak ada kerugian, karena harta
benda yang dipertanggungkan tetap ada dan menjadi miliknya. Di asuransi juga terdapat kontrak atau perjanjian asuarnsi, dimana kontrak asuransi
dibuat atas dasar prinsip saling percaya dan itikad baik antara Tertanggung dan Penanggung utmost good faith principles. Kontrak atau perjanjian
asuransi itu disebut polis yang menjadi perikatan antara kedua belah pihak. Isi dari polis itu sendiri mencakup :
a. Luas jaminan pertanggungan.
b. Hal-hal atau risiko yang tidak dijamin atau dikecualikan.
29
Salim, Abbas, Asuransi Manajemen Risiko, Ed.2, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.1
c. Persyaratan umum dan persyaratan khusus
30
. D.
Tinjauan Mengenai Bancassurance 1.
Gambaran Umum Mengenai Sejarah Bancassurance
Aktifitas Bancassurance pertama yang tercatat adalah pada tahun 1860, ketika CGER sebuah bank tabungan dari Belgia mulai menjual
produk asuransi hipotek-linked. Bancassurance sebagai istilah pertama kali muncul di Perancis pada tahun 1980, untuk menentukan penjualan
produk asuransi melalui saluran distribusi bank. Ini adalah pengaturan dimana cabang-cabang dari bank mendistribusikan produk asuransi atau
Cabang dari bank mendistribusikan produk yang dikembangkan oleh perusahaan asuransi. Bentuk dari konglomerasi keuangan ini telah
berkembang pesat sejak tahun 1980-an ketika margin bunga pinjaman menurun terus dan bank mulai menggali sumber-sumber pendapatan baru.
Seperti dari awal 1990-an, Bancassurance telah menjadi saluran distribusi utama di banyak pasar asuransi. Eropa adalah pusat dari praktek
Bancassurance. Ini telah menjadi model yang sukses di negara-negara Eropa dengan kontribusi 35 dari pendapatan premi di pasar asuransi
jiwa Eropa. Lalu memberikan kontribusi lebih dari 65 pada pendapatan premi
asuransi di Spanyol 60, di Perancis 50, di Belgia dan Italia
31
.
30
Sendra, Ketut, Klaim Asuransi: Gampang, Jakarta: BMAI dan Penerbit PPM, 2009, h. 4-6
Sedangkan di Asia sendiri, khususnya negara-negra Asia Timur yaitu di Korea Selatan dan Taiwan, Bancassurance dikenal sebagai cross-selling
produk asuransi ke pelanggan bank. Meskipun pola Bancassurance terlambat masuk ke negara-negara ini, kemunculan Bancassurance
menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam dekade terakhir, terutama yang dipimpin oleh Korea digabungkan dengan kinerja penjualan
yang tinggi di Taiwan. Pada tahun 2008 pasar Bancassurance Korea tumbuh dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 16 dari tahun 2005. Di Taiwan, pasar Bancassurance meraih 69 dari usaha perasuransian. Tren ini telah
mengakibatkan dampak yang signifikan pada negara-negara Asia Timur. Negara-negara ini tidak hanya telah menjadi pemain utama di Timur Asia,
akan tetapi mereka juga diharapkan untuk bermain dalam peran utama di ekonomi global dan pasar keuangan
32
. Sedangkan, keberadaan Bancassurance sebagai praktek ekonomi yang
diperankan oleh bank dan perusahaan asuransi sesungguhnya belum lama hadir di Indonesia. Praktek Bancassurance ini mulai diperkenalkan pada
pertengahan tahun 1990-an. Pada awalnya hanya bank dan perusahaan asuransi tertentu yang menerapkan penjualan berbasis Bancassurance.
31
Ghimire, Rabindra, Bancassurance: A Tool of Integrating Insurance and Banking Industries, Mirmire Monthly, Year 42, issue 3, Vol. 322, 2013, page 2
32
Jung Kee Hong and You-il Lee, Bancassurance in East Asia: Cultural impact on customers’ cross-
buying behavior, Journal of Financial Services Marketing, Vol. 19, No. 3, 2014, page 234-235
Belum banyak yang mengenal mengenai Bancassurance karena memang pengimplementasiannya pada saat itu masih sangat jarang. Namu, sejalan
dengan perkembangan masyararakat Indonesia dari waktu ke waktu maka dewasa ini telah banyak bank dan asruansi di Indonesia yang menawarkan
produk bersama berupa Bancassurance
33
. Kehadiran Bancassurance di beberapa bank dengan hasil kerjasama
dengan perusahaan asurnsi merupakan respon dari kebutuhan ataupun permintaan masyarakat akan jasa asuransi dengan keterbatasan akses dan
waktu.
2. Konsep Bancassurance