2.1.12 Rasio Keuangan
Rasio menurut Riyanto 2001 : 329 adalah ukuran yang sering digunakan dalam analisis finansial. Penganalisa finansial adalah
mengadakan analisis rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua cara perbandingan, yaitu sebagai berikut.
1 Membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio diwaktu yang lain
rasio historis atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk yang
akan datang di perusahaan yang sama.
2 Membandingkan rasio-rasio disuatu perusahaan dengan rasio-rasio
sejenisnya dari perusahaan lain yang sejenis atau rasio industri untuk waktu
yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industry
akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek
finansial tertentu berada di atas rata-rata industri above average.
Rasio-rasio dikelompokkan ke dalam kelompok dasar, yaitu likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas. Dari rasio-rasio tersebut selanjutnya
penggunaan rasio yang akan dibatasi hanya pada rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
1 Rasio Likuiditas Menurut Sawir 2001 : 8 rasio likuiditas adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. Semakin tinggi
likuiditas berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
Universitas Sumatera Utara
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Uang tunai merupakan
likuiditas yang paling tinggi karena diterima semua orang dan dapat
ditukar dengan sesuatu dimana saja. Dimana ratio likuiditas mengukur
kecepatan sebuah investasi aset atau ditukar menjadi suatu nilai. Ratio
ini terdiri dari : 1 Current Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar.
2 Quick Ratio, yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi aktiva lancar yang lebih likuid.
3 Cash Ratio, yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang lancarnya
dengan kas atau yang setara dengan kas. 2 Ratio Aktvitas
Sawir 2001 : 14 menyatakan bahwa rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua sumber daya yang ada
pada perusahaannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan
antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-
rasio aktivitas yang umumnya digunakan adalah perputaran persediaan,
periode penagihan rata-rata, perputaran modal kerja, perputaran aktiva
tetap, dan rasio perputaran total aktiva. Untuk mengukur efektivitas
penggunaan modal kerja dapat diukur dengan tingkat perputaran modal
kerta serta tingkat perputaran masing-masing komponen dalam modal
kerja tersebut. Untuk selanjutnya rasio aktivitas yang akan digunakan
Universitas Sumatera Utara
untuk mengukur tingkat efektivitas penggunaan modal kerja adalah
sebagai berikut : 1 Ratio Perputaran Kas
Menurut Riyanto 2001 : 95 makin tinggi tingkat perputaran kas maka makin baik, karena ini berarti semakin tinggi efisiensi
penggunaan kasnya. Tingkat perputaran kas dapat dihitung dengan membandingkan antara penjualan bersih dengan kas rata-rata.
Penjualan Bersih Perputaran Kas =
Rata-rata kas
2 Ratio Perputaran Piutang Menurut Riyanto 2001 : 91 piutang sebagai elemen dari modal
kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung pada syarat
pembayarannya. Semakin tinggi perputaran piutang maka semakin kecil jumlah modal yang terikat dalam piutang sehingga dapat
mengurangi biaya modal dan akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan
membandingkan penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
Penjualan Kredit Perputaran Piutang =
Rata- rata Piutang
Universitas Sumatera Utara
3 Ratio Perputaran Persediaan Menurut Sawir 2001 : 15 menyatakan bahwa rasio perputaran
persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti
semakin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan sehingga untuk memenuhi penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang
lebih baik. Jadi untuk memenuhi penjualan tertentu dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil. Tingkat perputaran persediaan dapat
dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata.
Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan =
Rata-rata Persediaan
4 Rasio Profitabilitas Menurut Sawir 2001 : 17 profitabilitas merupakan hasil akhir
bersih berbagai kebijakan dan keputusan manajemen. Rasio profitabilitas akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas
manajemen perusahaan. Rasio profitabilitas yang memberikan gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dapat
dianalisa dengan margin laba kotor gross profit margin, rentabilitas ekonomis basic earning power, margin laba bersih net profit
margin, hasil pengembalian atas investasi return on investment,
Universitas Sumatera Utara
dan pengembalian atas modal return on equity. Rasio-rasio profitabilitas terdiri dari :
a Gross Profit Margin, yaitu laba bruto yang diperoleh perusahaan dari penjualan.
Penjualan - HPP Gross Profit Margin =
Penjualan b
Basic Earning Power, yaitu laba operasi sebelum bunga dan pajak yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan.
Laba Operasi x 100 Basic Earning Power =
Total Aktiva
c Net Profit Margin, yaitu keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan dari setiap rupiah penjualan.
Laba setelah Pajak Net Profit Margin =
Penjualan
d Return On Investment, yaitu kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor.
Laba Setelah Pajak X 100 Return On Investment =
Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
e Return On Equity, yaitu kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
Laba setelah Pajak Return On Equity =
Modal Sendiri
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang akan digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah Return On
Investment ROI, yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam periode tertentu.
5 Rasio Perputaran Modal Kerja Working Capital Turnover Perputaran modal kerja adalah kemampuan modal kerja berputar
dalam suatu periode siklus kas dan perusahaan, yang diukur dengan
Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja =
Modal Kerja Rata-rata
2.1.13 Hubungan Jumlah Modal Kerja Terhadap Profitabilitas